Makalah Anemia II
Upaya pencegahan anemia heart disease (Lewis, 2010) : Mengonsumsi makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewani maupun nabati. Sumber hewani contohnya daging, hati, ikan dan unggas. Sedangkan sumber nabati dapat diperoleh dari sayuran
Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan anemia
heart disease (Lewis, 2010) :
1Mengonsumsi makanan sumber zat besi, baik dari sumber hewani maupun nabati.
Sumber hewani contohnya daging, hati, ikan dan unggas. Sedangkan sumber nabati
dapat diperoleh dari sayuran hijau.
2Mengonsumsi suplemen zat besi
3Olahraga.
4Tidur yang cukup.
5 Mengurangi konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti
kopi dan teh.
Terapi/pengobatan
Terapi
terhadap anemia defisiensi besi adalah (Lewis, 2010) :
- Terapi kausal: terapi
terhadap penyebab perdarahan.
2.
Terapi Oksigen
Kompensasi berkurangnya pengangkut
oksigen dan membantu mengurangi kerja jantung
- Pemberian preparat besi
untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh (iron replacement therapy):
1) Terapi besi oral.
Merupakan pilihan utama karena efektif,
murah, dan aman. Preparat yang utama adalah ferrous sulphat. Diberikan 3
sampai 6 bulan, setelah kadar hemoglobin normal untuk mengisi cadangan besi
tubuh. Dosis pemeliharaan adalah 100-200 mg. Jika tidak diberikan dosis
pemeliharaan, maka anemia sering kambuh kembali. Dianjurkan pemberian diet yang
banyak mengandung hati dan daging.
2) Terapi besi parenteral
Sangat efektif tetapi lebih berisiko dan
mahal. Karena itu terapi besi parenteral hanya diberikan untuk indikasi
tertentu seperti :
1) intoleransi terhadap besi oral
2) kepatuhan pada obat rendah
3) gangguan pencernaan
4) penyerapan besi terganggu
5) kehilangan darah yang banyak
6) kebutuhan besi besar dalam
waktu pendek
7) defisiensi besi fungsional relatif akibat pemberian eritropoietin pada
anemia gagal ginjal kronik atau anemia akibat penyakit kronik.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
terhadap penderita anemia heart disease (Lewis, 2010) :
Transfusi Darah
Terutama
pada kehilangan darah akut (Hb < 6gr/dl) atau yang tidak respon terhadap
pengobatan lain. Pemberian jangka
panjang berisiko tinggi kelebihan zat besi (kardiomiopati, perikarditis,
aritmia, GJK, insufisiensi tiroid, malfungsi pankreas dan endokrin, fibrosis
hepar, perubahan warna kulit)
Penatalaksanaan Diet
1.
Sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama protein
hewani (tempe, tahu dll).
2.
Sayuran tinggi Fe (bayam, daun kelor dll) serta Vitamin C (tomat, jeruk,
dll): diberikan 3×1000 mg/hari untuk meningkatkan absorpsi besi.
Pasien dengan riwayat hipertensi sebaiknya mengurangi
penggunaan garam dapur dalam pengolahan makanan.
Bacaan:
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Behrman,
Richard E. 2009. Ilmu Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, bagian 1.
Black,
J. M., Hawks, J. H. & Keene, A. M. (2010).
Medical surgical nursing: Clinical management for positive outcome (6th ed.).
Philadelphia: WB Saunders Company.
Lewis,
S. M., Heikemper, M. M.. & Dirksen, S.R. (2010).
Medical surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (6th
Ed). Missouri: Mosby Inc.
McCance,
K. L. & Huether, S. E. (2012). Pathophysiology:
The biologic basic for disease in adults & children (4th ed.). Missouri:
Mosby Inc.
Rosnelly, dkk. 2008.
Buku pedoman Praktis Doagnosa Gizi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Malang
: Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar
Suriadi,
SKp & Rita Yuliani SKp. 2010. Asuhan Gizi pada DM Type II.
Penerbit CV. Sagung Seto.
Woods,
S. L., Froelicher, E. S. S. & Motzer, S. U. (2012).
Cardiac nursing (4th ed.). Philadelphia: Lippincott.
0 comments:
Post a Comment