Laporan Keasaman Tanah
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Kemasaman tanah adalah sifat tanah
yang perlu diketahui, karena menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan
unsur hara dan juga hubungan antara pH dengan sifat-sifat tanah. Skala pH
mencangkup dari nilai 0 sampai dengan 14.
Untuk nilai 7 pH tersebut dikatakan netral, nilai dibawah 7 dikatakan
asam dan basa bila nilai diatas 7. Ditinjau dari kondisi tanah pH tertentu
cenderung dikaitkan dan dihubungkan, tanah dengan pH 8 dan diatasnya biasanya
didominasi oleh hidrolisa karbonat dan mereka dikembangkan dari bahan induk
yang dikapur (Hanafiah, 2010).
Pentingnya
pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman.
Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH tersebut kebanyakan
unsur hara larut dalam air. Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau
alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan bahwa banyaknya
konsentrasi ion hidrogen (H+) didalam tanah. Makin tinggi kadar ion
H+ didalam tanah maka semakin masam tanah tersebut sedangkan jika
didalam tanah ditemukan ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik
dengan banyaknya H+ maka tanah tersebut tergolong alkalis(Hanafiah, 2010).
Umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar
tanaman pada keadaan pH netral karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara dapat larut dalam air. Mengingat besarnya pengaruh pH terhadap
pertumbuhan tanaman, maka para ahli melakukan penyelidikan guna memperoleh
pengetahuan tentang pH dan bagaimana cara yang dapat dilakukan bila mengetahui
keadaan suatu pH di lapangan yang cocok untuk keperluan budidaya tanaman.Seperangkat faktor kimia tertentu menentukan pH yang terukur pada tanah.
Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting
yang dapat digunakan untuk mendiagnosis masalah pertumbuhan tanaman. Misalnya,
daun yang berwarna hijau pucat pada tanaman yang sakit dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Apabila pH tanahnya serendah 5,5 atau kurang, maka penyakit
tanaman itu mungkin tidak disebabkan oleh defisiensi besi, karena senyawa-senyawa besi mudah larut dalam keadaan asam(Hakim,
1986).
Berdasarkan
uraian diatas maka perlu dilakukan pengamatan kemasaman tanah dan uuntuk mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah
dan tingkat pH yang baik dalam tanah.
1.2
Tujuan dan
kegunaan
Tujuan dari
pengamatan kemasaman tanah adalah
untuk memahami bagaimana pengukuran pH tanah dilakukan, memahami pentingnya pH
tanah sebagai indikator sifat kimia tanah yang berbeda, pentujuk perbedaan
horizon pada suatu tanah, dan sebagai bahan diskusi terkait sifat-sifat tanah
yang indikatif. Kegunaan dari pengamatan kemasaman tanah adalah agar mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang
cara mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik dalam tanah untuk usaha
pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keasaman Tanah
Keasaman atau kealkalian atau pH
tanah adalah log kepekatan ion-ion H+ dalam larutan sistem
tanah. Kepekatan ion-ion dalam larutan sistem tanah ini berkesetimbangan dengan
OH- tidak terdisosiasi senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut
yang ada dalam sistem jadi pH tanah menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi,
di tambah H+ terdisosiasi dalam tanah (Poerwidodo, 1992).
Kemasaman
berpengaruh pada ketersediaanya atau tidak tersedianya hara tanaman.
Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas
ion hidrogen di dalam larutan air tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi
keasaman tanah. Hara adalah log dari harga kebalikan ion hidrogen. Pengendalian
keasaman tanah adalah ion ion H+ dan Al3+ yang berada di
dalam larutan sistem tanah dan kompleks serapan. Kedua bidang ini mengendalikan
kemasaman tanah dengan cara yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan sumber
dan watak muatan yang menyerap ion-ion itu (Hakim, 1986).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih
besar dari 7 basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H+
sama besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis
sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah.
Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti pertumbuhan
tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat
mengganggu proses biologi (Pairunan,
1985).
2.2 PerananKeasaman Tanah
SebagaiIndikatorSifat Kimia Tanah
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan
pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh
langsung berupa ion Hidrogen (H+) sedangkan pengaruh tidak langsung
yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun.
Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5-10 atau lebih. Sebaliknya
untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan
pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim, rendah, atau
tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan
suatu tanaman (Hakim, 1986).
pH
tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen. Makin tinggi kadar
ion didalam tanah, semakin masam tanah tersebut.Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit
antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.
Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya
semakin rendah. Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda
walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi
mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama.Kemasaman
tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat hubungan pH
dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan
semua pembentukan serta sifat-sifat tanah (Pairunan, 1985).
Kemasaman tanah merupakan salah satu
sifat yang penting. Sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan
antara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah
ditentukan oleh : 1. Pencampuran satu bagian tanah dengan dua bagian air suling
(bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2. Campurkanlah mereka
untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan, dan kemudian,
3. Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat beberapa komponen dalam tanah yang
mempengaruhi konsentrasi H+ larutan tanah. Keadaan dipersukar oleh
bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian ini dimulai
dengan suatu pH tertentu dan faktor – faktor yang mengendalikan pH pada
sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4 – 10, pH kurang dari 4, biasanya
dikaitkan dengan hadirnya asam kuat seperti asam sulfat(Foth, 1999).
Komponen
kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya
dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah banyak menjelaskan
tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-masalah ketersediaan unsur
hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan dengan masalah tersebut di
atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat dari tanah, reaksi tanah,
dan pengelolaannya (Foth, 1994).
2.3 PengukuranKeasaman
Tanah
MenurutSutedjo, (2002), Pengukuran nilai pH diperlukan untuk
menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau bernilai pH
rendah (di bawah 6,5). Pengukuran dapat dilakukan dengan berberapa cara, yaitu
mengunakan kertas lakmus, pH tester dan pH meter. Pengukuran bisa secara
diagonal maupun zigzag asal sudah mewakili. Tentukan beberapa titik sampel yang
akan diukur pH-nya secara acak, setelah itu dilakukan pengukuran lalu dihitung
rata-ratanya.
1.
Kertas Lakmus
Siapkan
wadah berisi air secukupnya, ambil sampel tanah yang akan diukur pH-nya. Kocok
hingga bercampur rata. Ambil lapisan atas campuran tersebut dan pindahkan ke
wadah yang baru. Pengambilan bisa menggunakan pipet tetes atau jarum suntik.
Masukkan kertas lakmus ke dalam wadah terakhir. Kemudian cocokkan warna kertas
lakmus dengan warna standar yang menunjukkan angka keasaman tanah (nilai pH).
Jika kertas lakmus berwarna biru berarti tanah bersifat basa, sedangkan kertas
lakmus berwarna merah berarti tanah bersifat asam.
2.
pH Meter
Tentukan
beberapa titik sampel secara acak, misal 10 atau 20 titik tergantung luas lahan
yang akan diukur. Basahi permukaan tanah yang akan diukur pH-nya sampai jenuh
(kapasitas lapang). Tancapkan pH meter, tunggu beberapa saat. Jarum akan
bergerak perlahan sampai akhirnya berhenti (stabil). Angka pada kondisi ini
merupakan nilai pH. Lakukan untuk semua titik sampel, kemudian ambil
rata-ratanya.
3.
pH Tester
Alat pH tester terdiri dari 1 botol
kecil cairan kimia penguji tingkat keasaman, cawan porselen tempat pengujian,
dan kartu pengamatan perbandingan skala pH dengan warna indikator. Cara
menentukan nilai pH menggunaakn pH tester hampir sama dengan menggunakan kertas
lakmus. Hanya saja cairan tanah yang bening dipisahkan dari tanah, kemudian
diteteskan pada cawan porselen. Pada cairan tanah tersebut ditambahkan 2 tetes
cairan kimia dan diaduk rata. Tunggu beberapa saat lalu amati warnanya.
Cocokkan warna yang ditimbulkan dengan kartu pengamatan perbandingan skala pH.
III.
METODOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu
Pengamatan
kemasaman tanah dilaksanakan di ………………...
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah pH meter, Kertas Lakmus, Timbangan, Gelas
silinder, dan Silinder pengukum volume. Sedangkan bahan-bahan yang perlu
disediakan yaitu sampel tanah terganggu dari lapisan II dan air suling (air
terdemineralisasi).
3.3
Prosedur
Kerja
Dalam
prosedur kerja pengamatan ada 2 macam cara yaitu :
3.3.1 Prosedur Kerja dengan pH Meter
Adapun
langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengamati kemasaman tanah dengan
pH meter adalah sebagai berikut :
1.
Menyiapkan tanah kering
udara sebanyak 5 gr (menimbang menggunakan timbangan digital)
2.
Memasukkan 5 gr tanah
kering udara ke dalam gelas vial yang telah disiapkan dan memberi label
3.
Menambahkan 12,5 ml air
suling (pH 7) ke dalam vial. Sehingga perbandingan antara tanah dan air dalam
suspensi tanah adalah 1: 2,5
4.
Mengocok tanah yang
bersangkutan yang telahditutuppadagelas
vial selama selama sekitar duapuluh menit sampai tanah
hancur dan terbentuk suspensi tanah yang homogen
5.
Membilas probe
(elektroda) dari pH meter yang tersedia dengan air suling, lalu memasukkan ke
dalam suspense tanah yang ada di dalam vial
6.
Melakukan pembacaan
pada pH meter
7.
Mencatat nilai
bacaannya
8.
Mengeluarkan elektroda,
lalu bilas dengan air
3.3.2 Prosedur Kerja dengan Kertas Lakmus
Adapun langkah-langkah yang haru di
perhatikan dalam mengamati kemasaman tanah dengan kertas lakmus adalah sebagai
sebagai berikut :
1.
Mencelupkan kertas
lakmus dari ujung bawahnya
2.
Membaca perubahan
warna, lalu mencocokkan dengan warna standar untuk kisaran pH
3.
Mencatat nilai pH yang
terbaca pada kertas lakmus.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Nilai
I 5
II 5
1.2
Pembahasan
Pada
tanah yang diukur mengunakan Ph
indikator hasil dari lapisan I yaitu 5,
lapisdan II yaitu 5 dan lapisan III 5. Hal ini makin tinggi kadar
ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Didalam tanah
selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH- lebih tinggi dari pada banyaknya H+
yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada
tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH-
sedangkan pada tanah alkalis kandungan
OH- lebih banyak dari
pada H+. jadi, yang paling akurat digunakan adalah pH meter karena
di pH meter terdapat kejelasan angka sedangkan pada pH indikator menggunakannya hrus membuat air terlihat
sangat keruh baru bisa ditentukan atau terlihat jelas kandungan pHnya
(Hardjowigeno, 2003).
Penyebab reaksi tanah berbeda-beda yaitu tanah-tanah yang
terus menrus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang rendah.Setiap
tanaman memerlukan jumlah hara dalam komposisi yang berbeda-beda, pengetahuan
tentang pengaruh pH terhadap pola ketersedian hara tanah dapat digunakan
sebagai acuan dalam pemilihan tanaman yang sesuai pada suatu jenis
tanah.Melalui berbagai penelitian telah diketahui bahwa tanaman tertentu
mempunyai kisaran pH ideal tertentu pula.Pentingnya pH tanah adalah menentukan
mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukan kemungkinan adanya
unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme dimana
mikroorganisme sangat membantu pertumbuhan tanaman dalam pembentukan unsur
hara (Hardjowigeno, 2003).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengukuran pH tanah
dilakukan dengan menggunakan pH indikator. Pengukuran pH sangat penting
karena merupakan sifat kimia tanah yang
dapat mempengaruhi mikroorganisme didalam tanah.
5.2.
Saran
Pada
keasaman tanah yaitu dalam pengelohan lahan perlu diketahui kandungan pH
tanah tersebut, karena pertumbuhan suatu tanaman bergantung pada bagaimana
kesuburan tanahnya yang juga sangat bergantung pada kandungan pH tanahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.
1999. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Foth, H.D. 1994.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadja Mada University Press.
Hanafiah, Kemas Ali.2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:PT.Rajagra
Findo
Persada
Hakim, N.dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bandung: ITB.
Hardjowigeno,
S.2003. Ilmu Tanah. Jakarta : Penerbit Akademika Pressindo
Pairunan, A.K.
1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Negeri Bagian Timur.
Poerwidodo. Dasar-dasar
Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali
Persada
Sutedjo, Mul Mulyani.2002.Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Rineka
Cipta
Tan, Kim. H. 1992.Dasar-Dasar
Kimia Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
0 comments:
Post a Comment