Popular Posts

Wednesday, May 18, 2016

Laporan Keasaman Tanah

I.       PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, karena menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungan antara pH dengan sifat-sifat tanah. Skala pH mencangkup dari nilai 0 sampai dengan 14.  Untuk nilai 7 pH tersebut dikatakan netral, nilai dibawah 7 dikatakan asam dan basa bila nilai diatas 7. Ditinjau dari kondisi tanah pH tertentu cenderung dikaitkan dan dihubungkan, tanah dengan pH 8 dan diatasnya biasanya didominasi oleh hidrolisa karbonat dan mereka dikembangkan dari bahan induk yang dikapur (Hanafiah, 2010).
Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan bahwa banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) didalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah maka semakin masam tanah tersebut sedangkan jika didalam tanah ditemukan ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+ maka tanah tersebut tergolong alkalis(Hanafiah, 2010).
Umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada keadaan pH netral karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara dapat larut dalam air.  Mengingat besarnya pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman, maka para ahli melakukan penyelidikan guna memperoleh pengetahuan tentang pH dan bagaimana cara yang dapat dilakukan bila mengetahui keadaan suatu pH di lapangan yang cocok untuk keperluan budidaya tanaman.Seperangkat faktor kimia tertentu menentukan pH yang terukur pada tanah. Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosis masalah pertumbuhan tanaman. Misalnya, daun yang berwarna hijau pucat pada tanaman yang sakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Apabila pH tanahnya serendah 5,5 atau kurang, maka penyakit tanaman itu mungkin tidak disebabkan oleh defisiensi besi, karena senyawa-senyawa besi mudah larut dalam keadaan asam(Hakim, 1986).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pengamatan kemasaman tanah dan uuntuk mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik dalam tanah.
1.2     Tujuan  dan  kegunaan
Tujuan  dari  pengamatan  kemasaman tanah adalah untuk memahami bagaimana pengukuran pH tanah dilakukan, memahami pentingnya pH tanah sebagai indikator sifat kimia tanah yang berbeda, pentujuk perbedaan horizon pada suatu tanah, dan sebagai bahan diskusi terkait sifat-sifat tanah yang indikatif. Kegunaan dari pengamatan kemasaman tanah adalah agar mahasiswa  dapat mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik dalam tanah untuk usaha pertanian.





















II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keasaman Tanah
Keasaman atau kealkalian atau pH tanah adalah log  kepekatan ion-ion H+ dalam larutan sistem tanah. Kepekatan ion-ion dalam larutan sistem tanah ini berkesetimbangan dengan OH- tidak terdisosiasi senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada dalam sistem jadi pH tanah menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi, di tambah H+ terdisosiasi dalam tanah (Poerwidodo, 1992).
Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya  atau tidak tersedianya hara tanaman. Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas ion hidrogen di dalam larutan air tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Hara adalah log dari harga kebalikan ion hidrogen. Pengendalian keasaman tanah adalah ion ion H+ dan Al3+ yang berada di dalam larutan sistem tanah dan kompleks serapan. Kedua bidang ini mengendalikan kemasaman tanah dengan cara yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan sumber dan watak muatan yang menyerap ion-ion itu (Hakim, 1986).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih besar dari 7 basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H+ sama besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologi (Pairunan, 1985).
2.2 PerananKeasaman Tanah SebagaiIndikatorSifat Kimia Tanah
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion Hidrogen (H+) sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara  tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5-10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim, rendah, atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim, 1986).
pH tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen. Makin tinggi kadar ion didalam tanah, semakin masam tanah tersebut.Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.  Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah.  Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama.Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah (Pairunan, 1985).
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh : 1. Pencampuran satu bagian tanah dengan dua bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2. Campurkanlah mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan, dan kemudian, 3. Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat beberapa komponen dalam tanah yang mempengaruhi konsentrasi H+ larutan tanah. Keadaan dipersukar oleh bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan faktor – faktor yang mengendalikan pH pada sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4 – 10, pH kurang dari 4, biasanya dikaitkan dengan hadirnya asam kuat seperti asam sulfat(Foth, 1999).
Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah banyak menjelaskan tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan dengan masalah tersebut di atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat dari tanah, reaksi tanah, dan pengelolaannya (Foth, 1994). 

2.3 PengukuranKeasaman Tanah
MenurutSutedjo, (2002), Pengukuran nilai pH diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau bernilai pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran dapat dilakukan dengan berberapa cara, yaitu mengunakan kertas lakmus, pH tester dan pH meter. Pengukuran bisa secara diagonal maupun zigzag asal sudah mewakili. Tentukan beberapa titik sampel yang akan diukur pH-nya secara acak, setelah itu dilakukan pengukuran lalu dihitung rata-ratanya.
1.      Kertas Lakmus
Siapkan wadah berisi air secukupnya, ambil sampel tanah yang akan diukur pH-nya. Kocok hingga bercampur rata. Ambil lapisan atas campuran tersebut dan pindahkan ke wadah yang baru. Pengambilan bisa menggunakan pipet tetes atau jarum suntik. Masukkan kertas lakmus ke dalam wadah terakhir. Kemudian cocokkan warna kertas lakmus dengan warna standar yang menunjukkan angka keasaman tanah (nilai pH). Jika kertas lakmus berwarna biru berarti tanah bersifat basa, sedangkan kertas lakmus berwarna merah berarti tanah bersifat asam.
2.      pH Meter
Tentukan beberapa titik sampel secara acak, misal 10 atau 20 titik tergantung luas lahan yang akan diukur. Basahi permukaan tanah yang akan diukur pH-nya sampai jenuh (kapasitas lapang). Tancapkan pH meter, tunggu beberapa saat. Jarum akan bergerak perlahan sampai akhirnya berhenti (stabil). Angka pada kondisi ini merupakan nilai pH. Lakukan untuk semua titik sampel, kemudian ambil rata-ratanya.
3.      pH Tester
Alat pH tester terdiri dari 1 botol kecil cairan kimia penguji tingkat keasaman, cawan porselen tempat pengujian, dan kartu pengamatan perbandingan skala pH dengan warna indikator. Cara menentukan nilai pH menggunaakn pH tester hampir sama dengan menggunakan kertas lakmus. Hanya saja cairan tanah yang bening dipisahkan dari tanah, kemudian diteteskan pada cawan porselen. Pada cairan tanah tersebut ditambahkan 2 tetes cairan kimia dan diaduk rata. Tunggu beberapa saat lalu amati warnanya. Cocokkan warna yang ditimbulkan dengan kartu pengamatan perbandingan skala pH.
III.             METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Pengamatan kemasaman tanah dilaksanakan di ………………...
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pH meter, Kertas Lakmus, Timbangan, Gelas silinder, dan Silinder pengukum volume. Sedangkan bahan-bahan yang perlu disediakan yaitu sampel tanah terganggu dari lapisan II dan air suling (air terdemineralisasi).
3.3    Prosedur Kerja
Dalam prosedur kerja pengamatan ada 2 macam cara yaitu :
3.3.1    Prosedur Kerja dengan pH Meter
Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengamati kemasaman tanah dengan pH meter adalah sebagai berikut :
1.        Menyiapkan tanah kering udara sebanyak 5 gr (menimbang menggunakan timbangan digital)
2.        Memasukkan 5 gr tanah kering udara ke dalam gelas vial yang telah disiapkan dan memberi label
3.        Menambahkan 12,5 ml air suling (pH 7) ke dalam vial. Sehingga perbandingan antara tanah dan air dalam suspensi tanah adalah 1: 2,5
4.        Mengocok tanah yang bersangkutan yang telahditutuppadagelas vial selama selama sekitar duapuluh menit sampai tanah hancur dan terbentuk suspensi tanah yang homogen
5.        Membilas probe (elektroda) dari pH meter yang tersedia dengan air suling, lalu memasukkan ke dalam suspense tanah yang ada di dalam vial
6.        Melakukan pembacaan pada pH meter
7.        Mencatat nilai bacaannya
8.        Mengeluarkan elektroda, lalu bilas dengan air
3.3.2 Prosedur Kerja dengan Kertas Lakmus
Adapun langkah-langkah yang haru di perhatikan dalam mengamati kemasaman tanah dengan kertas lakmus adalah sebagai sebagai berikut :
1.        Mencelupkan kertas lakmus dari ujung bawahnya
2.        Membaca perubahan warna, lalu mencocokkan dengan warna standar untuk kisaran pH
3.        Mencatat nilai pH yang terbaca pada kertas lakmus.




















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1         Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel. 5. Pengamatan Nilai reaksi (pH ) tanah
                                                                                                Nilai
Lapangan
                                                                                           PH Indikator
     I                                                                                                5               
     II                                                                                              5   
     III                                                                                                         5

                                                                       
1.2         Pembahasan
Pada tanah yang diukur mengunakan  Ph indikator hasil dari lapisan I yaitu  5, lapisdan II yaitu  5  dan lapisan III 5. Hal ini makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Didalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-  lebih tinggi dari pada banyaknya H+ yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH- sedangkan pada tanah alkalis kandungan  OH-  lebih banyak dari pada H+. jadi, yang paling akurat digunakan adalah pH meter karena di pH meter terdapat kejelasan angka sedangkan pada pH indikator  menggunakannya hrus membuat air terlihat sangat keruh baru bisa ditentukan atau terlihat jelas kandungan pHnya (Hardjowigeno, 2003).
          Penyebab reaksi tanah berbeda-beda yaitu tanah-tanah yang terus menrus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang rendah.Setiap tanaman memerlukan jumlah hara dalam komposisi yang berbeda-beda, pengetahuan tentang pengaruh pH terhadap pola ketersedian hara tanah dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan tanaman yang sesuai pada suatu jenis tanah.Melalui berbagai penelitian telah diketahui bahwa tanaman tertentu mempunyai kisaran pH ideal tertentu pula.Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme dimana mikroorganisme sangat membantu pertumbuhan tanaman dalam pembentukan unsur hara   (Hardjowigeno, 2003).





























V.       PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan pH indikator. Pengukuran pH sangat penting karena  merupakan sifat kimia tanah yang dapat mempengaruhi mikroorganisme didalam tanah.
5.2. Saran
Pada keasaman tanah yaitu dalam pengelohan lahan perlu diketahui kandungan pH tanah tersebut, karena pertumbuhan suatu tanaman bergantung pada bagaimana kesuburan tanahnya yang juga sangat bergantung pada kandungan pH tanahnya.



















DAFTAR  PUSTAKA
Foth, H.  1999.  Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.  
Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadja Mada University Press.
Hanafiah, Kemas Ali.2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:PT.Rajagra Findo                
Persada
Hakim, N.dkk.  1986.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bandung:  ITB. 
Hardjowigeno, S.2003. Ilmu Tanah. Jakarta : Penerbit Akademika Pressindo
Pairunan, A.K. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur.
Poerwidodo. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:  Rajawali Persada
Sutedjo, Mul Mulyani.2002.Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Tan, Kim. H. 1992.Dasar-Dasar Kimia Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 









0 comments:

Post a Comment