Popular Posts

Monday, April 25, 2016

Laporan Populasi, Komunitas, dan Ekosistem

LAPORAN POPULASI, KOMUNITAS, DAN EKOSISTEM

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 latar belakang
            Dalam tingkat kehidupan mahluk hidup, kita kenal ada populasi, komunitas hingga ekosistem. Ikan memiliki populasinya. Sapi memiliki populasinya dan begitu juga manusia memiliki populasinya. Dalam populasi mahluk hidup tinggal bersama mahluk hidup dengan spesies yang sama. Namun dalam komunitas, mahluk hidup tidak selamanya tinggal bersama spesies yang sama, namun dalam komunitas, terjadi hubugan timbal balik antara setiap spesies dalam komunitas tersebut.
            Dalam kehidupan kita sehari-hari kita berada dalam sebuah ekosistem, dimana ada banyak mahluk hidup yang bereada di dalamnya. Dalam ekosistem terjadi banyak peristiwa seperti hubungan timbal balik antar mahluk hidup atau memangsa dan dimangsa atau kita kenal dengan rantai makanan.
            Pada percobaan kali ini kita akan belajar dan mengamati kehidupan dalam suatu komunitas di sekitar kita. Selain itu kita juga akan menghitung pertumbuhan populasi dalam suatu daerah tertentu dan menyimpulkan hasil pengamatan kita.






I.2 Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain:
1.      Disini saudara akan menggunakan model untuk meneliti bagaimana suatu populasi dapat tumbuh.
2.      Dalam latihan ini saudara akan mempelajari suatu komunitas. Dan saudara akan mengumpulkan data sebanyak mungkin selama waktu dan kesempatan memungkinkan. Kemudian saudara memeriksa hubungan antara masing-masing spesies, agar saudara dapat mengira-ngirakan urutan mana yang paling penting dan untuk mengetahui struktur komunitas itu.
I.3 Waktu dan tempat percobaan
Percobaan Populasi, Komunitas, dan Ekosistem dilaksanakan pada hari ………………………..














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Suatu kegiatan penelitian pasti akan selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti atau yang akan diobservasi. Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, benda – benda mati lainnya serta peristiwa dan gejala yang terjadi di dalam masyarakat atau di alam sekitar kita. (Anggraini, 1979)
            Polpulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2003)
            Jadi, Populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu. Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicara, disiplin, hobi, cara bergaul, sel, persepsi,kimia darah, urine dan lain-lain. (Sugiyono, 2003)
            Adapun pengertian lain dari populasi, bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Sedangkan ada juga pendapat yang mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. (Sugiyono, 2003)
            Macam - macam populasi (Campbell, 2002) :
1. Populasi Terbatas (finite population)
            Adalah populasi yang mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contoh : Jumlah penduduk Kota Surakarta 500.642 jiwa, Jumlah 49 mahasiswa Akademi Kesehatan Rustida Prodi D III Kebidanan , Jumlah 19 dosen Akademi Kesehatan Rustida. Dsb.
2. Populasi Tak Terbatas (Tak Terhingga)/(infinite population)
            Yaitu populasi yang sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat ditentukan dalam bentuk jumlah (uncountable). Misalnya : Penelitian tentang berapa liter kenaikan air laut saat pasang karena bulan purnama, populasi tanaman anggrek di dunia, dsb.
            Sedangkan berdasarkan sifatnya, Populasi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu (Campbell, 2002) :
1. Populasi Homogen
            Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
2. Populasi Heterogen
            Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batasbatasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen , ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative). Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).
            Istilah ekologi pertama kali dekenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu Ernst Haeckel (1834-1919). Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos, artinya rumah atau tempat tinggal dan logos, artinya ilmu. Jadi, ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia untuk hidup bersama dan saling memepengaruhi di dalam lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang hidup dan tidak hidup di sekitar makhluk hidup tertentu. Makhluk hidup dipelajari dalam enam jenjang yang berbeda, yaitu (Murray,1972) :
1. Individu, makhluk hidup tunggal yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Contohnya : seorang manusia, seekor kambing, dan satu pohon jeruk.
2.  Populasi, sekelompok individu dari satu species.
3.  Komunitas, berbagai populasi dari species yang berbeda hidup bersama.
4. Ekosistem, satu kelompok yang mempunyai ciri khas tersendiri yang terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda.
5. Bioma, berbagai ekosistem yang terdapat di wilayah geografis yang sama dengan iklim dan kondisi lingkungan yang sama.
6. Biosfer, semua bioma yang ada di bumi yang membentuk tingkatan tertinggi dalam jenjang kehidupan.
            Jadi, Ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusis untuk hidup bersama dan saling memepngaruhi di dalam lingkungannya. (Murray, 1972)
            Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh A.G. Tansley seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris. Ciri ekosistem adalah sebagai berikut (Hertono, 1977):
1.      Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas bumi pada ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang dangkal.
2.      Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organik.
3.      Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya.
4.      Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
Contoh ekosistem diantaranya (Hertono, 1977) :
1.      Ekosistem alami, hutan
2.      Ekosistem binaan, agroekosistem
      3.   Ekosistem buatan, aquarium
            Adapun didalam ekosistem juga terdapat komponen-komponennya, yaitu kompone biotik dan komponen abiotik. Berikut komponen-komponen ekosistem tersebut (Hertono, 1977) :
A. Komponen Biotik
            Ekosistem adalah suatu sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisiknya. Merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi yang berinteraksi dengannya. Contoh dampak faktor biotik pada suatu lingkungan adalah penyerbukan bunga oleh angin. Komponen biotik apat dibagi berdasarkan fungsinya :
1.      Produsen, semua makhluh hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Contohnya: makhluk hidup autotrof, seperti tumbuhan berklorofil.
2.      Konsumen, semua makhluk hidup yang bergantung pada produsen sebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis makannya konsimen dibagi menjadi:
a.       Herbivor, konsumen yang memakan tumbuhan Contohnya:sapi, kambing, dan kelinci.
b.      Karnivor, konsumen yang memakan hewan lain. Contohnya: harimau, serigala, dan macan.
c.       Omnivor, konsumen yang memakan tumbuhan dan hewan. Contohnya: manusia dan tikus.
3.      Dekomposer atau pengurai, semua makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati. Contohnya: bakteri, jamur, dan cacing.
B. Komponen Abiotik
            Merupakan semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Peranan komponen
abiotik untuk makhluk hidup adalah sebgai berikut :
1.      Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantung pada beberapa faktor fisika dan kimia di lingkungannya.
2.      Sebagai faktor pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme. Contohnya, jumlah kadar air sebgai faktor pembatas yang menentukan jenis organisme yang hidup di padang pasir.
Komponen abiotik pada ekosistem diantaranya: air, cahaya matahari, oksisgen, suhu, dan tanah.
























BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi alat tulis, pensil warna, dan kalkulator.
III.2 Bahan
            Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tali raffia, tiang bamboo, dan kertas garfik.
III.3. Prosedur Percobaan
III.3.1 Prosedur Pengamatan Ekosistem
1.    Siapkan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan.
2.   Mencari tempat yang akan diamati ekosistemnya.
3.   Mengukur luas tempat pengamatan, kira-kira 10 x 10 meter.
4.   Tancapkan tiang bambi di 4 sudut sehingga membentuk persegi,
5.   Lilit tali rafia pada luar tiap-tiap tiang bambu  sebagai penanda batas lokasi pengamatan.
6.   Amati setiap organisme dalam ekosistem tersebut.
7.   Catat nama dan jumlahnya.
III.3.2 Prosedur Penghitungan Populasi
1.   Menyiapkan model yang akan dihitung pertambahan populasinya.
2.   Menghitung pertambahan populasi sesuai model 1.
3.   Menghitung populasi sesuai model 1 dari tahun 2015 sampai tahun 2019.
4.   Menghitung kembali populasi di 3 model berbeda yang telah ditentukan dari tahun 2015 sampai tahun 2019.
5.   Membuat grafik pertambahan populasi dari tahun 2015 sampai 2019 pada setiap model.



       BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Komponen Abiotik dan Biotik
1.      Komponen Abiotik :
Batu
Tanah
Kayu lapuk
Cahaya
Air
Angina
Sampah pelastik
2.      Komponen Biotik :
Praktikan
Semut
Kupu-kupu
Jangkrik
Nyamuk
Kodok
Belalang
Burung
Rumput
Pohon
IV.1.2 Pengamatan Ekosistem
a.       Rantai Makanan








b.      Rantai Makanan








c.       Piramida Makanan














IV.1.2 Pertambahan Populasi
            Model I
            Tahun 2015, 10 ekor (5 pasang)
Asumsi I: 5 × 10 = 50 ekor
50 + 10 = 60 ekor
Asumsi II: 60 – 10 = 50 ekor
Asumsi III: 50 ekor
Asumsi IV: 50 ekor (25 pasang)
            Tahun 2016, 50 ekor (25 pasang)
Asumsi I: 25 × 10 = 250
250 + 50 = 300 ekor
Asumsi II: 300 – 50 = 250 ekor
Asumsi III: 250 ekor
Asumsi IV: 250 ekor
            Tahun 2017, 250 ekor (125 pasang)
Asumsi I: 125 × 10 = 1250
1250 + 250 = 1500
Asumsi II: 1500 – 250 = 1250
Asumsi III: 1250 ekor
Asumsi IV: 1250 ekor
            Tahun 2018, 1250 ekor (625 pasang)
Asumsi I: 625 × 10 = 6250 ekor
6250 + 1250 = 7500 ekor
Asumsi II: 7500 – 1250 = 6250 ekor
Asumsi III: 6250 ekor
Asumsi IV: 6250 ekor
            Tahun 2019, 6250 ekor (3125 pasang)
Asumsi I: 3125 × 10 = 31250 ekor
31250 + 6250 = 37500 ekor
Asumsi II: 37500 – 6250 = 31250 ekor
Asumsi III: 31250 ekor
Asumsi IV: 31250 ekor (15625 pasang)
 
            Model II
            Tahun 2015, 10 ekor (5 pasang)
Asumsi I: 5 × 10 = 50 ekor
50 + 10 = 60 ekor
Asumsi II: 2/5 × 10 = 4 ekor (hidup)
10 – 4 = 6 ekor (mati)
60 – 6 = 54 ekor
Asumsi III: 54 ekor
Asumsi IV: 54 ekor
            Tahun 2016, 54 ekor (27 pasang)
Asumsi I: 27 × 10 = 270 ekor
54 – 4 = 50 ekor
270 + 50 = 320 ekor
Asumsi II: 2/5 × 50 = 20 ekor (hidup)
50 – 20 = 30 ekor (mati)
320 – 30 = 290 ekor
Asumsi III: 290 ekor
Asumsi IV: 290 ekor
            Tahun 2017, 290 ekor (145 pasang)
Asumsi I: 145 × 10 = 1450 ekor
290 – 20 = 270 ekor
1450 + 270 = 1720 ekor
Asumsi II: 2/5 × 270 = 108 ekor (hidup)
270 – 108 = 162 ekor (mati)
1720 – 162 = 1558 ekor
Asumsi III: 1558 ekor
Asumsi IV: 1558 ekor
            Tahun 2018, 1558 ekor (779 pasang)
Asumsi I: 779 × 10 = 7790 ekor
1558 – 108 = 1450 ekor
7790 + 1450 = 9240
Asumsi II: 2/5 × 1450 = 580 ekor
1450 – 580 = 870 ekor
9240 – 870 = 8370 ekor
Asumsi III: 8370 ekor
Asumsi IV: 8370 ekor
            Tahun 2019, 8379 ekor (4185 pasang)
Asumsi I: 4185 × 10 = 41850 ekor
8370 – 580 = 7790 ekor
41850 + 7790 = 49640 ekor
Asumsi II: 2/5 × 7790 = 3116 ekor
7790 – 3116 = 4674 ekor
49640 – 4674 = 44966 ekor
Asumsi III: 44966 ekor
Asumsi IV: 44966 ekor (22483 pasang)
 
            Model III
            Tahun 2015, 10 ekor (5 pasang)
Asumsi I: 5 × 10 = 50
50 + 10 = 60 ekor
Asumsi II: 60 – 10 = 50 ekor
Asumsi III: 2/5 × 50 = 20 ekor (mati)
50 – 20 = 30 ekor (hidup)
Asumsi IV: 30 ekor
            Tahun 2016, 30 ekor (15 pasang)
Asumsi I: 15 × 10 = 150 ekor
150 + 30 = 180 ekor
Asumsi II: 180 – 30 = 150 ekor
Asumsi III: 2/5 ×150 = 60 ekor (mati)
150 -  60 = 90 ekor
Asumsi IV: 90 ekor
            Tahun 2017, 90 ekor (45 pasang)
Asumsi I: 45 × 10 = 450 ekor
450 + 90 = 540 ekor
Asumsi II: 540 – 90 = 450 ekor
Asumsi III: 2/5 × 450 = 180 ekor (mati)
450 – 180 = 270 ekor
Asumsi IV: 270 ekor
            Tahun 2018, 270 ekor (135 pasang)
Asumsi I: 135 × 10 = 1350 ekor
1350 + 270 = 1620 ekor
Asumsi II: 1620 – 270 = 1350 ekor
Asumsi III: 2/5 × 1350 = 540 ekor (mati)
1350 – 540 = 810 ekor
Asumsi IV: 810 ekor
            Tahun 2019, 810 ekor (405 pasang)
Asumsi I: 405 × 10 = 4050 ekor
4050 + 810 = 4860 ekor
Asumsi II: 4860 – 810 = 4050 ekor
Asumsi III: 2/5 × 4050 = 1620 ekor (mati)
4050 – 1620 = 2430 ekor
Asumsi IV: 2430 ekor (1215 pasang)
 
            Model IV
            Tahun 2015, 10 ekor (5 pasang)
Asumsi I: 5 × 10 = 50 ekor
50 + 10 = 60 ekor
Asumsi II: 60 – 10 = 50 ekor
Asumsi III: 50 ekor
Asumsi IV: 50 + 50 = 100 ekor
            Tahun 2016, 100 ekor (50 pasang)
Asumsi I: 50 × 10 = 500 ekor
500 + 100 = 600 ekor
Asumsi II: 600 – 100 = 500 ekor
Asumsi III: 500 ekor
Asumsi IV: 500 + 50 = 550 ekor
            Tahun 2017, 550 ekor (275 pasang)
Asumsi I: 275 × 10 = 2750 ekor
2750 + 550 = 3300 ekor
Asumsi II: 3300 – 550 = 2750 ekor
Asumsi III: 2750 ekor
Asumsi IV: 2750 + 50 = 2800 ekor
            Tahun 2018, 2800 ekor (1400 pasang)
Asumsi I: 1400 × 10 = 14000 ekor
14000 + 2800 = 16800 ekor
Asumsi II: 16800 – 2800 = 14000 ekor
Asumsi III: 14000 ekor
Asumsi IV: 14000 + 50 = 14050 ekor
            Tahun 2019, 14050 ekor (7025 pasang)
Asumsi I: 7025 × 10 = 70250 ekor
70250 + 14050 = 84300 ekor
Asumsi II: 84300 – 14050 = 70250 ekor
Asumsi III: 70250 ekor
Asumsi IV: 70250 + 50 = 70300 ekor (35150 pasang)
IV.2 Pembahasan
            Dalam setiap lingkungan terdapat banyak organisme hidup yang ditemukan. Baik itu komponen abiotik dan biotik. Dalam suatu lingkungan tersebut pun terdapat hubungan yang saling ketergantungan antar mahluk hidup tersebut, baik yang saling menguntungkan, maupun yang merugikan satu pihak. Dalam pengamatan yang dilakukan, terdapat beberapa tanaman sebagai produsen dan berapa hewan sebagai konsumen, baik konsumen tingkat I sampai tingkat akhir. Tentunga dalam suatu lingkugan atau ekosistem, terdapat rantai makanan, jaringan makanan, dan piramida makanan, seperti di tempat kami meneliti.
            Pada percobaan pengamatan suatu model populasi pada sebuah pulau, dari berbagai model dan asumsi, setiap tahunnya populasi tidak mutlak akan bertambah. Semua tergantung pada model yang  ditentukan. Misalkan jika anak dari hasil perkawinan banyak yang mati, maka pertambahan populasi lambat dan bahkan jika terjadi keadaan dimana terdapat penyakit atau kekurangan makana, maka populasi bisa punah.
            Namun pada model yang diteliti populasinya, tidak terdapat penurunan atau kepunahan populasi. Hasil yang didapatkan, populasi terus meningkat setiap tahunnya. Populasi dapat tumbuh jika ada induk jantan dan betina yang menghasilkan individu baru. Peningkatan populasi juga dipengaruhi oleh jumlah anak yang dihasilkan dan juga umur dari satu individu atau induk jantan dan induk betina. Pada suatu model dimana induk jantan dan betina cepat mati, maka pertumbuhan juga tidak terlalu cepat. Dan pada suatu model dimana induk jantan dan induk betina bisa bertahan lebih lama, maka pertumbuhan populasi juga meningkat dan lebih cepat.























BAB V
PENUTUP
V. I Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
1.      Populasi dapat tumbuh jika terdapat induk mahluk hidup secara berpasangan, jantan dan betina dan menghasilkan keturunan setiap tahunnya pada model yang tidak memiliki kepunahan.
2.      Dalam suatu komunitas terdapat hubungan antar mahluk hidup di dalamnya dan terdapat rantai makanan. Ada produsen, konsumen tingkat 1 hingga tingkat akhir.
V.2 Saran
……………..











Daftar Pustaka
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari.       Erlangga. Jakarta.
Sugiyono, 2003. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.
Anggraini Sri. 1979. Populasi dan Sampel. Fakultas Kesehatan Masyarakat            Universitas Indonesia. Jakarta.
Hertono,.Broto.R. 1977. Cara-Cara Sampling.  Fakultas Kesehatan Masyarakat    Univesitas Indonesia. Jakarta.
Murray, Spiegel-R. 1972. Elementary Sampling Theory, Theory And Problems of
            Statistic. Mc. Graw Hill Book Company. USA








           








0 comments:

Post a Comment