Laporan Populasi, Komunitas, dan Ekosistem
LAPORAN
POPULASI, KOMUNITAS, DAN EKOSISTEM
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 latar belakang
Dalam tingkat kehidupan mahluk
hidup, kita kenal ada populasi, komunitas hingga ekosistem. Ikan memiliki populasinya.
Sapi memiliki populasinya dan begitu juga manusia memiliki populasinya. Dalam
populasi mahluk hidup tinggal bersama mahluk hidup dengan spesies yang sama.
Namun dalam komunitas, mahluk hidup tidak selamanya tinggal bersama spesies
yang sama, namun dalam komunitas, terjadi hubugan timbal balik antara setiap
spesies dalam komunitas tersebut.
Dalam kehidupan kita sehari-hari
kita berada dalam sebuah ekosistem, dimana ada banyak mahluk hidup yang bereada
di dalamnya. Dalam ekosistem terjadi banyak peristiwa seperti hubungan timbal
balik antar mahluk hidup atau memangsa dan dimangsa atau kita kenal dengan
rantai makanan.
Pada percobaan kali ini kita akan
belajar dan mengamati kehidupan dalam suatu komunitas di sekitar kita. Selain
itu kita juga akan menghitung pertumbuhan populasi dalam suatu daerah tertentu
dan menyimpulkan hasil pengamatan kita.
I.2 Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari
percobaan ini antara lain:
1.
Disini saudara akan menggunakan model untuk
meneliti bagaimana suatu populasi dapat tumbuh.
2.
Dalam latihan ini saudara akan mempelajari suatu
komunitas. Dan saudara akan mengumpulkan data sebanyak mungkin selama waktu dan
kesempatan memungkinkan. Kemudian saudara memeriksa hubungan antara
masing-masing spesies, agar saudara dapat mengira-ngirakan urutan mana yang
paling penting dan untuk mengetahui struktur komunitas itu.
I.3 Waktu dan tempat percobaan
Percobaan Populasi,
Komunitas, dan Ekosistem dilaksanakan pada hari ………………………..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu
kegiatan penelitian pasti akan selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti
atau yang akan diobservasi. Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh
– tumbuhan, benda – benda mati lainnya serta peristiwa dan gejala yang terjadi di
dalam masyarakat atau di alam sekitar kita. (Anggraini, 1979)
Polpulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2003)
Jadi,
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda – benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicara, disiplin, hobi, cara
bergaul, sel, persepsi,kimia darah, urine dan lain-lain. (Sugiyono, 2003)
Adapun
pengertian lain dari populasi, bahwa populasi
adalah totalitas semua nilai
yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun
kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.
Sedangkan ada juga pendapat yang mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. (Sugiyono, 2003)
Macam
- macam populasi (Campbell, 2002) :
1. Populasi Terbatas (finite population)
Adalah
populasi yang mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga
dapat dihitung jumlahnya. Contoh : Jumlah penduduk Kota Surakarta 500.642 jiwa,
Jumlah 49 mahasiswa Akademi Kesehatan Rustida Prodi D III Kebidanan , Jumlah 19
dosen Akademi Kesehatan Rustida. Dsb.
2. Populasi Tak Terbatas (Tak Terhingga)/(infinite population)
Yaitu
populasi yang sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif
tidak dapat ditentukan dalam bentuk jumlah (uncountable). Misalnya :
Penelitian tentang berapa liter kenaikan air laut saat pasang karena bulan
purnama, populasi tanaman anggrek di dunia, dsb.
Sedangkan berdasarkan sifatnya,
Populasi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu (Campbell, 2002) :
1. Populasi Homogen
Populasi
homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama
sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
2. Populasi Heterogen
Populasi
heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batasbatasnya baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia
populasi yang terbatas dan homogen , ada kalanya peneliti tidak melakukan
pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang
dianggap mewakili populasi (representative).
Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan
biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).
Istilah
ekologi pertama kali dekenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu Ernst Haeckel (1834-1919). Ekologi
berasal dari bahasa Yunani; oikos,
artinya rumah atau tempat tinggal dan logos,
artinya ilmu. Jadi, ekologi adalah
ilmu yang mempelajari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia untuk
hidup bersama dan saling memepengaruhi di dalam lingkungannya. Lingkungan yang
dimaksud adalah segala sesuatu yang hidup dan tidak hidup di sekitar makhluk
hidup tertentu. Makhluk hidup dipelajari dalam enam jenjang yang berbeda, yaitu
(Murray,1972) :
1. Individu, makhluk hidup tunggal yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Contohnya
: seorang manusia, seekor kambing, dan satu pohon jeruk.
2. Populasi,
sekelompok individu dari satu species.
3. Komunitas,
berbagai populasi dari species yang berbeda hidup bersama.
4. Ekosistem, satu kelompok yang mempunyai ciri khas tersendiri yang terdiri
dari beberapa komunitas yang berbeda.
5. Bioma, berbagai ekosistem yang terdapat di wilayah geografis yang
sama dengan iklim dan kondisi lingkungan yang sama.
6. Biosfer, semua bioma yang ada di bumi yang membentuk tingkatan tertinggi
dalam jenjang kehidupan.
Jadi,
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusis untuk hidup bersama dan
saling memepngaruhi di dalam lingkungannya. (Murray, 1972)
Istilah
ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh A.G. Tansley seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris. Ciri ekosistem
adalah sebagai berikut (Hertono, 1977):
1.
Memiliki sumber energi
yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas bumi pada ekosistem yang
ditemukan di dasar laut yang dangkal.
2.
Populasi makhluk hidup
mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organik.
3.
Terdapat daur materi
yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya.
4.
Terdapat aliran energi
dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
Contoh ekosistem diantaranya (Hertono,
1977) :
1.
Ekosistem alami, hutan
2.
Ekosistem binaan,
agroekosistem
3. Ekosistem
buatan, aquarium
Adapun didalam ekosistem juga
terdapat komponen-komponennya, yaitu kompone biotik dan komponen abiotik.
Berikut komponen-komponen ekosistem tersebut (Hertono, 1977) :
A.
Komponen Biotik
Ekosistem adalah
suatu sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup
atau lingkungan fisiknya. Merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk
seluruh populasi yang berinteraksi dengannya. Contoh dampak faktor biotik pada
suatu lingkungan adalah penyerbukan bunga oleh angin. Komponen biotik apat
dibagi berdasarkan fungsinya :
1.
Produsen, semua makhluh hidup yang dapat
membuat makanannya sendiri. Contohnya: makhluk hidup autotrof, seperti tumbuhan
berklorofil.
2.
Konsumen, semua makhluk hidup yang bergantung
pada produsen sebagai sumber energinya. Berdasarkan jenis makannya konsimen dibagi
menjadi:
a. Herbivor, konsumen yang
memakan tumbuhan Contohnya:sapi, kambing, dan kelinci.
b. Karnivor, konsumen yang
memakan hewan lain. Contohnya: harimau, serigala, dan macan.
c. Omnivor, konsumen yang
memakan tumbuhan dan hewan. Contohnya: manusia dan tikus.
3.
Dekomposer atau pengurai, semua makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan cara
menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang telah
mati. Contohnya: bakteri, jamur, dan cacing.
B.
Komponen Abiotik
Merupakan
semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Peranan komponen
abiotik untuk makhluk hidup adalah
sebgai berikut :
1.
Kemampuan organisme
untuk hidup dan berkembang biak bergantung pada beberapa faktor fisika dan
kimia di lingkungannya.
2.
Sebagai faktor
pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme. Contohnya, jumlah kadar
air sebgai faktor pembatas yang menentukan jenis organisme yang hidup di padang
pasir.
Komponen abiotik pada ekosistem
diantaranya: air, cahaya matahari, oksisgen, suhu, dan tanah.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini meliputi alat tulis, pensil warna, dan
kalkulator.
III.2 Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tali raffia, tiang bamboo, dan
kertas garfik.
III.3. Prosedur Percobaan
III.3.1 Prosedur Pengamatan Ekosistem
1.
Siapkan bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan.
2.
Mencari tempat yang akan diamati ekosistemnya.
3.
Mengukur luas tempat pengamatan, kira-kira 10 x
10 meter.
4.
Tancapkan tiang bambi di 4 sudut sehingga
membentuk persegi,
5.
Lilit tali rafia pada luar tiap-tiap tiang
bambu sebagai penanda batas lokasi
pengamatan.
6.
Amati setiap organisme dalam ekosistem tersebut.
7.
Catat nama dan jumlahnya.
III.3.2 Prosedur Penghitungan Populasi
1.
Menyiapkan model yang akan dihitung pertambahan
populasinya.
2.
Menghitung pertambahan populasi sesuai model 1.
3.
Menghitung populasi sesuai model 1 dari tahun
2015 sampai tahun 2019.
4.
Menghitung kembali populasi di 3 model berbeda
yang telah ditentukan dari tahun 2015 sampai tahun 2019.
5.
Membuat grafik pertambahan populasi dari tahun
2015 sampai 2019 pada setiap model.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Komponen
Abiotik dan Biotik
1.
Komponen Abiotik :
Batu
Tanah
Kayu lapuk
Cahaya
Air
Angina
Sampah pelastik
2.
Komponen Biotik :
Praktikan
Semut
Kupu-kupu
Jangkrik
Nyamuk
Kodok
Belalang
Burung
Rumput
Pohon
IV.1.2 Pengamatan Ekosistem
a.
Rantai Makanan
b.
Rantai Makanan
c.
Piramida Makanan
IV.1.2 Pertambahan Populasi
Model I
Tahun 2015, 10 ekor (5
pasang)
Asumsi I: 5 × 10 = 50 ekor
50 + 10 = 60 ekor
Asumsi II: 60 – 10 = 50 ekor
Asumsi III: 50 ekor
Asumsi IV: 50 ekor (25 pasang)
Tahun 2016, 50 ekor (25
pasang)
Asumsi I: 25 × 10 = 250
250 + 50 = 300 ekor
Asumsi II: 300 – 50 = 250 ekor
Asumsi III: 250 ekor
Asumsi IV: 250 ekor
Tahun 2017, 250 ekor
(125 pasang)
Asumsi I: 125 × 10 = 1250
1250 + 250 = 1500
Asumsi II: 1500 – 250 = 1250
Asumsi III: 1250 ekor
Asumsi IV: 1250 ekor
Tahun 2018, 1250 ekor
(625 pasang)
Asumsi I: 625 × 10 = 6250 ekor
6250 + 1250 = 7500 ekor
Asumsi II: 7500 – 1250 = 6250 ekor
Asumsi III: 6250 ekor
Asumsi IV: 6250 ekor
Tahun 2019, 6250 ekor
(3125 pasang)
Asumsi I: 3125 × 10 = 31250 ekor
31250 + 6250 = 37500 ekor
Asumsi II: 37500 – 6250 = 31250 ekor
Asumsi III: 31250 ekor
Asumsi IV: 31250 ekor (15625 pasang)

Model II
Tahun 2015, 10 ekor (5
pasang)
Asumsi I: 5 × 10 = 50 ekor
50 + 10 = 60 ekor
Asumsi II: 2/5 × 10 = 4 ekor (hidup)
10 – 4 = 6 ekor (mati)
60 – 6 = 54 ekor
Asumsi III: 54 ekor
Asumsi IV: 54 ekor
Tahun 2016, 54 ekor (27
pasang)
Asumsi I: 27 × 10 = 270 ekor
54 – 4 = 50 ekor
270 + 50 = 320 ekor
Asumsi II: 2/5 × 50 = 20 ekor (hidup)
50 – 20 = 30 ekor (mati)
320 – 30 = 290 ekor
Asumsi III: 290 ekor
Asumsi IV: 290 ekor
Tahun 2017, 290 ekor
(145 pasang)
Asumsi I: 145 × 10 = 1450 ekor
290 – 20 = 270 ekor
1450 + 270 = 1720 ekor
Asumsi II: 2/5 × 270 = 108 ekor (hidup)
270 – 108 = 162 ekor (mati)
1720 – 162 = 1558 ekor
Asumsi III: 1558 ekor
Asumsi IV: 1558 ekor
Tahun 2018, 1558 ekor
(779 pasang)
Asumsi I: 779 × 10 = 7790 ekor
1558 – 108 = 1450 ekor
7790 + 1450 = 9240
Asumsi II: 2/5 × 1450 = 580 ekor
1450 – 580 = 870 ekor
9240 – 870 = 8370 ekor
Asumsi III: 8370 ekor
Asumsi IV: 8370 ekor
Tahun 2019, 8379 ekor (4185
pasang)
Asumsi I: 4185 × 10 = 41850 ekor
8370 – 580 = 7790 ekor
41850 + 7790 = 49640 ekor
Asumsi II: 2/5 × 7790 = 3116 ekor
7790 – 3116 = 4674 ekor
49640 – 4674 = 44966 ekor
Asumsi III: 44966 ekor
Asumsi IV: 44966 ekor (22483 pasang)

Model III
Tahun 2015, 10 ekor (5
pasang)
Asumsi I: 5 × 10 = 50
50 + 10 = 60 ekor
Asumsi II: 60 – 10 = 50 ekor
Asumsi III: 2/5 × 50 = 20 ekor (mati)
50 – 20 = 30 ekor (hidup)
Asumsi IV: 30 ekor
Tahun 2016, 30 ekor (15
pasang)
Asumsi I: 15 × 10 = 150 ekor
150 + 30 = 180 ekor
Asumsi II: 180 – 30 = 150 ekor
Asumsi III: 2/5 ×150 = 60 ekor (mati)
150 - 60 = 90 ekor
Asumsi IV: 90 ekor
Tahun 2017, 90 ekor (45
pasang)
Asumsi I: 45 × 10 = 450 ekor
450 + 90 = 540 ekor
Asumsi II: 540 – 90 = 450 ekor
Asumsi III: 2/5 × 450 = 180 ekor (mati)
450 – 180 = 270 ekor
Asumsi IV: 270 ekor
Tahun 2018, 270 ekor
(135 pasang)
Asumsi I: 135 × 10 = 1350 ekor
1350 + 270 = 1620 ekor
Asumsi II: 1620 – 270 = 1350 ekor
Asumsi III: 2/5 × 1350 = 540 ekor (mati)
1350 – 540 = 810 ekor
Asumsi IV: 810 ekor
Tahun 2019, 810 ekor
(405 pasang)
Asumsi I: 405 × 10 = 4050 ekor
4050 + 810 = 4860 ekor
Asumsi II: 4860 – 810 = 4050 ekor
Asumsi III: 2/5 × 4050 = 1620 ekor (mati)
4050 – 1620 = 2430 ekor
Asumsi IV: 2430 ekor (1215 pasang)

Model IV
Tahun 2015, 10 ekor (5
pasang)
Asumsi I: 5 × 10 = 50 ekor
50 + 10 = 60 ekor
Asumsi II: 60 – 10 = 50 ekor
Asumsi III: 50 ekor
Asumsi IV: 50 + 50 = 100 ekor
Tahun 2016, 100 ekor (50
pasang)
Asumsi I: 50 × 10 = 500 ekor
500 + 100 = 600 ekor
Asumsi II: 600 – 100 = 500 ekor
Asumsi III: 500 ekor
Asumsi IV: 500 + 50 = 550 ekor
Tahun 2017, 550 ekor
(275 pasang)
Asumsi I: 275 × 10 = 2750 ekor
2750 + 550 = 3300 ekor
Asumsi II: 3300 – 550 = 2750 ekor
Asumsi III: 2750 ekor
Asumsi IV: 2750 + 50 = 2800 ekor
Tahun 2018, 2800 ekor (1400
pasang)
Asumsi I: 1400 × 10 = 14000 ekor
14000 + 2800 = 16800 ekor
Asumsi II: 16800 – 2800 = 14000 ekor
Asumsi III: 14000 ekor
Asumsi IV: 14000 + 50 = 14050 ekor
Tahun 2019, 14050 ekor
(7025 pasang)
Asumsi I: 7025 × 10 = 70250 ekor
70250 + 14050 = 84300 ekor
Asumsi II: 84300 – 14050 = 70250 ekor
Asumsi III: 70250 ekor
Asumsi IV: 70250 + 50 = 70300 ekor (35150 pasang)

IV.2 Pembahasan
Dalam setiap lingkungan terdapat
banyak organisme hidup yang ditemukan. Baik itu komponen abiotik dan biotik.
Dalam suatu lingkungan tersebut pun terdapat hubungan yang saling
ketergantungan antar mahluk hidup tersebut, baik yang saling menguntungkan,
maupun yang merugikan satu pihak. Dalam pengamatan yang dilakukan, terdapat
beberapa tanaman sebagai produsen dan berapa hewan sebagai konsumen, baik
konsumen tingkat I sampai tingkat akhir. Tentunga dalam suatu lingkugan atau
ekosistem, terdapat rantai makanan, jaringan makanan, dan piramida makanan,
seperti di tempat kami meneliti.
Pada
percobaan pengamatan suatu model populasi pada sebuah pulau, dari berbagai
model dan asumsi, setiap tahunnya populasi tidak mutlak akan bertambah. Semua
tergantung pada model yang ditentukan.
Misalkan jika anak dari hasil perkawinan banyak yang mati, maka pertambahan
populasi lambat dan bahkan jika terjadi keadaan dimana terdapat penyakit atau
kekurangan makana, maka populasi bisa punah.
Namun
pada model yang diteliti populasinya, tidak terdapat penurunan atau kepunahan
populasi. Hasil yang didapatkan, populasi terus meningkat setiap tahunnya.
Populasi dapat tumbuh jika ada induk jantan dan betina yang menghasilkan
individu baru. Peningkatan populasi juga dipengaruhi oleh jumlah anak yang
dihasilkan dan juga umur dari satu individu atau induk jantan dan induk betina.
Pada suatu model dimana induk jantan dan betina cepat mati, maka pertumbuhan
juga tidak terlalu cepat. Dan pada suatu model dimana induk jantan dan induk
betina bisa bertahan lebih lama, maka pertumbuhan populasi juga meningkat dan
lebih cepat.
BAB V
PENUTUP
V. I Kesimpulan
Kesimpulan dari
percobaan ini yaitu :
1.
Populasi dapat tumbuh jika terdapat induk mahluk
hidup secara berpasangan, jantan dan betina dan menghasilkan keturunan setiap
tahunnya pada model yang tidak memiliki kepunahan.
2.
Dalam suatu komunitas terdapat hubungan antar
mahluk hidup di dalamnya dan terdapat rantai makanan. Ada produsen, konsumen
tingkat 1 hingga tingkat akhir.
V.2 Saran
……………..
Daftar Pustaka
Campbell,
N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi.
Alih bahasa lestari. Erlangga.
Jakarta.
Sugiyono, 2003. Statistik Untuk
Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.
Anggraini Sri. 1979.
Populasi dan Sampel. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Jakarta.
Hertono,.Broto.R. 1977.
Cara-Cara Sampling. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Univesitas
Indonesia. Jakarta.
Murray, Spiegel-R. 1972. Elementary Sampling Theory, Theory And Problems of
Statistic. Mc. Graw Hill Book
Company. USA
0 comments:
Post a Comment