Laporan Praktikum Sintesis Krom Alium
SINTESIS KROM ALUM
KCr(SO4)2.12 H2O
I. Tujuan
·
Mensintesis kristal tunggal krom alum KCr(SO4)2.12
H2O
·
Melakukan analisis kualitatif terhadap krom alum
hasil sintesis
II. Teori
Dasar
Krom alum merupakan salah satu contoh garam
rangkap. Kalium krom sulfat (krom alum) dapat disintesis melalui reduksi kalium
dikromat dengan menggunakan etanol. Persamaan reaksi stokiometris pembentukan
krom alum dapat dituliskan sebagai
berikut :
K2Cr2O7
+ 4 H2SO4 + 3 C2H5OH à
2 KCr(SO4)2 + 3 CH3CHO + 7 H2O
Selain dengan cara reduksi kalium
dikromat, krom alum dapat disintesis dengan mereaksikan kalium sulfat dan
kromium sulfat.
Kristal
krom alum memiliki morfologi octahedron dan berwarna ungu , sehingga banyak
digunakan sebagai zat warna dalam industry tekstil , fotografi dan keramik.
III. Alat dan
Bahan
Alat
|
Bahan
|
Gelas Kimia
|
Kalium dikromat
|
Gelas Ukur
|
Asam sulfat pekat
|
Spatula
|
Campuran methanol dan etanol
|
Pipet tetes
|
Etanol 95%
|
Kaca Arloji
|
NaOH 0,1 M
|
Termometer
|
BaCl 0,1 M
|
Pemanas
|
Asam sulfat 0,1 M
|
Corong Penyaring
|
Es
|
Prop Karet
|
Kertas Saring
|
Tabung Reaksi
|
IV. Cara
Kerja
Sebanyak
2 gram kalium dikromat ditimbang dan dilarutkan dengan 15 mL air panas. Setelah
seluruhnya larut , larutan didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Larutan
kalium dikromat yang telah mencapai suhu ruang diletakan diatas penangas es dan
ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat (tetes demi tetes) . Perubahan warna yang
diamati dicatat dan diukur perubahan suhu yang terjadi.
Bila
suhu yang diamati telah mencapai 60o C maka dinginkan larutan disuhu
kamar dan diletakan kemabali diatas penangas es. Kedalam larutan yang telah
didinginkan ditambahkan larutan etanol-metanol sebanyak 4 mL lau ditutup dengan
kaca arloji. Diamati perubahan larutan yang terjadi. Kemudian diamkan sampai
terbentuk endapan. Warna endapan dicatat.
Endapan
yang diperoleh kemudian diisaring dengan menggunakan buchner. Kristal yang
diperoleh kemudian ditimbang. 0,8 gram padatan krom alum kemudian dilarutkan
dengan 5 mL akuades dalam botol reagen dan dipastikan semuanya telah larut dan
kemudian dimasukan kedalam botol lain yang berisi etanol sebanyak 8 – 10 mL
sehingga menjadi alat vapor diffusion. Tutup rangkaian botol tersebut
sampai terbentuk kristal tunggal.
V. Data Pengamatan
Massa
Kondisi
|
Massa (gram)
|
Kalium dikromat awal
|
2,0127
|
Endapan hasil sintesis
|
2,9
|
Endapan hasil sintesis yang digunakan untuk kristalisasi
|
1,02
|
Kristal hasil kristalisasi
|
0,8173
|
Kristal untuk uji kualitatif
|
0,05
|
Perubahan warna
Kondisi
|
Perubahan warna
|
Kalium dikromat dilarutkan dengan air panas
|
Oren
|
Ditambahkan etanol-metanol
|
Hijau –kebiruan
|
Kirstal tunggal yang terbentuk
|
Hijau Keuunguan
|
Kristal dilarutkan di aquades
|
Biru bening
|
Tabung I (penambahan NaOH dan H2SO4)
|
+ NaOH = keruh ada endapan putih
|
+ H2SO4 = kembali biru bening
|
|
Tabung II (penambahan BaCl dan HCl)
|
+ BaCl = keruh ada endapan
putih
|
+ HCl = makin keruh
|
|
Tabung III (dipanaskan dan didiamkan)
|
Dipanaskan = biru kehijauan
|
Didiamkan = biru kehijauan
|
|
Tabung III (dipanaskan dan penambahan BaCl l)
|
Dipanaskan = biru kerhijauan
|
+BaCl = banyak endapan putih
|
VI. Perhitungan
6.1.
Sintesis
Reaksi :
K2Cr2O7
+ 4 H2SO4 + 3 C2H5OH à
2 KCr(SO4)2 + 3 CH3CHO + 7 H2O
VI. Pembahasan
Dalam
percobaan kali ini dilakukan sintesis , kristalissasi , dan uji kualitatif dari
krom alum. Sintesis krom alum sendiri dilakukan dengan mereaksikan kalium
dikromat dengan etanol sebagai pereduksi. Pada proses sintesis krom alum
ditambahkan asam sulfat pekat sebagai pensuasana asam. Reaksi dilangsungkan
dalam suasana asam bertujuan untuk mencegah Cr2O7 berubah
menjadi CrO4 yang dapat terjadi pada suasana basa. Selain itu
pemanasan yang tidak boleh lebih dari 60 o C juga bertujuan untuk
mencegah terjadinya pembentukan oksida. Reaksi yang terjadi pada percobaan kali
ini adalah eksotermal, sehingga reaksi harus dilakukan didalam penangas es.
Campuran etanol dan methanol digunakan untuk menarik air dan mengendapkan KCr(SO4)2.
Dari hasil sintesis diperoleh rendemen sebsesar 17,56 %.
Pada proses kristalisasi digunakan
tehnik vapor diffusion. Tehnik vapor diffusion atau yang lebih dikenal
dengan difusi uap adalah salah satu tehnik dalam penumbuhan kristal. Tehnik
difusi uap memanfaatkan sistem pelarut biner.Berbeda dengan difusi cair-cair
yang memanfaatkan perbedaan densitas dari larutan yang dgunakan, difusi uap memanfaatkan
perbedaan titik didih dari larutan yang digunakan. Komponen yang ingin
ditumbuhkan kristalnya harus larut baik dalam larutan yang memiliki titik didih
lebih tinggi (disebut solvent) . Solvent yang digunakan dalam percobaan
ini adalah air. Sedangkan komponen yang akan ditumbuhkan kristalnya harus
memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam larutan yang titik didihnya lebih
rendah (precipitant). Dalam percobaan ini etanol menjadi precipitant.
Etanol (precipitant) akan lebih cepat menguap sehingga dapat berdifusi kedalam
larutan aquades yang berisi komponen yang akan dikristalkan. Setelah terjadinya
difusi akan terjadi oversaturasi, nuclease dan kristalisasi yang membentuk
kristal tunggal. Kecepatan pembentukan kristal dengan metode difusi uap dapat diatur
dengan mengatur suhu .Kelebihan dari tehnik difusi uap adalah dapat menumbuhkan
kristal walaupun jumlahnya sedikit dan kristal yang dihasilkan relative baik.
Namun, menemukan pelarut yang cocok sebagai solvent dan precipitant menjadi
kelemhan dalam melakukan tehnik ini.

Figure 1
: ilustrasi tehnik difusi uap
Tehnik lain dalam kristalisasi
adalah difusi cair-cair, slow evaporation, slow cooling, konveksi dan
sublimasi. Hasil dari kristalisasi yang dilakukan dalam percobaan ini
menghasilkan kristal tunggal berwarna keuunguan.
Kristal
yang terbentuk kemudian diuji secara kualitatif. Kristal krom alum yang
terbentuk dilarutkan ke dalam air sehingga terjadi pertukaran ligan yang
menghasilkan warna biru sebagai berikut :
KCr(SO4)2
+12 H2O à
[Cr[H2O]6]3+
Kemudian
ditambahkan NaOH dan H2SO4 sehingga terjadi reaksi
sebagai berikut
[Cr[H2O]6]3+
+ NaOH à
Cr(OH)3
Cr(OH)3 +
H2SO4 à
[Cr[H2O]6]3+
Terbentuknya spesi Cr(OH)3 akan menimbulkan
adanya endapan putih. Ketika ditambahakan H2SO4 akan
terbentuk kembali spesi [Cr[H2O]6]3+
sehingga larutan kembali berwarna biru.
Pada
tabung yang lain krom alum direaksikan dengan BaCl sehingga terbentuklah
endapan BaSO4 yang ditandai dengan keruhnya larutan. Reaksi yang
berlangsung pada saat penambahan BaSO4 adalah
KCr(SO4)2
+ BaCl2 à
BaSO4 + [Cr[H2O]6]3+
Dengan penambahan HCl , larutan akan menjadi semakin ekruh
karena ion K+ akan bereaksi dengan ion Cl-
Pada
tabung yang dipanaskan sulfat akan menggantikan air yang lepas akibat pemanasa.
Sedangkan pada tabung 4 , saat pemanasan sulfat juga akan menggantikan air,
akibatnya pada saat ditambahkan BaCl2 warnanya tidak sekeruh tabung
yang hanya ditambahkan BaCl2 tanpa pemanasa. Hal itu terjadi akibat
ion sulfat sudah terpakai untuk menggantikan air yang lepas, sehingga ion yang
bereaksi dengan ion sulfat jumlahnya lebih sedikit.
VII. Kesimpulan
·
Dari hasil sintesis krom alum , diperoleh
rendemen sebesar 17, 56 %
·
Hasil uji kualitatif dari kristal krom alum
addalah sebagai berikut
Tabung I (penambahan NaOH dan H2SO4)
|
+ NaOH = keruh ada endapan putih
|
+ H2SO4 = kembali biru bening
|
|
Tabung II (penambahan BaCl dan HCl)
|
+ BaCl = keruh ada endapan
putih
|
+ HCl = makin keruh
|
|
Tabung III (dipanaskan dan didiamkan)
|
Dipanaskan = biru kehijauan
|
Didiamkan = biru kehijauan
|
|
Tabung III (dipanaskan dan penambahan BaCl l)
|
Dipanaskan = biru kerhijauan
|
+BaCl = banyak endapan putih
|
VIII. Daftar Pustaka
Canham, Geoff Rayner. Descriptive
Inorganic Chemistry. 2nd ed. W.H. Freeman and Company: New York.1999. p.239
Vogel. Analisis
Anorganik Kualitatif. Edisi Kelima. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta:1979.
hal. 266;308;369
Cara ngitung rendemen nya gimana?
ReplyDelete