Makalah Pigmen Daun
Pigmen-pigmen
ini menyerap cahaya yang berasal dari matahari dengan mudah, tetapi hanya
memantulkan warna hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal ini juga
menyebabkan terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang sangat menentukan,
yang dikenal dengan nama fotosintesis (Permatasari, 2014).
Warna-warna
yang umum dalam dunia tanaman adalah hijau atau nuansa warna hijau. Klorofil
(zat hijau daun) adalah bahan utama yang menghasilkan warna hijau. Klorofil
merupakan suatu sebuah pigmen yang terkandung dalam kloroplas yang tersebar
dalam sitoplasma (cytoplasm) sel-sel
tanaman. Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya yang berasal dari matahari dengan
mudah, tetapi hanya memantulkan warna hijau. Selain memberi warna hijau pada
daun, hal ini juga menyebabkan terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang
sangat menentukan, yang dikenal dengan nama fotosintesis (Permatasari, 2014).
Tumbuhan tingkat
tinggi mengandung dua macam klorofil yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a dan klorofil b paling kuat
menyerap cahaya bagian merah dan ungu spektrum sedangkan cahaya hijau yang
paling sedikit diserap, maka apabila cahaya putih menyinari struktur-struktur
yang mengandung klorofil seperti daun, maka sinar hijau akan dikirimkan dan
dipantulkan sehingga strukturnya tampak berwarna hijau. Karoten termasuk ke dalam kromoplas yaitu
plastida yang berwarna dan mengandung pigmen selain klorofil (Khopkar, 1990).
Dalam
fotosintesis, tanaman memanfaatkan sinar matahari yang terdiri dari kombinasi
berbagai warna. Salah satu sifat warna-warna dalam sinar matahari yang
terpenting adalah bahwa tingkat energi mereka berbeda satu sama lain. Ragam
warna ini dinamakan spektrum yang diperoleh dari pembiasan warna dalam
sebuah prisma misalnya, mempunyai
warna merah dan kuning di ujung
yang satu, dan biru dan ungu pada ujung lainnya. Warna dengan tingkat energi
paling tinggi adalah warna pada ujung biru spektrum tersebut (Permatasari,
2014).
Pada tumbuhan
didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan menyerap energi cahaya. Pigmen
fotosintetis terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b, santofil,
karotenoid, bakterioklorofil pada bakteri. Pigmen ini menyerap warna atau
gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada
gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada
gelombang cahaya pendek dan juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi
cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok pemanen cahaya yang disebut
dengan antena yang terdiri dari bermacam-macam pigmen, pigmen yang paling
banyak pada kloroplas adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang berwarna
hijau yang terdapat pada kloroplas. Pigmen ini berguna untuk melangsungkan
fotosintesis pada tumbuhan. Fungsi utama sejumlah pigmen karotenoid tertentu ialah
melindungi tumbuhan terhadap solarisasi dengan cara menyerap kelebihan
energi cahaya dan kemudian dilepas sebagai bahan (Salisbury,
1995).
Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang
terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu serta
merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Semua
jenis plastida termasuk klorofil berasal dari protoplastida, yakni suatu
organel tidak berwarna yang dijumpai pada sel tumbuhan yang tumbuh di tempat
gelap dan terang. Kandungan klorofil pada daun merah kecoklatan ada tetapi
berjumlah sedikit. Klorofil pada daun mangga yang masih muda masih berupa
protoklorofil dan daun menjadi berwarna hijau setelah transformasi
protoklorofil. Warna daun merah kecoklatan pada pucuk menunjukkan karotenoid
merupakan pigmen dominan pada tingkat perkembangan tersebut (Sumedan, 2011).
Karotenoid biasanya memberikan
warna merah, coklat, orange
dan kuning. Perubahan warna daun dari merah kecoklatan menjadi hijau kekuningan
menunjukkan adanya perubahan kandungan pigmen pada daun. Kloroplas
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pigmen-pigmen pada
membran tilakoid akan menyerap cahaya matahari atau sumber cahaya lainnya dan
mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi kimia dalam bentuk adenosin
trifosfat (ATP) (Sumedan, 2011).
Fotosintesis
terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena memiliki
kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Pigmen
warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat
inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energi cahaya yang menggerakkan
sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell dkk., 2002).
Terlalu banyak
sinar akan berpengaruh terhadap klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan pada
sinar kuat akan berkurang hijaunya dan daun yang terkena sinar matahari
langsung pada umumnya berwarna hijau kekuningan. Salah satu cara untuk
menentukan kadar klorofil daun dengan metoda atau alat spektofotometer.
Spektofotometer temasuk dalam analisa kuantitatif yang didasarkan pada sifat
warna larutan yang terjadi atau merupakan salah satu pembagian kalorimetri.
Metoda ini dapat digunakan apabila sampel
yang diukur harus berwarna, kestabilan warna cukup lama, intensitas
warna terjadi cukup tajam, warna larutan harus bebas dari gangguan. Warna
larutan yang terjadi berbanding lurus dengan kosentrasi larutan (Khopkar,
1990).
Kloroplas
dijumpai terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang sering disebut
pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain, bahkan juga
pada batang dan ranting yang
berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena
dalam kloroplas terdapat pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil. Pigmen
ini dapat menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan
perubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid,
sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintesis berlangsung di
stroma. Disamping klorofil a
(pigmen berwarna hijau) dikenal pula
klorofil b yang mempunyai
struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna
kuning sampai jingga yang disebut
karoten (Permatasari, 2014).
Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua
jenis klorofil hijau, yakni klorofil a dan klorofil b. Juga terdapat pigmen
kuning sampai jingga yang digolongkan sebagai karotenoid. Ada dua macam
karotenoid, yaitu karotenoid hidrokarbon murni dan xantofil yang mengandung
oksigen. Karotenoid tertentu juga ditemukan pada pelindung kloroplas yang
memberinya warna kekuningan, sedangkan klorofil tidak dijumpai pada
selimut tersebut (Triska, 2012).
Betalain adalah salah satu pewarna alami
penting yang banyak digunakan dalam sistem pangan. Walaupun pigmen
betalain/betasianin telah digunakan untuk pewarna alami sejak dahulu tetapi
pengembangannya tidak secepat antosianin. Hal ini karena keterbatasan tanaman
yang mengandung pigmen betalain. Sampai saat ini pigmen betalain yang telah
diproduksi dalam skala besar hanya berasal dari Beta vulgaris (Mastuti dkk., 2010).
Untuk memisahkan
zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, tetapi teknik kromatografi merupakan teknik yang banyak digunakan.
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani
Rusia, pada tahun 1906. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna dan ‘Graphos’ yang berarti menulis.
Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana. Kromatografi mencakup
berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusunan
cuplikan antara dua fase, salah satu diantaranya bergerak secara
berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan
perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi,
kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan
kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan
dengan metode analitik (King, 2009).
Pada mekanisme pemisahannya kromatografi dibedakan
berdasarkan pada alat yang digunakan (Wina, 2014) terdiri atas:
1. Kromatografi lapis tipis
Yaitu
kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau aluminium yang dilapisi dengan
lapisan tipis alumina, silika gel atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis
tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan
kromatigrafi.
2. Kromatografi penukaran ion
Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan.
Seperti namanya, sistem
ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat
penukar ion sebelum perang Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari
logam tanah jarang dan asam amino.
3. Kromatografi penyaringan gel
Merupakan
proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul
polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air
dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul
berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta
dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik
serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.
3. Elektroforesis
Merupakan
kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa
gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katode dan anion menuju ke
anoda serta kecepatan
gerak tergantung pada besarnya muatan.
4. Kromatografi kertas
Merupakan
kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air
yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan.
Teknik ini sangat sederhana. Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi
multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi
partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang
melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau
campuran pelarut.
Bacaan:
Campbell,
N. A., J.B., Reece., Michael L. C. 2002. Biologi Edisi 8, Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
King, 2009. Pemisahan
Warna Secara Kromatografi. Seminar Nasional
Biologi. Vol 2 (1). Hal. 1-5
Mastuti, R., Cai, Y.,
Corke., H., 2010. Identifikasi Pigmen Beta Sianin Pada Beberapa
Jenis Inflorescence Celosia. Jurnal Seminar Nasional Biologi. Vol 6(1). Hal. 664.
Permatasari,
R., 2014. Pigmen-Pigmen Dalam Kloroplas. Jurnal Penelitian. Vol 1(1). Hal. 75-97
Salisbury, F.B., Ross, CW., 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. ITB.
Bandung.
Triska,
V., 2012. Analisis Pigmen pada Daun
Tumbuhan. Jurnal Penelitian. Vol. 1(2). Hal. 23-25.
Wina,
2014. Pengertian dan Jenis-Jenis
Kromatografi. Prossending seminar. Fakultas pertanian.
Universitas Air langga, Yogyakarta.
Sumenda, 2011. Analisis Kandungan Klorofil Daun Mangga (Mangifera
indica L.) pada Tingkat
Perkembangan Daun yang Berbeda. Jurnal Penelitian. Vol I (1). Hal. 1-5.
0 comments:
Post a Comment