Makalah Lipid
Lipid
Lipid (dari kata Yunani lipos berarti lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang
dicirikan oleh kelarutannya. Terutama lipid tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut organik nonpolar, seperti eter. Lipid dapat diekstraksi dari sel
dan jaringan dengan pelarut organik. Sifat kelarutan ini membedakan lipid dari
tiga golongan utama lain dari produk alam, yaitu karbohidrat, protein dan asam
nukleat, yang umumnya tidak larut dalam pelarut organik (Hart, dkk., 2003).
Sejak dahulu telah ada ditemukan banyak sumber-sumber lipid yaitu lemak domba, lemak babi, mentega dan bahkan minyak ikan
sejak zaman prasejarah. Penelitian
yang tepat telah menunjukkan adanya lipid yang
berasal dari susu di keramik. Bersamaan dengan
ini penggunaan makanan, lipid juga digunakan oleh
nenek moyang manusia sejak dulu untuk aplikasi artistik, karena asam
lemak dari sayuran telah
terdeteksi dapat digunakan dalam melukis lukisan gua
periode Magdalenian sekitar 12.000 tahun yang lalu (Leray, 2015).
Menurut Poedjiadi (1994), sifat kimia dan fungsi biologi
lipid juga berbeda-beda. Walaupun
demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak, dimasukkan dalam satu
kelompok yang disebut lipid. Adapun
sifat fisika dari lemak adalah:
a.
Ada hubungan dengan asam–asam lemak atau esternya.
b.
Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.
Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres
International Kimia Murni dan Terapan (International
Congress of Pure and Applied Chemistry). Jadi berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh
dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter
atau pelarut lemak yang lain. Macam senyawa-senyawa serta kuantitasnya yang diperoleh melalui ekstraksi itu sangat
tergantung pada bahan alam sumber lipid yang digunakan. Jaringan bawah kulit di
sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama
lemak sekitar 90 % (Poedjiadi dan Supriyanti, 1994).
Minyak
dan lemak keduanya digolongkan sebagai lipid, zat sayuran dan hewani yang
banyak ditemukan di alam dan membentuk kelompok utama ketiga dari macronutrients setelah protein dan
karbohidrat. Meskipun analisis lipid
cenderung memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang dimaksud dengan istilah
lipid, ada definisi yang diterima secara luas. Buku teks umum biasanya
menggambarkan lipid sebagai kelompok senyawa alami, yang memiliki kesamaan
kelarutan siap dalam organik seperti pelarut hidrokarbon, kloroform, benzena,
eter, dan alkohol. Lipid memiliki banyak peran metabolisme, misalnya, mereka
bertindak sebagai penyimpanan bahan pada hewan, tanaman dan mikroba sel dan
juga bertanggung jawab untuk struktur membran sel dan melindungi tubuh terhadap
dingin dan lainnya lingkungan pengaruh (Akpinar-Bayizit, 2014).
Analisis asam lemak
umumnya dilakukan dengan kromatografi
gas menggunakan metil
ester, meskipun turunan
lainnya mungkin lebih disukai ketika
kromatografi diikuti dengan spektrometri massa. Untuk sebagian besar laboratorium
lipid ini adalah operasi rutin, tetapi perawatan dan pengalaman yang diperlukan dengan lemak susu dan lemak terhidrogenasi (Gunstone, 2001).
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan kelainan fraksi lipid dalam plasma darah, salah satunya
adalah trigliserida. Daun salam (Eugenia polyantha) mengandung zat aktif
yaitu flavonoid dan quersetin yang mampu menurunkan kadar trigliserida darah
sehingga dapat mencegah terjadinya dislipidemia (Situmorang, 2013).
Trigliserida
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida
atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam
karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum yaitu:

R – C – OH
Gambar 1. Rumus umum asam karboksilat
Dimana R adalah rantai
karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24 buah atom
karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung
ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak jenuh (Poedjiadi dan Supriyanti, 1994).
Masyarakat
mendambakan bahan pangan asal hewani khususnya unggas dengan kandungan rendah
lemak seperti kolesterol total dan trigliserida. Bahan makanan yang mengandung
kolesterol dan trigliserida tinggi dapat menyebabkan gejala pankreatitis,
pembesaran hati dan meningkatkan konsentrasi very low density lipoprotein (VLDL)
yang kemudian akan meningkatkan resiko arterisklerosis yang menyebabkan
berbagai penyakit seperti stroke dan jantung koroner bahkan kematian. Oleh
karena itu, perlu upaya menjadikan produk ternak yang rendah kolesterol dan
trigliserida serta meningkatkan produksi ternak itik, salah satunya dengan
penambahan probiotik kedalam pakan unggas seperti itik (Wijaya, dkk., 2013).
Lilin
Lilin (wax) merupakan ester asam lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon
panjang, antara 14 sampai 34 atom karbon. Sebagai contoh alkohol panjang adalah
setilalkohol dan mirisilalkohol. Lilin dapat diperoleh dari lebah madu dan dari
ikan paus atau lumba-lumba. Lilin lebah dikeluarkan oleh lebah madu untuk
membentuk sarang tempat menyimpan madu. Lilin lebah adalah campuran beberapa
senyawa, terutama mirisilpalmitat. Lilin tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut lemak. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak
dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak. Oleh karena itu, lilin tidak
berfungsi sebagai bahan makanan yang dapat
dikomsumsi (Poedjiadi dan
Supriyanti, 1994).
Minyak Wijen
Minyak wijen merupakan
salah satu minyak nabati yang mudah mengalami kerusakan karena suhu. Minyak
wijen juga mengandung banyak vitamin E dan komponen fungsional lainnya yang
berguna bagi kesehatan. Ada tiga macam proses pengolahan minyak wijen, yaitu
dengan pengepresan dingin, pengepresan panas dan penyangraian biji wijen Untuk
menjaga kualitas minyak wijen diperlukan pengolahan yang tepat terutama dalam
hal suhu proses. Suhu ekstraksi 45 ˚C merupakan suhu optimum untuk menjaga kualitas minyak wijen. Minyak
wijen dengan suhu proses 45 ˚C menghasilkan asam lemak bebas sebesar (1,4528
%), angka iod (90,174), angka peroksida (7,608), angka penyabunan (188,909),
komposisi asam lemak yang ideal (asam linoleat 45,82 %, asam oleat 37,96 %, asam
palmitat 9,519 %, asam stearat 5,34 %, asam linolenat 0,26 %), karoten (48,70
ppm), tokoferol (505,25 ppm), aktivitas antioksidan (19,09) dan sifat sensoris
yang cukup disukai (Hadajani, dkk., 2010).
Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit
diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit. Secara garis besar buah kelapa
sawit terdiri dari serabut buah (perikarp) dan inti (kernel). Serabut buah
kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar atau kulit buah yang
disebut perikarp, lapisan sebelah dalam disebut mesokarp dan lapisan paling
dalam disebut endokarp. Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan kulit biji (testa),
endosperm dan embrio. Mesokarp mengandung kadar minyak rata-rata 56 %, inti
(kernel) mengandung minyak sebesar 44 %, dan endokarp tidak mengandung minyak. Minyak
kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa
yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah
trigliserida dan nontrigliserida (Pasaribu, 2004).
Mentega
Margarin dibuat lewat hidrogenasi minyak biji
kapas, minyak kedelai, minyak kacang atau minyak jagung sampai tercapai
konsistensi seperti mentega yang diinginkan. Produknya dapat diaduk dengan susu
dan diwarnai secara buatan untuk meniru cita rasa dan penampakan mentega (Hart,
dkk., 2003).
Pengembangan mentega buah, dengan komposisi menggunakan mentega putih (memberi tekstur
bagi produk) dan minyak (memberi rasa gurih). Mentega buah
berbeda dengan mentega di pasaran di mana mentega di pasaran terbuat dari susu
atau produk susu (hewani) yang sedikitnya mengandung 80 % lemak susu. Lebih mudah meleleh bila
diletakkan di suhu ruang. Rasanya gurih dan aromanya harum. Mentega buah juga
berbeda dengan selai. Minyak atau lemak adalah salah satu komposisi yang sangat
perlu diperhatikan dalam proses pembuatan mentega. Minyak goreng dikenal
berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai
kalori bahan pangan. Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat
plastis dan kestabilan tertentu. Kedua bahan ini sangat penting dalam pembuatan
mentega buah (Noviria, dkk., 2013).
Gliserol
Lemak merupakan suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi
alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai
gugus -OH. Satu
molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam
bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada
lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga asam lemak, oleh karena itu lemak
adalah suatu trigliserida. Asam lemak yang terdapat di alam ialah asam
palmitat, stearat, oleat, dan linoleat. Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu
ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair (Poedjiadi dan
Supriyanti, 1994).
Minyak Kelapa
Minyak kelapa hasil
proses fermentasi yang tertinggi yaitu sekitar 23 % dengan hasil terbanyak adalah
media substrat yang diinokulasi dengan starter dari biakan O1 pada konsentrasi
2,5 %. Hasil analisis kadar protein, lemak, asam lemak bebas dan kolesterol
masing-masing adalah 0,05 % dan 96,45 % sedangkan kualitas dari minyak yang
dihasilkan memiliki sifat sebagai produk minyak yang berwarna jernih dan memiliki
aroma yang harum dan khas fermentasi. Minyak kelapa fermentasi (fermikel)
memiliki banyak kelebihan di antaranya tahan lama, tidak mudah tengik dan hampir
tanpa kandungan kolesterol. Fermikel menunjukkan adanya komponen asam
laurat (Soeka, dkk., 2008).
Bacaan:
Akpinar-Bayizit, A.,
2014, Fungal Lipids: The Biochemistry of Lipid Accumulation, International Journal of Chemical
Engineering and Applications, 5(5): 409-414.
Gustone, F.D., 2001, Structured and Modified Lipids, Scottish Crop Research Institute
Dundee, Scotland.
Hart, H., Craine, L.E., dan Hart, D.J.,
2003, Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat,
Erlangga, Jakarta.
Hadajani, S.,
Manuhara, G.J., dan Anandito, R.B., 2010, Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap
Karakteristik Fisik, Kimia dan Sensoris Minyak wijen (Sesamum Indicum L.), 2(30):
121.
Leray, C., 2015, Lipids
Nutrition and Health, CRC-Press Taylor and Prancis Group, U.S Government.
Noviria, M.S.A.,
Yuwono,
S.S., dan
Saparianti, E., 2013,
Pembuatan Mentega Mangga (Kajian Pengaruh Proporsi Minyak dan Shortening
Terhadap Sifat Fisik, kimia dan Organoleptik Metenga Mangga), Jurnal Pangan dan Agroindustri, 1(1): 15-16.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, T., 1994, Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Pasaribu,
N., 2004, Minyak Buah Kelapa Sawit, Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
Soeka, Y.S., Sulistyo, J., dan Naiola, E., 2008, Analisis Biokimia Minyak Kelapa Hasil
Ekstraksi secara Fermentasi, Biodiversits,
2(9): 95.
Wijaya, V.G., Ismoyowati, dan Dadang, M.S., 2013, Kajian Kadar
Kolestrol dan Trigliserida Darah Berbagai Jens Itik Lokal yang Pakannya
Disumplementasi dengan Probiotik, Jurnal
Ilmiah Peternakan, 1(2):
661-662.
0 comments:
Post a Comment