Makalah Dispepsia (I)
Dispepsia terbagi menjadi dua yaitu dispepsia organik dan dispepsia nonorganik. Dispepsia organik adalah dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya, contohnya gastritis, ulkus peptikum, stomach encer, gastro-esophangeal reflu
Definisi Dispepsia
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit, rasa penuh dan panas di perut bagian atas yang menetap atau
mengalami kekambuhan keluhan rasa nyeri dan panas pada ulu hati dimana
kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut
bagian atas atau dada yang biasanya timbul setelah makan (Anonim, 2013).
Dispepsia terbagi menjadi dua yaitu dispepsia
organik dan dispepsia nonorganik. Dispepsia organik adalah dispepsia yang telah
diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya, contohnya gastritis,
ulkus peptikum, stomach cncer, gastro-esophangeal reflux disease, hyperacidity
dan lain-lain. Sedangkan dispepsia non organik atau dispepsia fungsional/ non
ulkus adalah dispepsia yang tidak diketahui penyebabnya, contohnya dispepsia
mirip ulkus, dispepsia mirip dismotilitas dan dispepsia non spesifik (Anonim,
2013).
Penyebab Dispepsia
Penyakit refluks
gastroesofageal adalah salah satu penyebab dispepsia yang paling umum.
Dispepsia terjadi ketika otot-otot dari organ saluran pencernaan atau saraf-saraf
yang mengendalikan organ-organ tersebut tidak berfungsi dengan baik, dispepsia
merupakan penyakit kronis yang biasanya berlangsung selama bertahun-tahun
bahkan seumur hidup (Behrman, 2009).
Patofisologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan
lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding
lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang
akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di
medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan (Leksananingrum, 2011).
Faktor Resiko
Faktor resiko dispepsia (Rosnelly,
2008) :
1.
Perubahan pola makan
2.
Pengaruh obat-obatan
yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama
3.
Alkohol dan nikotin
rokok
4.
Stres
5.
Tumor atau kanker
saluran pencernaan
Gejala
Gejala dispepsia (Rosnelly, 2008) :
6. nyeri perut (abdominal discomfort)
7. Rasa perih di ulu hati
8. Mual, kadang-kadang sampai muntah
9. Nafsu makan berkurang
10. Rasa lekas kenyang
11. Perut kembung
12. Rasa panas di dada dan perut
13. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)..
Bacaan:
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anonim. status gizi berdasarkan
Riskesdes 2007. http://www.scribd.com/doc/34306044/dispepsia. Diakses,
23 September 2013.
Anonim. Mencegah dan mengobati
dispepsia. http://ryaniehealth.blogspot.com
/2007/03/mencegah-mengobati-dispepsia,html.
diakses, 23 Oktober 2013.
Behrman, Richard E. 2009. Ilmu Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, bagian 1.
Leksananingrum,
dkk. 2011. Perhitungan kebutuhan Gizi
Rumah Sakit. Malang : Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar.
Rosnelly,
dkk. 2008. Buku pedoman Praktis Doagnosa
Gizi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Malang : Instalasi Gizi Rumah
Sakit Dr.Saiful Anwar
Soedarto. 2009. Penyakit-Penyakit
Infeksi di Indonesia. Widya Medika: Jakarta.
Suriadi, SKp & Rita Yuliani SKp. 2010. Asuhan Gizi pada
Dispepsia. Penerbit CV. Sagung Seto.
0 comments:
Post a Comment