Popular Posts

Monday, January 9, 2017

Makalah Dispepsia (I)

Dispepsia terbagi menjadi dua yaitu dispepsia organik dan dispepsia nonorganik. Dispepsia organik adalah dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya, contohnya gastritis, ulkus peptikum, stomach encer, gastro-esophangeal reflu

Definisi Dispepsia
Dispepsia merupakan  kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit, rasa penuh dan panas di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan rasa nyeri dan panas pada ulu hati dimana kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada yang biasanya timbul setelah makan (Anonim, 2013).
Dispepsia terbagi menjadi dua yaitu dispepsia organik dan dispepsia nonorganik. Dispepsia organik adalah dispepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya, contohnya gastritis, ulkus peptikum, stomach cncer, gastro-esophangeal reflux disease, hyperacidity dan lain-lain. Sedangkan dispepsia non organik atau dispepsia fungsional/ non ulkus adalah dispepsia yang tidak diketahui penyebabnya, contohnya dispepsia mirip ulkus, dispepsia mirip dismotilitas dan dispepsia non spesifik (Anonim, 2013).
Penyebab Dispepsia
Penyakit refluks gastroesofageal adalah salah satu penyebab dispepsia yang paling umum. Dispepsia terjadi ketika otot-otot dari organ saluran pencernaan atau saraf-saraf yang mengendalikan organ-organ tersebut tidak berfungsi dengan baik, dispepsia merupakan penyakit kronis yang biasanya berlangsung selama bertahun-tahun bahkan seumur hidup (Behrman, 2009).

Patofisologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan (Leksananingrum, 2011).
Faktor Resiko
Faktor resiko dispepsia (Rosnelly, 2008) :
        1.          Perubahan pola makan
        2.          Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama
        3.          Alkohol dan nikotin rokok
        4.          Stres
        5.          Tumor atau kanker saluran pencernaan
Gejala
Gejala dispepsia (Rosnelly, 2008) :
        6.     nyeri perut (abdominal discomfort)
        7.     Rasa perih di ulu hati
        8.     Mual, kadang-kadang sampai muntah
        9.     Nafsu makan berkurang
    10.     Rasa lekas kenyang
    11.     Perut kembung
    12.     Rasa panas di dada dan perut
    13.     Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)..










Bacaan:
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anonim. status gizi berdasarkan Riskesdes 2007. http://www.scribd.com/doc/34306044/dispepsia. Diakses, 23 September 2013.
Anonim. Mencegah dan mengobati dispepsia. http://ryaniehealth.blogspot.com /2007/03/mencegah-mengobati-dispepsia,html. diakses, 23 Oktober 2013.
Anonim. Dispepsia. http://askep-askeb.cz.cc/2010/03/Dispepsia. html. diakses, 24 Oktober 2013.
Behrman, Richard E. 2009. Ilmu Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, bagian 1.
Leksananingrum, dkk. 2011. Perhitungan kebutuhan Gizi Rumah Sakit. Malang : Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar.
Rosnelly, dkk. 2008. Buku pedoman Praktis Doagnosa Gizi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Malang : Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar
 Soedarto. 2009. Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia. Widya Medika: Jakarta.
Suriadi, SKp & Rita Yuliani SKp. 2010. Asuhan Gizi pada Dispepsia. Penerbit CV. Sagung Seto.



0 comments:

Post a Comment