Popular Posts

Tuesday, May 17, 2016

Laporan Genetika Tanaman

Laporan Genetika Tanaman

PERBANDINGAN GENETIKA TIRUAN DENGAN RANDOM SAMPLING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian, pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Genetika adalah ilmu yang berhubungan dengan studi dan pemahaman tentang faktor keturunan, evolusi, perkembangan, ekologi, biologi molekuler dan ilmu forensik. Seorang ilmuwan Jerman dengan nama Gregor Johann Mendel adalah pendiri pertama Genetika, maka ia juga dikenal sebagai Bapak Genetika. Dia pertama kali menunjukkan pewarisan sifat pada tanaman kacang dan kemudian disebut sebagai pewarisan Mendel. Konsep utama di balik mempelajari genetika adalah: Genetika menjelaskan bagaimana sifat diwariskan dari orang tua untuk anak mereka. Genetika juga menjelaskan tentang jumlah gen dan kromosom yang ada dalam individu dengan kepentingan mereka.
Random sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil menjadi sampel. Karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Chi-Kuadrat merupakan salah jenis uji hipotesa yang dikenal dalam statistik. Distribusi Chi-Kuadrat dilambangkan dengan χ2. Kegunaan Uji Chi-Kuadrat adalah untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut maka dianggap penting untuk melakukan praktikum untuk mengetahui pembenaran dari hukum Mendel.
1.2.            Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum perbandingan genetika tiruan dengan random sampling adalah untuk mengetahui rumus Uji Chi-Kuadrat, serta untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan antara 2 individu yang heterozigot pada satu gen.
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi bagi praktikan tentang genetika tiruan dengan random sampling untuk mengetahui penerapan Hukum Mendel serta penyebab penyimpangan yang terjadi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.            Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel adalah bagian atau perwakilan dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang nantinya akan diamati. Sampel digunakan jika populasi yang akan diamati dalam jumlah besar dan tidak memungkinkan peneliti untuk mempelajari semua bagian dari populasi tersebut (Sugiyono, 2011 dalam Sulistiyono, 2013).
Jika populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka populasi semuanya akan digunakan sebagai sampel, namum jika populasi berjumlah lebih dari 100 maka populasi yang akan diambil sebagai sampel berkisar 10-15% atau 20-25% atau lebih. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan cara sampel acak, sampel berstrata, sampel wilayah, sampel proporsi, sampel kuota, sampel kelompok, dan sampel kembar (Arikunto, 2011).
Menurut Umar (2009) ada tida faktor yang penting dan harus diperhatikan dalam pengambilan sampel, antara lain:
1.      Populasi terhingga dan tidak terhingga
2.      Pengambilan sampel secara probabilitas dan non probabilitas
3.      Pengambilan sampel dengan membagi-bagi terlebih dahulu menjadi sub-populasi sehingga sub-populasi menjadi relatif homogen atau heterogen.
Teknik sampling adalah merupakan salah satu teknik pengambilan sampel. Untuk sampel yang akan digunakan atau diamati dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling (Sugiyono, 2011).
2.1.1.      Probability Sampling
Probabilitas adalah kemungkinan atau kebolehjadian bahwa suatu hal atau luaran akan terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Mendel menggunakan teori probabilitas untuk menentukan perbandingan 3:1, yaitu sebagai angka matematik untuk model mekanisme segregasi genetik yang dirumuskannya. Hukum probabilitas merupakan landasan studi genetik yang digunakan secara luas. Para pemulia tanaman yang selalu berkecimpung dalam pengumpulan gen-gen unggul akan senantiasa mengandalkan perhitungan probabilitas. Karakter-karakter yang diinginkannya dapat berasal dari suatu organisme yang telah dikenalinya atau harus mengambil dari suatu populasi. Keberhasilan proses pengumpulan karakter terbaik sesuai yang diinginkan amat menentukan kesuksesannya dalam mengembangkan varietas unggul. Selain dalam bidang genetika, probabilitas digunakan dibidang-bidang atau proses-proses lain yang mengandung unsur ketidakpastian. Seorang ibu, misalnya selalu dihadapkan pada dua kemungkinan dalam mendapatkan anak laki-laki atau perempuan (Suryati, 2013).
Probabilitas adalah suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang yang hasilnya tidak pasti (uncertain event). Probabilitas dinyatakan antara 0 (nol) sampai 1 (satu) atau dalam persentase. Probabilitas 0 menunjukkan peristiwa yang tidak mungkin terjadi, sedangkan probabilitas 1 menunjukkan peristiwa yang pasti terjadi. P(A) = 0,99 artinya probabilitas bahwa kejadian A akan terjadi sebesar 99% dan probabilitas A tidak terjadi adalah sebesar 1% (Rambe, 2012).
Menurut Nurhayati (2008) penarikan sampel secara acak/random (Probability Sampling) memiliki ciri-ciri yaitu setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel, pemilihan sampel bersifat objektif, estimasi parameter dapat dilakukan, bias dapat diperkirakan. Beberapa teknik penarikan sampel dengan probability sampling adalah serbagai berikut :
1.      Sampling acak sederhana (Simple Random Sampling).
2.      Sampling acak sistematis (Systematic Random Sampling).
3.      Sampling acak berlapis (Stratified Random Sampling).
4.      Sampling acak kelompok (Clustered Random Sampling).




Tipe sampel Probability menurut pendapat Neuman (2007), antara lain:
1.      Simple random
Membuat kerangka sampling untuk semua kasus kemudian pilih kasus menggunakan proses sepenuhnya acak (misalnya acak nomor meja atau program komputer.
2.      Startified
Membuat kerangka sampling untuk masing –masing bebarapa kategori kasus, mengambil sampel acak dari masing-masing kategori kemudian menggabungkan beberapa sampel.
3.      Sistematis
Membuat kerangka sampling, menghitung sampling interval 1/k, memilih tempat mulai seacara acak kemudian mengambil setiap 1/k dari kasus.
4.      Cluster
Membuat kerangka sampling untuk unit cluster yang lebih besar, mengambil sampel acak dari unit cluster, membuat keramgka sampling untuk kasus dalam setiap unit klaster yang dipilih, kemudian mengambil sampel secara acak dari kasus dan seterusnya.
Ada tiga hal penting dalam rangka membicarakan probabilitas, yaitu percobaan (experiment), ruang sampel (sample space) dan kejadian (event). Percobaan (experiment) adalah pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan timbulnya paling sedikit 2 (dua) peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang akan terjadi. Ruang sampel atau semesta merupakan himpunan dari semua hasil (outcome) yang mungkin dari suatu percobaan (experiment). Jadi ruang sampel adalah seluruh kemungkinan peristiwa yang akan terjadi akibat adanya suatu percobaan atau kegiatan. Kejadian (event) adalah kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan atau kegiatan. Kejadian menunjukkan hasil yang terjadi dari suatu percobaan. Dalam setiap percobaan atau kegiatan hanya ada satu hasil (Rambe, 2012).



2.1.2.      Nonprobability
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013).
Menurut Nurhayati (2008) penarikan sampel tidak secara acak (Non Probability Sampling) memiliki ciri-ciri yaitu setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel, sifatnya subyektif, bias tidak dapat diperkirakan besarnya, tidak dapat digunakan untuk estimasi parameter. Beberapa teknik penarikan sampel dengan non probability sampling adalah sebagai berikut :
1.      Sampling kemudahan (Convinience Sampling)
2.      Sampling pertimbangan (Judgement Sampling)
3.      Quota Sampling
4.      Snowball Sampling
Tipe sampel Non Probability menurut Neuman (2007), antara lain:
1.      Haphazard
Mendapatkan sertiap kasus dengan cara yang telah disepakati
2.      Kuota
Mendapatkan nomor yang telah ditetapkan pada kasus dalam beberapa kategori yang telah ditentukan yang akan mencermikan keragaman populasi, menggunakan metode haphazard.
3.      Purposive
Mendapatkan semua kasus yang mungkin sesuai dengan kriteria tertentu dengan menggunakan berbagai macam metode
4.      Snowball
Mendapatkan kasus menggunakan rujukan dari satu atau beberapa kasus, dan kemudian rujukan dari kasus tersebut dan seterusnya.
5.      Case deviant
Mendapatkan kasus yang secara substansial berbeda dari pola yang dominan (khusus jenis sampel purposive)

6.      Sequiental
Mendapatkan kasus hingga tidak ada tambahan formasi atau karakterisitik baru (sering digunakan dengan metode pengambilan sampel lainnya)
2.2.            Chi-Kuadrat


BAB III
METODOLOGI
3.1.            Tempat dan Waktu
Praktikum perbandingan genetika tiruan dengan random sampling, dilaksanakan di……………………………...
3.2.            Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu amplop coklat 2 buah, kalkulator, tabel chi-kuadrat, dan alat tulis menulis berupa kertas HVS, pensil, pensil warna, pulpen, penghapus, dan rautan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kancing berukuran sama sebanyak 400 yang masing-masing 200 warna yang berbeda.
3.3.            Metode Praktikum
Adapun prosedur kerja dalam praktikum adalah sebagai berikut:
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.    Mendengarkan penjelasan asisten.
3.    Menyiapkan 2 amplop besar.
4.    Mengisi masing-masing amplop dengan 200 biji kancing yang terdiri atas 100 biji kancing merah muda dan 100 biji kancing biru.
5.    Mengocok amplop dan mengambil 2 biji kancing secara acak tanpa melihat isi amplop dengan ulangan 40 dan memasukkan kembali ke dalam amplop.
6.    Mengulang prosedur 5 dengan ulangan 80 dan 120.
7.      Mencatat hasil jumlah warna kancing yang muncul dan memasukkan ke dalam tabel hasil.
8.      Mencocokkan tiap hasil yang ada dengan tabel chi-kuadrat.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.            Hasil
4.1.1.      Pengambilan 40 kali
Tabel Perhitungan fenotipe F2 monohibrid ulangan 40 kali
Kelas
Banyak yang diambil
(o)
Banyak yang diharapkan
(e)
Penyimpangan
(o-e) = d
d2 / e
Merah Muda




Biru




Jumlah




Kelas
Banyak yang diambil
(o)
Banyak yang diharapkan
(e)
Penyimpangan
d = (o-e)
d2 / e
AA




Aa




aa




Jumlah




Kelas
Banyak yang diambil
(o)
Banyak yang diharapkan
(e)
Penyimpangan
(o-e) = d
d2 / e
Merah Muda




Biru




Jumlah




Kelas
Banyak yang diambil
(o)
Banyak yang diharapkan
(e)
Penyimpangan
d = (o-e)
d2 / e
AA




Aa




aa




Jumlah




Kelas
Banyak yang diambil
(o)
Banyak yang diharapkan
(e)
Penyimpangan
(o-e) = d
d2 / e
Merah Muda




Biru




Jumlah




Kelas
Banyak yang diambil
(o)
Banyak yang diharapkan
(e)
Penyimpangan
d = (o-e)
d2 / e
AA




Aa




aa




Jumlah





Sumber: Data primer setelah diolah, 2016
Tabel perhitungan genotipe F2 monohibrid ulangan 40 kali
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016
4.1.2.      Pengambilan 80 kali
Tabel Perhitungan fenotipe F2 monohibrid ulangan 80 kali
Sumber: Data primer setelah diolah, 2016
Tabel perhitungan genotipe F2 monohibrid ulangan 80 kali
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016
4.1.3.      Pengambilan 120 kali
Tabel Perhitungan fenotipe F2 monohibrid ulangan 120 kali
Sumber: Data primer setelah diolah, 2016
Tabel perhitungan genotipe F2 monohibrid ulangan 120 kali
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016
4.2.            Pembahasan
Pada praktikum membandingkan antara genetika tiruan dengan random sampling digunakan kancing berwarna merah muda dan kancing berwarna biru. Yang mana pada kancing warna merah muda dimisalkan AA dan kancing biru dimisalkan aa. Dari dua kancing ini akan dikawinkan yang menghasilkan keturunan.
Dari tabel pengamatan didapatkan bahwa hasil random sampling 40 kali pengambilan, total hasil pada genotipe F2 yaitu sebesar 0,15 dan hasil pada fenotipe F2 sebesar 0. Sementara berdasarkan tabel distribusi X2 pada chi-kuadrat pada db 2 nilainya 5,99 dan 9,21. Ini artinya bahwa nilai genotipe tidak boleh lebih dari 9,21 dan 5,99. Sedangkan untuk db 1 nilainya 3,84 dan 6,69. Ini artinya bahwa hasil fenotipe tidak boleh lebih dari 6,69 dan 3,84. Jadi hasil random sampling 40 kali pengambilan pada perhitungan genotipe dan fenotipe F2 adalah tidak nyata dan tidak terjadi penyimpangan.
Pada tabel pengamatan hasil 80 kali pengambilan, total hasil pada genotipe F2 yaitu sebesar 1,875 dan hasil pada fenotipe F2 sebesar 1,667. Sementara berdasarkan tabel distibusi X2 pada chi-kuadrat pada db 2 nilainya 5,99 dan 9,21 . Ini artinya bahwa nilai genotipe tidak boleh lebih dari 9,21 dan 5,99. Sedangkan untuk db 1 nilainya 3,84 dan 6,69 . Ini artinya bahwa hasil fenotipe tidak boleh lebih dari 6,69 dan 3,84. Jadi hasil random sampling 80 kali pengambilan pada perhitungan genotipe dan fenotipe F2 adalah tidak nyata dan tidak terjadi penyimpangan.
Pada tabel pengamatan didapatkan bahwa hasil random sampling 120 kali pengambilan, total hasil pada genotipe F2 yaitu sebesar 0,849 dan hasil pada fenotipe F2 sebesar 0,4. Sementara berdasarkan tabel distibusi X2 pada chi-kuadrat pada db 2 nilainya 5,99 dan 9,21. Ini artinya bahwa nilai genotipe tidak boleh lebih dari 9,21 dan 5,99 . Sedangkan untuk db 1 nilainya 3,84 dan 6,69. Ini artinya bahwa hasil fenotipe tidak boleh lebih dari 6,69 dan 3,84. Jadi hasil random sampling 80 kali pengambilan pada perhitungan genotipe dan fenotipe F2 adalah tidak nyata dan tidak terjadi penyimpangan


BAB V

PENUTUP
5.1.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini antara lain:
1.  
Dengan :       k   : banyaknya kategori/sel
                Oi    : frekuensi observasi
                Ei   : frekuensi harapan
2. Pada tabel genotip dan fenotip ulangan 40, 80, dan 120 kali dan dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat dapat diketahui bahwa hasil tidak nyata dan tidak terjadi penyimpangan karena penjumlahan dari tiap ulanaan tidak melebihi nilai dari tabel chi-kuadrat.
5.2.  Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah agar praktikan diberikan materi sebagai bahan acuan dalam pembelajaran sebelum melakukan praktikum.

 5.2.   Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah agar praktikan diberikan materi sebagai bahan acuan dalam pembelajaran sebelum melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Indarti, Dina. 2008. Uji Chi-Kuadrat X2. Jawa Barat: Universitas Gunadarma.
Neuman, W. L. (2007). Basics of Social Research: Quantitative and Qualitative Approaches (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.
Nurhayati. 2008. Studi Perbandingan Metode Sampling Antara Simple Random dengan Stratified Random. Jakarta: Universitas Nasional.
Rambe, M. K. 2012. Probabilitas. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulistiyono, Ninoy Yudhistya. 2013. Gambaran Asupan Zat Gizi Fisik Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suryati, Dotti. 2013. Penuntun Praktikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Umar, Husein. 2009. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

0 comments:

Post a Comment