Laporan Genetika Tanaman
Laporan Genetika Tanaman
PERBANDINGAN
GENETIKA TIRUAN DENGAN RANDOM SAMPLING
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik
individu
maupun populasi
tanaman
untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang disamakan dengan penangkaran
tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian,
pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Genetika adalah ilmu yang
berhubungan dengan studi dan pemahaman tentang faktor keturunan, evolusi,
perkembangan, ekologi, biologi molekuler dan ilmu forensik. Seorang ilmuwan
Jerman dengan nama Gregor Johann Mendel adalah pendiri pertama Genetika, maka
ia juga dikenal sebagai Bapak Genetika. Dia pertama kali menunjukkan pewarisan
sifat pada tanaman kacang dan kemudian disebut sebagai pewarisan Mendel. Konsep
utama di balik mempelajari genetika adalah: Genetika menjelaskan bagaimana
sifat diwariskan dari orang tua untuk anak mereka. Genetika juga menjelaskan
tentang jumlah gen dan kromosom yang ada dalam individu dengan kepentingan
mereka.
Random sampling adalah
metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu
sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama
untuk terpilih atau terambil menjadi sampel. Karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu.
Chi-Kuadrat merupakan
salah jenis uji hipotesa yang dikenal dalam statistik. Distribusi Chi-Kuadrat
dilambangkan dengan χ2. Kegunaan Uji Chi-Kuadrat adalah untuk
menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur
kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
nominal lainnya.
Berdasarkan uraian
tersebut maka dianggap penting untuk melakukan praktikum untuk mengetahui
pembenaran dari hukum Mendel.
1.2.
Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum
perbandingan genetika tiruan dengan random sampling adalah untuk mengetahui
rumus Uji Chi-Kuadrat, serta untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan
antara 2 individu yang heterozigot pada satu gen.
Kegunaan dari praktikum
ini adalah sebagai bahan informasi bagi praktikan tentang genetika tiruan
dengan random sampling untuk mengetahui penerapan Hukum Mendel serta penyebab
penyimpangan yang terjadi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian akan ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel adalah bagian atau
perwakilan dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang nantinya
akan diamati. Sampel digunakan jika populasi yang akan diamati dalam jumlah
besar dan tidak memungkinkan peneliti untuk mempelajari semua bagian dari
populasi tersebut (Sugiyono, 2011 dalam Sulistiyono, 2013).
Jika populasi
penelitian berjumlah kurang dari 100 maka populasi semuanya akan digunakan
sebagai sampel, namum jika populasi berjumlah lebih dari 100 maka populasi yang
akan diambil sebagai sampel berkisar 10-15% atau 20-25% atau lebih. Pengambilan
sampel dalam penelitian dilakukan dengan cara sampel acak, sampel berstrata,
sampel wilayah, sampel proporsi, sampel kuota, sampel kelompok, dan sampel
kembar (Arikunto, 2011).
Menurut Umar (2009) ada
tida faktor yang penting dan harus diperhatikan dalam pengambilan sampel,
antara lain:
1.
Populasi terhingga dan tidak terhingga
2.
Pengambilan sampel secara probabilitas
dan non probabilitas
3.
Pengambilan sampel dengan membagi-bagi
terlebih dahulu menjadi sub-populasi sehingga sub-populasi menjadi relatif
homogen atau heterogen.
Teknik sampling adalah merupakan salah satu teknik pengambilan sampel. Untuk sampel yang akan
digunakan atau diamati dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling (Sugiyono,
2011).
2.1.1.
Probability
Sampling
Probabilitas adalah
kemungkinan atau kebolehjadian bahwa suatu hal atau luaran akan terjadi pada
kondisi-kondisi tertentu. Mendel menggunakan teori probabilitas untuk
menentukan perbandingan 3:1, yaitu sebagai angka matematik untuk model mekanisme
segregasi genetik yang dirumuskannya. Hukum probabilitas merupakan landasan
studi genetik yang digunakan secara luas. Para pemulia tanaman yang selalu
berkecimpung dalam pengumpulan gen-gen unggul akan senantiasa mengandalkan
perhitungan probabilitas. Karakter-karakter yang diinginkannya dapat berasal
dari suatu organisme yang telah dikenalinya atau harus mengambil dari suatu
populasi. Keberhasilan proses pengumpulan karakter terbaik sesuai yang
diinginkan amat menentukan kesuksesannya dalam mengembangkan varietas unggul.
Selain dalam bidang genetika, probabilitas digunakan dibidang-bidang atau
proses-proses lain yang mengandung unsur ketidakpastian. Seorang ibu, misalnya selalu
dihadapkan pada dua kemungkinan dalam mendapatkan anak laki-laki atau perempuan
(Suryati, 2013).
Probabilitas adalah
suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa (event)
akan terjadi di masa mendatang yang hasilnya tidak pasti (uncertain
event). Probabilitas dinyatakan antara 0 (nol) sampai 1 (satu) atau dalam
persentase. Probabilitas 0 menunjukkan peristiwa yang tidak mungkin terjadi,
sedangkan probabilitas 1 menunjukkan peristiwa yang pasti terjadi. P(A) = 0,99
artinya probabilitas bahwa kejadian A akan terjadi sebesar 99% dan probabilitas
A tidak terjadi adalah sebesar 1% (Rambe, 2012).
Menurut Nurhayati
(2008) penarikan sampel secara acak/random (Probability Sampling)
memiliki ciri-ciri yaitu setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk terpilih sebagai sampel, pemilihan sampel bersifat objektif, estimasi
parameter dapat dilakukan, bias dapat diperkirakan. Beberapa teknik penarikan
sampel dengan probability sampling adalah serbagai berikut :
1.
Sampling acak sederhana (Simple
Random Sampling).
2.
Sampling acak sistematis (Systematic
Random Sampling).
3.
Sampling acak berlapis (Stratified
Random Sampling).
4.
Sampling acak kelompok (Clustered
Random Sampling).
Tipe sampel Probability menurut pendapat Neuman (2007),
antara lain:
1. Simple random
Membuat kerangka sampling
untuk semua kasus kemudian pilih kasus menggunakan proses sepenuhnya acak
(misalnya acak nomor meja atau program komputer.
2. Startified
Membuat kerangka sampling
untuk masing –masing bebarapa kategori kasus, mengambil sampel acak dari
masing-masing kategori kemudian menggabungkan beberapa sampel.
3. Sistematis
Membuat kerangka sampling,
menghitung sampling interval 1/k, memilih tempat mulai seacara acak
kemudian mengambil setiap 1/k dari kasus.
4. Cluster
Membuat kerangka sampling
untuk unit cluster yang lebih besar, mengambil sampel acak dari unit cluster,
membuat keramgka sampling untuk kasus dalam setiap unit klaster yang
dipilih, kemudian mengambil sampel secara acak dari kasus dan seterusnya.
Ada tiga hal penting
dalam rangka membicarakan probabilitas, yaitu percobaan (experiment),
ruang sampel (sample space) dan kejadian (event). Percobaan (experiment)
adalah pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan
timbulnya paling sedikit 2 (dua) peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana
yang akan terjadi. Ruang sampel atau semesta merupakan himpunan dari semua
hasil (outcome) yang mungkin dari suatu percobaan (experiment).
Jadi ruang sampel adalah seluruh kemungkinan peristiwa yang akan terjadi akibat
adanya suatu percobaan atau kegiatan. Kejadian (event) adalah kumpulan dari
satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan atau kegiatan.
Kejadian menunjukkan hasil yang terjadi dari suatu percobaan. Dalam setiap
percobaan atau kegiatan hanya ada satu hasil (Rambe, 2012).
2.1.2.
Nonprobability
Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 2013).
Menurut Nurhayati (2008) penarikan sampel tidak
secara acak (Non Probability Sampling) memiliki ciri-ciri yaitu setiap
anggota populasi tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai
sampel, sifatnya subyektif, bias tidak dapat diperkirakan besarnya, tidak dapat
digunakan untuk estimasi parameter. Beberapa teknik penarikan sampel dengan non
probability sampling adalah sebagai berikut :
1. Sampling
kemudahan (Convinience Sampling)
2. Sampling
pertimbangan (Judgement Sampling)
3. Quota
Sampling
4. Snowball
Sampling
Tipe sampel Non Probability menurut Neuman (2007), antara
lain:
1. Haphazard
Mendapatkan sertiap
kasus dengan cara yang telah disepakati
2. Kuota
Mendapatkan nomor
yang telah ditetapkan pada kasus dalam beberapa kategori yang telah ditentukan
yang akan mencermikan keragaman populasi, menggunakan metode haphazard.
3. Purposive
Mendapatkan semua
kasus yang mungkin sesuai dengan kriteria tertentu dengan menggunakan berbagai
macam metode
4. Snowball
Mendapatkan kasus
menggunakan rujukan dari satu atau beberapa kasus, dan kemudian rujukan dari
kasus tersebut dan seterusnya.
5. Case
deviant
Mendapatkan kasus
yang secara substansial berbeda dari pola yang dominan (khusus jenis sampel purposive)
6. Sequiental
Mendapatkan kasus
hingga tidak ada tambahan formasi atau karakterisitik baru (sering digunakan
dengan metode pengambilan sampel lainnya)
2.2.
Chi-Kuadrat
BAB
III
METODOLOGI
3.1.
Tempat
dan Waktu
Praktikum perbandingan
genetika tiruan dengan random sampling, dilaksanakan di……………………………...
3.2.
Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum ini yaitu amplop coklat 2 buah, kalkulator, tabel chi-kuadrat, dan alat tulis menulis
berupa kertas HVS, pensil, pensil warna, pulpen, penghapus, dan rautan.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kancing berukuran sama sebanyak 400 yang
masing-masing 200 warna yang berbeda.
3.3.
Metode
Praktikum
Adapun prosedur kerja dalam praktikum
adalah sebagai berikut:
1.
Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Mendengarkan penjelasan asisten.
3.
Menyiapkan
2 amplop besar.
4.
Mengisi
masing-masing amplop dengan 200 biji kancing yang terdiri atas 100 biji kancing
merah muda dan 100 biji kancing biru.
5.
Mengocok
amplop dan mengambil 2 biji kancing secara acak tanpa melihat isi amplop dengan
ulangan 40 dan memasukkan kembali ke dalam amplop.
6. Mengulang prosedur 5 dengan ulangan 80 dan 120.
7.
Mencatat hasil jumlah warna kancing yang
muncul dan memasukkan ke dalam tabel hasil.
8. Mencocokkan
tiap hasil yang ada dengan tabel chi-kuadrat.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
4.1.1.
Pengambilan
40 kali
Tabel Perhitungan fenotipe F2
monohibrid ulangan 40 kali
Kelas
|
Banyak yang diambil
(o)
|
Banyak yang diharapkan
(e)
|
Penyimpangan
(o-e) = d
|
d2 / e
|
Merah Muda
|
||||
Biru
|
||||
Jumlah
|
Kelas
|
Banyak yang diambil
(o)
|
Banyak yang diharapkan
(e)
|
Penyimpangan
d = (o-e)
|
d2 / e
|
AA
|
||||
Aa
|
||||
aa
|
||||
Jumlah
|
Kelas
|
Banyak yang diambil
(o)
|
Banyak yang diharapkan
(e)
|
Penyimpangan
(o-e) = d
|
d2 / e
|
Merah Muda
|
||||
Biru
|
||||
Jumlah
|
Kelas
|
Banyak yang diambil
(o)
|
Banyak yang diharapkan
(e)
|
Penyimpangan
d = (o-e)
|
d2 / e
|
AA
|
||||
Aa
|
||||
aa
|
||||
Jumlah
|
Kelas
|
Banyak yang diambil
(o)
|
Banyak yang diharapkan
(e)
|
Penyimpangan
(o-e) = d
|
d2 / e
|
Merah Muda
|
||||
Biru
|
||||
Jumlah
|
Kelas
|
Banyak yang diambil
(o)
|
Banyak yang diharapkan
(e)
|
Penyimpangan
d = (o-e)
|
d2 / e
|
AA
|
||||
Aa
|
||||
aa
|
||||
Jumlah
|
Sumber: Data primer
setelah diolah, 2016
Tabel perhitungan genotipe F2
monohibrid ulangan 40 kali
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2016
4.1.2.
Pengambilan
80 kali
Tabel Perhitungan fenotipe F2
monohibrid ulangan 80 kali
Sumber: Data primer
setelah diolah, 2016
Tabel perhitungan genotipe F2
monohibrid ulangan 80 kali
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2016
4.1.3.
Pengambilan
120 kali
Tabel Perhitungan fenotipe F2
monohibrid ulangan 120 kali
Sumber: Data primer
setelah diolah, 2016
Tabel perhitungan genotipe F2
monohibrid ulangan 120 kali
Sumber : Data primer
setelah diolah, 2016
4.2.
Pembahasan
Pada praktikum membandingkan antara
genetika tiruan dengan random sampling digunakan kancing berwarna merah muda
dan kancing berwarna biru. Yang mana pada kancing warna merah muda dimisalkan AA
dan kancing biru dimisalkan aa. Dari dua kancing ini akan dikawinkan yang
menghasilkan keturunan.
Dari tabel pengamatan
didapatkan bahwa hasil random sampling 40 kali pengambilan, total hasil pada
genotipe F2 yaitu sebesar 0,15 dan hasil pada fenotipe F2
sebesar 0. Sementara berdasarkan tabel distribusi X2 pada
chi-kuadrat pada db 2 nilainya 5,99 dan 9,21. Ini artinya bahwa nilai genotipe
tidak boleh lebih dari 9,21 dan 5,99. Sedangkan untuk db 1 nilainya 3,84 dan
6,69. Ini artinya bahwa hasil fenotipe tidak boleh lebih dari 6,69 dan 3,84.
Jadi hasil random sampling 40 kali pengambilan pada perhitungan genotipe dan
fenotipe F2 adalah tidak nyata dan tidak terjadi penyimpangan.
Pada tabel pengamatan
hasil 80 kali pengambilan, total hasil pada genotipe F2 yaitu
sebesar 1,875 dan hasil pada fenotipe F2 sebesar 1,667. Sementara
berdasarkan tabel distibusi X2 pada chi-kuadrat pada db 2 nilainya
5,99 dan 9,21 . Ini artinya bahwa nilai genotipe tidak boleh lebih dari 9,21 dan
5,99. Sedangkan untuk db 1 nilainya 3,84 dan 6,69 . Ini artinya bahwa hasil
fenotipe tidak boleh lebih dari 6,69 dan 3,84. Jadi hasil random sampling 80
kali pengambilan pada perhitungan genotipe dan fenotipe F2 adalah tidak
nyata dan tidak terjadi penyimpangan.
Pada tabel pengamatan didapatkan
bahwa hasil random sampling 120 kali pengambilan, total hasil pada genotipe F2
yaitu sebesar 0,849 dan hasil pada fenotipe F2 sebesar 0,4.
Sementara berdasarkan tabel distibusi X2 pada chi-kuadrat pada db 2
nilainya 5,99 dan 9,21. Ini artinya bahwa nilai genotipe tidak boleh lebih dari
9,21 dan 5,99 . Sedangkan untuk db 1 nilainya 3,84 dan 6,69. Ini artinya bahwa
hasil fenotipe tidak boleh lebih dari 6,69 dan 3,84. Jadi hasil random sampling
80 kali pengambilan pada perhitungan genotipe dan fenotipe F2 adalah
tidak nyata dan tidak terjadi penyimpangan
BAB
V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini antara lain:
1.
Dengan : k : banyaknya kategori/sel
Oi : frekuensi observasi
Ei : frekuensi harapan
2.
Pada tabel genotip dan fenotip ulangan 40, 80, dan 120 kali dan
dibandingkan dengan tabel chi-kuadrat dapat diketahui bahwa hasil tidak nyata
dan tidak terjadi penyimpangan karena penjumlahan dari tiap ulanaan tidak
melebihi nilai dari tabel chi-kuadrat.
5.2.
Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini
adalah agar praktikan diberikan materi sebagai bahan acuan dalam pembelajaran
sebelum melakukan praktikum.
5.2.
Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini
adalah agar praktikan diberikan materi sebagai bahan acuan dalam pembelajaran
sebelum melakukan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
S. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Indarti,
Dina. 2008. Uji Chi-Kuadrat X2. Jawa Barat: Universitas Gunadarma.
Neuman,
W. L. (2007). Basics
of Social Research: Quantitative and Qualitative Approaches (2nd ed.). Boston: Allyn and
Bacon.
Nurhayati.
2008. Studi Perbandingan Metode Sampling
Antara Simple Random dengan Stratified Random. Jakarta: Universitas
Nasional.
Rambe, M. K. 2012. Probabilitas. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono.
2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.
2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulistiyono, Ninoy Yudhistya. 2013. Gambaran Asupan Zat Gizi Fisik
Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suryati,
Dotti. 2013. Penuntun Praktikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu.
Umar, Husein. 2009. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
0 comments:
Post a Comment