Laporan Agroklimatologi
Laporan Agroklimatologi
Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan).
Pengenalan Alat Stasiun Klimatologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan
pertanian. Maka dari itu pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah
penting, yaitu
bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu membawa dampak
yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan tanaman
sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen
yang akan datang.
bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu membawa dampak
yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan tanaman
sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen
yang akan datang.
Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan
dalam keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur
unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat,
maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan
menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila
terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan).
Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta
mampu mengaitkan terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat
menghubungkan dengan waktu musim tanam dan memilih tanaman yang cocok dengan
keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah dapat memperkirakan musim tanam
yang akan datang akan jatuh pada bulan apa, serta tanaman apa yang akan kita
tanam pada musim tersebut.
Sebagai tindakan nyata tentang mempelajari unsur unsur iklim,
maka di Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika merupakan salah satu tempat
untuk melakukan penelitian terhadap cuaca. Hal tersebut terjadi karena pada
tempat tersebut telah ada alat alat yang dapat digunakan untuk mengetahui unsur
unsur cuaca yang terjadi. Sebagai contoh yaitu terdapat ombrometer serta
ombrograf yaitu alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan, barometer yaitu
untuk mengukur tekanan udara, termometer tanah bengkok untuk mengukur suhu
tanah, anemometer untuk menentukan kecepatan angin, serta masih banyak alat
alat lain yang terdapat disana. Kemudian apabila data telah didapatkan dari
berbagai unsur cuaca, maka dapat ditarik kesimpulan tentang keadaan apa yang
akan terjadi, berhubungan dengan kegiatan pertanian dan penerbangan. Misalnya
dapat ditentukan mulainya musim tanam pada bulan apa, sehingga para petani
dapat memanfaatkan dari informasi yang diberikan untuk kegiatan pertanian.
Berdasarkan terjadinya kesalahan dalam pendataan
hasil klimatologi maka dianggap perlu untuk
mengetahui alat-alat yang ada di stasiun klimatologi.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa
mengetahui tentang alat-alat yang ada di stasiun klimatologi serta cara
penggunaanya
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah:
1.
Agar mahasiswa mengetahui
alat-alat stasiun klimatologi
2.
Agar mahasiswa mengetahui nama serta cara penggunaan alat-alat
klimatologi
3.
Agar mahasiswa mengetahui
fungsi alat-alat klimatologi; dan untuk mengetahui tujuan dari pemakaian
alat-alat klimatologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)
BMKG (Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah badan atau organisasi yang mengawasi (mendata,
melaporkan, membuat perkiraan, ramalan) keadaan cuaca dan iklim di negara
Indonesia. Adapun tugas BMKG secara umum adalh mempelajari kondisi cuaca dan
musim, memantau keadaan cuaca(weather condition) di daerah/kota/bandara, membuat
ramalan cuaca untuk daerah/kota/bandara, mendistribusikan kondisi cuaca (weather
report) dan ramalan cuaca atau weather forecast (Anonim, 2010).
Meteorologi
adalah ilmu yang mempelajari Cuaca dan iklim di bumi dan ruang angkasa, tekanan
udara (air pressure), suhu udara (temperature), kepadatan udara (air density),
humidity (kebasahan), wind(angin), awan (cloud), hujan (rain) dll, Cuaca
buruk yaitu taifun, cyclone, hurricane,
tornado, willy-willy. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi
khususnya untuk keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani
meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Meteorologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung
di atmosfer itu (Tanjung,
2011).
Stasiun
Meteorologi alat merupakan suatu tempat, dimana didalamnya mengadakan
pengamatan yang continue terhadap keadaan lingkingan, baik itu berhubungan
dengan iklim maupu dengan cuaca. Suatu stasiun meteorologi biasanya mengadakan
pengamatan kondisi iklim selama sepuluh tahun berturut-turut, segingga akan
diperoleh gambaran umum tentang rerata keadaan iklim di suatu tempat atau
wilayah tertentu. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang akurat, maka
dibutuhkan beberapa persyaratan tertentu. Yang pertama adalah penempatan lokasi
stasiun meteorologi harus mewakili keadaan suatu lahan atau wilayah yang luas.
Yang kedua adalah masing-masing alat harus dapat memberikan hasil atau data
yang absah (tepat dan akurat), tidak mudah rusak, mudah penggunaannya erta
perawatannya. Dan yang terakhir atau yang ketiga adalah pengamatan harus dapat
dipercaya, terlatih, dan terampil (Tanjung, 2011).
Klimatologi
berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope)
yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi
definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat
iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan
antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan
interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam
pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi
statistik (Tanjung,
2011).
Geofisika adalah
ilmu yang mempelajari bumi bawah permukaan berdasarkan formulasi-formulasi
Fisika. Dengan demikian ilmu Geofisika dibangun atas parameter-parameter fisis
mekanika, listrik, magnetik, elektromagnetik, panas, radiasi, dan
parameter-parameter lain yang senantiasa dikembangkan untuk dapat diterapkan
dalam rangka mengetahui segala sesuatu yang terdapat di bawah permukaan bumi
baik yang bersifat padat maupun cair.
Sebagai ilmu pengetahuan yang
merupakan alat (tools) dari berbagai bidang ilmu lain yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi bawah permukaan bumi, ilmu Geofisika saat ini dan ke depan sangat
dibutuhkan penerapan dan pengembangannya dalam rangka lebih mengoptimalkan
pengelolaan sumberdaya alam yang terkandung di dalam bumi baik itu berupa
sumberdaya mineral maupun batubara yang ada (Tanjung, 2011).
2.2 Agroklimatologi Bagi Pertanian
Iklim merupakan
salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhandan produksi tanaman. Jenis
dan sifat iklim bisa menentukkan jenis tanamanyg tumbuh pada
suatu daerah serta
produksinya. Oleh karena
itu kajianklimatologi dalam
bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya
isu pemanasan globaldan akibatnya pada
perubahan iklim, membuat
sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku
iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim
hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa
panen (Estiningtyas
dkk, 2015).
Untuk daerah
tropis Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas pentingdalam pertumbuhan dan
produksi tanaman pertanian. Selain
hujan, unsur, iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu,
angin, kelembaban dan sinar matahari. Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam
siklus hidupnya, sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman.
Berubahnya pasokan air bagi tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan
tentu saja akan mempengaruhi siklus pertumbuhan
tanaman, Ini merupakan contoh global pengaruh ikliim terhadap tanaman (Estiningtyas dkk, 2015).
Di Indonesia sendiri
akibat dari perubahan
iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino dan La Nina.
Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya produksi
kelapa sawit. Tanaman
kelapa sawit bila
tidak mendapatkan hujan dalam
3 bulan berturut-turut akan
menyebabkan terhambatnya
proses pembungaan sehingga
produksi kelapa sawit
untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi
padi juga menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam
banjir. Akan tetapi pada saat fenomea La Nina produksi padi malah meningkat
untukmasa tanam musim ke dua.Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan
jenis2 tanaman yang hidup di daerah
tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh didaerah tropis,
gurun dan kutub (Estiningtyas dkk, 2015).
Indonesia merupakan
daerah tropis, perbedaan suhu
antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas
dan musim kemarau di daerah sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah
tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut
ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat berpengaruh
pada pertumbuhan dan produksi tanaman (Estiningtyas dkk, 2015).
Jadi keeratan
hubungan antara klimatologi
dengan ilmu pertanian tercermin dengan berkembangnya
cabang klimatologi yang khusus dikaitkan dengan kegiatan
pertanian, yang disebut
sebagai agroklimatologi dalam
bidang pertanian (Estiningtyas
dkk, 2015).
Agroklimatologi
atau klimatologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara
unsur-unsur iklim dengan proseskehidupan tanaman. Yang dipelajari dalam agroklimatologi
adalah bagaimana unsur-unsuriklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman.
Unsur-unsur iklim yanglangsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi, curah
hujan,kelembaban udara, suhu udara, angin, cahaya dan panjang (Estiningtyas dkk, 2015).
2.3 Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap
pertanian
Berdirinya alat stasiun klimatologi
pada suatu daerah didasari pada kebutuhan masyarakat akan perlunya pengamatan.
Iklim untuk diinformasikan pada masyarakat luas agar dalam melakukan kegiatan bercocok
tanam, mengetahui masa tanam dan masa panen yang baik (Kartasapoetra, 1986).
Hasil yang didapat setelah
dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi yakni
data-data mengenai iklim. Dalam bidang pertanian, ilmu perkiraan penentuan
kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Presipitasi,
evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang
penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang sangat penting di bidang pertanian. Kemampuan
menyimpan air didalam tanah itu sangat terbatas. Sebagian air meninggalkan
tanah dengan cara seperti transpirasi,
evaporasi, dan drainase tanah (Wisnubroto, 1999).
Stasiun meteorologi adalah tempat yang mengadakan
pengamatan terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer).
Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit
mengamati keadaan iklim selama sepuluh tahun berturut-turut sehingga akan
mendapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim, batas-batas ekstrim, dan
pola siklusnya. Tugas BMKG adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sasaran BMKG dalam menyebarkan
informasi yaitu penanggulangan atau antisipasi bencana meliputi banjir, angin
kencang, kekeringan, tsunami dan gempa.BMKG mempunyai tujuan dan manfaat untuk mengamati dan
memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
(Setiawan, 2003).
Pemasangan
alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar tidak salah ukur,
harus difikirkan tentang halangan dari bangunan‑bangunan ataupun pohon‑pohon di
dekat alat. Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian perbedaan
data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul‑betul akibat
iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan
mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsi dan cara
menggunakannya dalam bidang pertanian (Setiawan.
2003).
2.4 Syarat Penempatan Stasiun
Dalam penempatan stasiun klimatologi
pertanian diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan,
Kehutanan, hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam
serta daerah yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian (WMO, 1988).
Menurut
Naveezha (2013), Penempatan stasiun klimatologi/meteorology sedapat mungkin
memenuhi syarat antara lain :
1.
Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup
(rerumputan atau tanaman yang rendah) sebatas pada pengaruh gerakan angin.
2.
Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan
besar)
3.
Tempatnya pada tanah yang datar.
4.
Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.
5.
Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan
keperluan pengamatan. Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi
yang dapat dipercaya.
Menurut BMKG (2008) syarat penempatan stasiun Klimatologi
meliputi :
Pasal 7
1. Terletak di ddaerah yang memiliki jaringan listrik
2. Terletak di daerah yang memiliki jaringan komunikasi
3. Terletak di daerah yang mudah dijangkau oleh pengguna informasi
Pasal 12
Gedung observasi terletak di suatu
tempat yang memungkinkan observer kelas I sampai kelas IV harus memenuhi
ketentun standar jenis dan ukuran ruangan stasiun.
2.5 Alat-Alat Klimatologi
Adapun alat-alat stasiun
klimatologi yang biasa digunakan pada umumnya yaitu :
2.5.1
Penakar hujan Hellman
Penakar hujan
jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur curah
hujan.Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan
berjenis recording atau dapat mencatat sendiri.Alat ini dipakai di
stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan.Pengamatan dengan menggunakan alat
ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan
baik/hari sedang cerah.Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul
dalam bentuk garis vertical yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan
perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang sering
terjadi pada alat ini. Kualitas data curah hujan yang didapat haruslah
bermutu;memiliki keakuratan yang tinggi penakar hujan jenis hellman curah hujan
dinyatakan dengan satuan mm (Agussalim, 2011).
2.5.2 Penakar hujan Observatorium (OBS)
Penakar hujan
Onservatorium merupakan penakar hujan non-recording atau tidak dapatmencatat
sendiri. Penakar hujan OBS berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang
jatuh pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam. Jumlah curah hujan yang
terukur dinyatakandalam satuan mm.Panakar hujan OBS, pada pengamatan Agroklimat
diamati tiap jam 06.00 waktu setempat, sedangkan untuk pengamatan sinoptik
diamati tiap jam (Agussalim, 2011).
Pencatatan data
curah hujan hasil pengukuran dinyatakan dalam bilangan bulat. apabilatidak ada
hujan ditulis strip (-). Bila curah hujan yang terukur kurang dari 0.5 mm maka
ditulis 0, jika lebih dari 0.5 ditulis 1. Saat terjadi hujan, air hujan yang
tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan
terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatanair hujan yang
tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan
yang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran
dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua (Agussalim, 2011).
2.5.3 Sangkar Meteorologi
Sangkar
meteorologi merupakan bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari kayu yang
berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf, termometer maksimum, termometer
minimum, termometer bola kering dan termometer bola basah. Termometer
maksimum;sebagai alat ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan
bejana berbentuk bola dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer
minimum sebagai alat ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk
garpu dan pada ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret
oleh alkohol manakala suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik
(alkohol mengembang), maka benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah
dalam kurun waktu pengamatan (Agussalim, 2011).
Thermometer bola
basah adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah.
Penguapan yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu.
Perbedaan suhu yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan
tabel diperoleh harga kelembaban udara dan suhu titik embun (Agussalim, 2011).
2.5.4
Alat Pengukur Temperatur Dan Kelembaban Udara (Thermohygrograph)
Gabungan
Thermograph dan Hygrograph dinamakan Thermohygrograph. Alat ini memiliki fungsi
untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis. Dengan menggunakan
pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian di bagian kertas tersebut
terdapat pengukur suhu (bagian atas kertas) dan pengukur kelembaban (bagian
bawah kertas). Dengan menggunakan sensor, maka grafik perubahan suhu bisa
diketahui, karena sensor tersebut sangat peka terhadap suhu sekitar dimana
mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan menyusut jika suhu rendah.
Bagian-bagian alat : Bola gelas, lensa cembung mengumpulkan sinar matahari ke
suatu titik api; tempat menyisipkan kertas pias; pengatur kertas pias; penunjuk
yang menyatakan lintang pada waktu alat di setel; tiga buah sekrup menyetel
kedudukan horizontal (Agussalim, 2011).
2.5.5
Campbell Stokes
Lamanya
penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar
matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai
pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias.
Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan
untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh
posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan
bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari
bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias
terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari
bagian-bagian yang terbakar yang akan terputus-putus maka diperoleh lamanya
penyinaran matahari (Agussalim, 2011).
2.5.6
Anemometer
Fungsinya untuk
mengukur kecepatan angin sedangkan Cara kerjanya Angin yang bertiup akan
membuat anemometer berputar dan kecepatan angin akan ditunjukkan oleh spidometer
yang tertera pada alat (Agussalim, 2011).
2.5.7 High Volume Sampler (Hv Sampler)
Fungsinya untuk
mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter). Prinsip kerjanya yaitu: udara
yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter dengan
menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada kertas
filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter
tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate
dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut (Agussalim, 2011).
2.5.7 Evaporimeter Panci Type A
Evaporimeter panci Type A digunakan
untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau
makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk,
sungai dan alat lainnya yang sering digunakan dalam klimatologi (Agussalim, 2011).
2.5.8
Taman alat meteorologi
Umumnya terdapat
pada setiap stasiun meteorologi. Luasnya tergantung pada jenis alat-alat yang
dipasang didalamnya. Tempat untuk membangun taman alat disesuaikan dengan jenis
Stasiun, agar hasil pengamatan cukup representatif. Misalnya taman alat untuk
keperluan penerbangan stasiun klimatologi dibangun dekat landasan (Agussalim, 2011).
Taman alat
meteorologi pertanian dibangun ditempat yang representatif untuk keperluan
pertanian. Taman alat untuk stasiun Klimatologi dibangun sedemikian rupa agar
dapat beroperasi dengan baik secara terus menerus misalnya minimal 10 tahun (Agussalim, 2011).
Taman alat untuk
stasiun synoptic dibangun pada tempat yang dianggap cukup representatif untuk
daerah sekitarnya. Untuk membangun suatu taman alat perlu diketahui ketentuan-ketentuan
sebagai berikut pilihlah Tanah yang datar, atau yang sudah diratakan dan
ditanami rumput pendek. Tanah tersebut jauh letaknya dari pohon-pohon dan
bangunan yang tinggi (Agussalim, 2011).
Taman alat-alat diberi
pagar/kawat disekelilingnya setinggi ± 1 meter, untuk melindungi alat-alat
terhadap gangguan binatang dan lain-lainnya. Ukuran atau luas taman alat-alat
tergantung dari jenis stasiun atau jumlah alat-alat yang dipasang di dalamnya (Agussalim, 2011).
2.5.9 Thermometer Bola Basah dan Bola Kering
Merupakan
thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang
terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah
thermometer yang pada bola air raksa dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik
jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi (Marcelina, 2015).
2.5.10 Thermometer Maximum
Thermometer air
raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air
raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi
tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan
air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau
diarahkan dengan menggunakan magnet (Marcelina,
2015).
Untuk pengamatan
suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa
kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara
tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah
dibaca (Marcelina, 2015).
2.5.11 Thermograph Minimum
Thermometer
minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi.
Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air
raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer
minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol,
sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah,
namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu
peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung
alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar
indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah atau suhu
minimum (Marcelina, 2015).
Untuk
mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan
memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari
alkohol atau posisi suhu actual (Marcelina,
2015).
2.5.12 Thermograph
Alat ini
mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah logam
panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal
merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak Thermograph.
Satu ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga
letak pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena melalui sumbu
horizontal sehingga dapat menimbulkan track/ rekaman pada kertas pias yang
berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan
tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai, thermograph harus
dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai
untuk mengukur atmospher (Marcelina,
2015).
2.5.13
AWS
(Automatic Weather Stations)
AWS (Automatic
Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain
untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan
menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi
dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit) Komputer, unit LED Display dan
bagian lainnya (Naveezha, 2013).
2.5.13 Actinograph
Actinograph memiliki
peranan lamanya penyinaran matahari. Prinsip kerja alat tersebut adalah perbedaan panjang akibat
adanya perbedaan temperatur. Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga
bila kedua lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena akan
menunjukkan angka nol. Kemudian jika terdapat radiasi matahari yang mengenai
lempengan – lempengan tersebut, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas
lebih banyak sehingga logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan
logam berwarna putih yang sifatnya kurang menyerap panas (Naveezha, 2013).
Diantara
lempengan tersebut disambung dengan pena yang apabila terjadi perubahan
temperatur menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan lempeng logam
tersebut akan menggerakkan pena. Pena tersebut bergerak naik turun. Makin besar
intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan logam maka makin besar pula
perbedaan temperatur kedua logam tadi. Semakin besar perbedaan temperatur
semakain besar pula perbedaan panjang sehingga pena bergerak semakin tinggi (Naveezha, 2013).
BAB III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilksankan pada
hari ., ………………….
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu laptop,
proyektor (LCD) dan beberapa alat klimatologi yang diperlihatkan sebagai
peraga.
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah materi pembahasan beserta foto yang terlampir di dalam
power point.
3.3
Metode Praktikum
1)
Pemaparan materi oleh asisten
menggunakan Power Point
2)
Mendengarkan dan mencatat
materi yang diberikan, serta tanya jawab mengenai materi yang kuran jelas
3)
Evaluasi sebelum praktikum
berakhir
DAFTAR PUSTAKA
Agussalim,2011.Agroklimatologi.http://agussalimnolsembilan.blogspot.co.id/2011/11/laporan-praktek- lapang- agroklimatologi.html?m=1.
Diakses pada
Anonim.2010.Klimatologi.http://klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/taman-alat/.Diakses
pada
BMKG. 2008. Standar
Stasiun Meteorologi. Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1986. Klimatologi Pengaruh Cuaca Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi
Aksara, Jakarta.
Marcelina.2015.Agroklimatologi.http://shintadewimarcelina.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum- klimatologi-pertanian.html?m=1.
Diakses pada
Naveezha.(2013).Agroklimatologi.https://worldofnaveezha.wordpress.com/2013/04/07/laporan-praktikum-klimatologi-pengenalan-alat-alat-pengukur-cuaca/html. Diakses pada
Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi Stasiun Cuaca Untuk Menunjang Kegiatan Pertanian.
Tanjung, N. 2011. Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. http://repository.ac.id. Diakses pada
WMO, 1988. Guide to Wave Forecasting and Analysis. WMO-No.702.
Geneva-Switzerland: secretariat of WMO.
Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi
Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya : Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment