Popular Posts

Monday, May 16, 2016

Laporan Agroklimatologi

Laporan Agroklimatologi
Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang  sempit dan dalam   keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan).
Pengenalan Alat Stasiun Klimatologi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka dari itu  pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah penting, yaitu
bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu membawa dampak
yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan
karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan tanaman
sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen
yang akan datang.
Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang  sempit dan dalam   keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan).
Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta mampu mengaitkan terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat menghubungkan dengan waktu musim tanam dan memilih tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah dapat memperkirakan musim tanam yang akan datang akan jatuh pada bulan apa, serta tanaman apa yang akan kita tanam pada musim tersebut.

Sebagai tindakan nyata tentang mempelajari unsur unsur iklim, maka di Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika merupakan salah satu tempat untuk melakukan penelitian terhadap cuaca. Hal tersebut terjadi karena pada tempat tersebut telah ada alat alat yang dapat digunakan untuk mengetahui unsur unsur cuaca yang terjadi. Sebagai contoh yaitu terdapat ombrometer serta ombrograf yaitu alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan, barometer yaitu untuk mengukur tekanan udara, termometer tanah bengkok untuk mengukur suhu tanah, anemometer untuk menentukan kecepatan angin, serta masih banyak alat alat lain yang terdapat disana. Kemudian apabila data telah didapatkan dari berbagai unsur cuaca, maka dapat ditarik kesimpulan tentang keadaan apa yang akan terjadi, berhubungan dengan kegiatan pertanian dan penerbangan. Misalnya dapat ditentukan mulainya musim tanam pada bulan apa, sehingga para petani dapat memanfaatkan dari informasi yang diberikan untuk kegiatan pertanian.
Berdasarkan terjadinya kesalahan dalam pendataan hasil klimatologi maka dianggap perlu untuk mengetahui alat-alat yang ada di stasiun klimatologi.
1.2       Tujuan dan Kegunaan
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang alat-alat yang ada di stasiun klimatologi serta cara penggunaanya
            Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah:
1.      Agar mahasiswa mengetahui alat-alat stasiun klimatologi
2.      Agar mahasiswa mengetahui nama serta cara penggunaan alat-alat klimatologi
3.      Agar mahasiswa mengetahui fungsi alat-alat klimatologi; dan untuk mengetahui tujuan dari pemakaian alat-alat klimatologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1   BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah badan  atau organisasi yang mengawasi (mendata, melaporkan, membuat perkiraan, ramalan) keadaan cuaca dan iklim di negara Indonesia. Adapun tugas BMKG secara umum adalh mempelajari kondisi cuaca dan musim, memantau keadaan cuaca(weather condition) di daerah/kota/bandara, membuat ramalan cuaca untuk daerah/kota/bandara, mendistribusikan kondisi cuaca (weather report) dan ramalan cuaca atau weather forecast (Anonim, 2010).
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari Cuaca dan iklim di bumi dan ruang angkasa, tekanan udara (air pressure), suhu udara (temperature), kepadatan udara (air density), humidity (kebasahan), wind(angin), awan (cloud), hujan (rain) dll, Cuaca buruk  yaitu taifun, cyclone, hurricane, tornado, willy-willy. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer itu (Tanjung, 2011).
Stasiun Meteorologi alat merupakan suatu tempat, dimana didalamnya mengadakan pengamatan yang continue terhadap keadaan lingkingan, baik itu berhubungan dengan iklim maupu dengan cuaca. Suatu stasiun meteorologi biasanya mengadakan pengamatan kondisi iklim selama sepuluh tahun berturut-turut, segingga akan diperoleh gambaran umum tentang rerata keadaan iklim di suatu tempat atau wilayah tertentu. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang akurat, maka dibutuhkan beberapa persyaratan tertentu. Yang pertama adalah penempatan lokasi stasiun meteorologi harus mewakili keadaan suatu lahan atau wilayah yang luas. Yang kedua adalah masing-masing alat harus dapat memberikan hasil atau data yang absah (tepat dan akurat), tidak mudah rusak, mudah penggunaannya erta perawatannya. Dan yang terakhir atau yang ketiga adalah pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil (Tanjung, 2011).
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tanjung, 2011).
Geofisika adalah ilmu yang mempelajari bumi bawah permukaan berdasarkan formulasi-formulasi Fisika. Dengan demikian ilmu Geofisika dibangun atas parameter-parameter fisis mekanika, listrik, magnetik, elektromagnetik, panas, radiasi, dan parameter-parameter lain yang senantiasa dikembangkan untuk dapat diterapkan dalam rangka mengetahui segala sesuatu yang terdapat di bawah permukaan bumi baik yang bersifat padat maupun cair.

Sebagai ilmu pengetahuan yang merupakan alat (tools) dari berbagai bidang ilmu lain yang bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi, ilmu Geofisika saat ini dan ke depan sangat dibutuhkan penerapan dan pengembangannya dalam rangka lebih mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam yang terkandung di dalam bumi baik itu berupa sumberdaya mineral maupun batubara yang ada (Tanjung, 2011).
2.2   Agroklimatologi Bagi Pertanian
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhandan produksi tanaman. Jenis dan sifat iklim bisa menentukkan jenis tanamanyg tumbuh  pada  suatu  daerah   serta  produksinya.   Oleh  karena   itu  kajianklimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan globaldan   akibatnya   pada   perubahan   iklim,   membuat   sektor   pertanian   begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen (Estiningtyas dkk, 2015).
Untuk daerah tropis Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas pentingdalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian.  Selain hujan, unsur, iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari. Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan mempengaruhi siklus pertumbuhan  tanaman, Ini merupakan contoh global pengaruh ikliim terhadap tanaman (Estiningtyas dkk, 2015).
Di Indonesia   sendiri   akibat   dari   perubahan   iklim,   yaitu   timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya   produksi   kelapa   sawit.   Tanaman   kelapa   sawit   bila   tidak mendapatkan   hujan   dalam   3   bulan   berturut-turut   akan   menyebabkan terhambatnya   proses   pembungaan   sehingga   produksi   kelapa   sawit   untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi pada saat fenomea La Nina produksi padi malah meningkat untukmasa tanam musim ke dua.Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yang hidup  di   daerah   tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang  tumbuh didaerah   tropis,   gurun   dan   kutub (Estiningtyas dkk, 2015).            
Indonesia   merupakan   daerah   tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman (Estiningtyas dkk, 2015).
Jadi   keeratan   hubungan   antara   klimatologi   dengan   ilmu   pertanian tercermin dengan berkembangnya cabang klimatologi yang khusus dikaitkan dengan   kegiatan   pertanian,   yang   disebut   sebagai   agroklimatologi dalam bidang pertanian (Estiningtyas dkk, 2015).
Agroklimatologi atau klimatologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proseskehidupan tanaman. Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsuriklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman. Unsur-unsur iklim yanglangsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi, curah hujan,kelembaban udara, suhu udara, angin, cahaya dan panjang (Estiningtyas dkk, 2015).
2.3   Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap pertanian
Berdirinya alat stasiun klimatologi pada suatu daerah didasari pada kebutuhan masyarakat akan perlunya pengamatan. Iklim untuk diinformasikan pada masyarakat luas agar dalam melakukan kegiatan bercocok tanam, mengetahui masa tanam dan masa panen yang baik (Kartasapoetra, 1986).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Dalam bidang pertanian, ilmu perkiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang  sangat penting di bidang pertanian. Kemampuan menyimpan air didalam tanah itu sangat terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara seperti  transpirasi, evaporasi, dan drainase tanah (Wisnubroto, 1999).
     Stasiun meteorologi adalah tempat yang mengadakan pengamatan terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer). Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama sepuluh tahun berturut-turut sehingga akan mendapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim, batas-batas ekstrim, dan pola siklusnya. Tugas BMKG adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sasaran BMKG dalam menyebarkan informasi yaitu penanggulangan atau antisipasi bencana meliputi banjir, angin kencang, kekeringan, tsunami dan gempa.BMKG mempunyai tujuan dan manfaat untuk mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika (Setiawan, 2003).
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan‑bangunan ataupun pohon‑pohon di dekat alat. Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul‑betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsi dan cara menggunakannya dalam bidang pertanian (Setiawan. 2003).
2.4   Syarat Penempatan Stasiun
Dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan, hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian (WMO, 1988).
            Menurut Naveezha (2013), Penempatan stasiun klimatologi/meteorology sedapat mungkin memenuhi syarat antara lain :
1.      Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan atau tanaman yang rendah) sebatas pada pengaruh gerakan angin.
2.      Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan besar)
3.      Tempatnya pada tanah yang datar.
4.      Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.
5.      Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan pengamatan. Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi yang dapat dipercaya.
Menurut BMKG (2008) syarat penempatan stasiun Klimatologi meliputi :
Pasal 7
1.      Terletak di ddaerah yang memiliki jaringan listrik
2.      Terletak di daerah yang memiliki jaringan komunikasi
3.      Terletak di daerah yang mudah dijangkau oleh pengguna informasi
Pasal 12
Gedung observasi terletak di suatu tempat yang memungkinkan observer kelas I sampai kelas IV harus memenuhi ketentun standar jenis dan ukuran ruangan stasiun.
2.5   Alat-Alat Klimatologi
Adapun alat-alat stasiun klimatologi yang biasa digunakan pada umumnya yaitu :
2.5.1 Penakar hujan Hellman
Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur curah hujan.Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri.Alat ini dipakai di stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan.Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah.Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam bentuk garis vertical yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada alat ini. Kualitas data curah hujan yang didapat haruslah bermutu;memiliki keakuratan yang tinggi penakar hujan jenis hellman curah hujan dinyatakan dengan satuan mm (Agussalim, 2011).
2.5.2  Penakar hujan Observatorium (OBS)
Penakar hujan Onservatorium merupakan penakar hujan non-recording atau tidak dapatmencatat sendiri. Penakar hujan OBS berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam. Jumlah curah hujan yang terukur dinyatakandalam satuan mm.Panakar hujan OBS, pada pengamatan Agroklimat diamati tiap jam 06.00 waktu setempat, sedangkan untuk pengamatan sinoptik diamati tiap jam (Agussalim, 2011).
Pencatatan data curah hujan hasil pengukuran dinyatakan dalam bilangan bulat. apabilatidak ada hujan ditulis strip (-). Bila curah hujan yang terukur kurang dari 0.5 mm maka ditulis 0, jika lebih dari 0.5 ditulis 1. Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatanair hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua (Agussalim, 2011).
2.5.3  Sangkar Meteorologi
Sangkar meteorologi merupakan bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf, termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan termometer bola basah. Termometer maksimum;sebagai alat ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum sebagai alat ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu pengamatan (Agussalim, 2011).
Thermometer bola basah adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu. Perbedaan suhu yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan tabel diperoleh harga kelembaban udara dan suhu titik embun (Agussalim, 2011).
2.5.4 Alat Pengukur Temperatur Dan Kelembaban Udara (Thermohygrograph)
Gabungan Thermograph dan Hygrograph dinamakan Thermohygrograph. Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis. Dengan menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian di bagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu (bagian atas kertas) dan pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan sensor, maka grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat peka terhadap suhu sekitar dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan menyusut jika suhu rendah. Bagian-bagian alat : Bola gelas, lensa cembung mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api; tempat menyisipkan kertas pias; pengatur kertas pias; penunjuk yang menyatakan lintang pada waktu alat di setel; tiga buah sekrup menyetel kedudukan horizontal (Agussalim, 2011).
2.5.5 Campbell Stokes
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian yang terbakar yang akan terputus-putus maka diperoleh lamanya penyinaran matahari (Agussalim, 2011).


2.5.6 Anemometer
Fungsinya untuk mengukur kecepatan angin sedangkan Cara kerjanya Angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan angin akan ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada alat (Agussalim, 2011).
2.5.7  High Volume Sampler (Hv Sampler)
Fungsinya untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter). Prinsip kerjanya yaitu: udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut (Agussalim, 2011).
2.5.7  Evaporimeter Panci Type A
           Evaporimeter panci Type A digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan alat lainnya yang sering digunakan dalam klimatologi (Agussalim, 2011).
2.5.8 Taman alat meteorologi
Umumnya terdapat pada setiap stasiun meteorologi. Luasnya tergantung pada jenis alat-alat yang dipasang didalamnya. Tempat untuk membangun taman alat disesuaikan dengan jenis Stasiun, agar hasil pengamatan cukup representatif. Misalnya taman alat untuk keperluan penerbangan stasiun klimatologi dibangun dekat landasan (Agussalim, 2011).
Taman alat meteorologi pertanian dibangun ditempat yang representatif untuk keperluan pertanian. Taman alat untuk stasiun Klimatologi dibangun sedemikian rupa agar dapat beroperasi dengan baik secara terus menerus misalnya minimal 10 tahun (Agussalim, 2011).
Taman alat untuk stasiun synoptic dibangun pada tempat yang dianggap cukup representatif untuk daerah sekitarnya. Untuk membangun suatu taman alat perlu diketahui ketentuan-ketentuan sebagai berikut pilihlah Tanah yang datar, atau yang sudah diratakan dan ditanami rumput pendek. Tanah tersebut jauh letaknya dari pohon-pohon dan bangunan yang tinggi (Agussalim, 2011).
                   Taman alat-alat diberi pagar/kawat disekelilingnya setinggi ± 1 meter, untuk melindungi alat-alat terhadap gangguan binatang dan lain-lainnya. Ukuran atau luas taman alat-alat tergantung dari jenis stasiun atau jumlah alat-alat yang dipasang di dalamnya (Agussalim, 2011).
2.5.9  Thermometer Bola Basah dan Bola Kering
Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa dibungkus dengan kain basah agar  suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi (Marcelina, 2015).
2.5.10  Thermometer Maximum
Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet (Marcelina, 2015).
Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah dibaca (Marcelina, 2015).
2.5.11  Thermograph Minimum
Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah atau suhu minimum (Marcelina, 2015).
Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari alkohol atau posisi suhu actual (Marcelina, 2015).
2.5.12  Thermograph
Alat ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak Thermograph. Satu ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ketangkai pena melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track/ rekaman pada kertas pias yang berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai, thermograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur atmospher (Marcelina, 2015).
2.5.13  AWS  (Automatic Weather Stations)
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi  dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit) Komputer, unit LED Display dan bagian lainnya (Naveezha, 2013).
2.5.13  Actinograph
Actinograph memiliki peranan lamanya penyinaran matahari. Prinsip kerja alat  tersebut adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan temperatur. Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan angka nol. Kemudian jika terdapat radiasi matahari yang mengenai lempengan – lempengan tersebut, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih banyak sehingga logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih yang sifatnya kurang menyerap panas (Naveezha, 2013).
Diantara lempengan tersebut disambung dengan pena yang apabila terjadi perubahan temperatur menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan lempeng logam tersebut akan menggerakkan pena. Pena tersebut bergerak naik turun. Makin besar intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan logam maka makin besar pula perbedaan temperatur kedua logam tadi. Semakin besar perbedaan temperatur semakain besar pula perbedaan panjang sehingga pena bergerak semakin tinggi (Naveezha, 2013).

















BAB III
METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilksankan pada hari ., ………………….
3.2    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu laptop, proyektor (LCD) dan beberapa alat klimatologi yang diperlihatkan sebagai peraga.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah materi pembahasan beserta foto yang terlampir di dalam power point.
3.3    Metode Praktikum
1)        Pemaparan materi oleh asisten menggunakan Power Point
2)        Mendengarkan dan mencatat materi yang diberikan, serta tanya jawab mengenai materi yang kuran jelas
3)        Evaluasi sebelum praktikum berakhir







DAFTAR PUSTAKA
Agussalim,2011.Agroklimatologi.http://agussalimnolsembilan.blogspot.co.id/2011/11/laporan-praktek-      lapang-        agroklimatologi.html?m=1. Diakses pada
Anonim.2010.Klimatologi.http://klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/taman-alat/.Diakses pada
BMKG. 2008. Standar Stasiun Meteorologi. Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1986. Klimatologi Pengaruh Cuaca Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta.
Marcelina.2015.Agroklimatologi.http://shintadewimarcelina.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-        klimatologi-pertanian.html?m=1. Diakses pada
Naveezha.(2013).Agroklimatologi.https://worldofnaveezha.wordpress.com/2013/04/07/laporan-praktikum-klimatologi-pengenalan-alat-alat-pengukur-cuaca/html. Diakses pada
Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi Stasiun Cuaca Untuk Menunjang Kegiatan Pertanian.
Tanjung, N. 2011. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. http://repository.ac.id. Diakses pada
WMO, 1988. Guide to Wave Forecasting and Analysis. WMO-No.702. Geneva-Switzerland: secretariat of WMO.
Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya : Yogyakarta.














0 comments:

Post a Comment