Makalah Susu
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu merupakan cairan kompleks yang
memiliki banyak kandungan gizi yang berasal dari mamalia. Susu dapat dijadikan
sebagai sumber protein hewani yang dapat dikonsumsi setiap harinya karena
bergizi tinggi dan memiliki kandungan asam amino esensial yang tinggi. Susu
terdiri dari kasein dan whey protein. Kasein adalah protein yang
terfosforilasi. Kasein kaya akan asam amino
polar dan nonpolar yang berfungsi untuk mengemulsi dan membentuk busa, kasein lebih tahan terhadap suhu panas. Whey protein adalah bagian susu yang tidak tahan terhadap panas sehingga saat dipanaskan susu akan membentuk layer pada bagian atasnya, layer itulah yang disebut whey.
polar dan nonpolar yang berfungsi untuk mengemulsi dan membentuk busa, kasein lebih tahan terhadap suhu panas. Whey protein adalah bagian susu yang tidak tahan terhadap panas sehingga saat dipanaskan susu akan membentuk layer pada bagian atasnya, layer itulah yang disebut whey.
Protein pada susu sangat sensitif
terhadap pengaruh panas, pH asam, penambahan garam dari logam berat dan adanya
aktivitas enzim seperti bromelin. Kerusakan struktur dari susu akan menunjukkan
adanya gumpalan atau endapan . Susu yang dipanaskan akan membuat ikatan peptida
dan fosfatnya terputus. Penambahan asam akan menghidolisis dan mendenaturasi
protein sehingga akan menjadikan protein susu terkoagulasi. Sedangkan susu yang
ditambah garam akan menjadi terhidrolisis sehingga proteinnya akan mengendap.
Perlakuan susu yang ditambah enzim bromelin dari nanas akan menyebabkan protein
susunya terdegradasi sehingga menciptakan off flavor.
Oleh karena pentingnya mengetahui
karakteristik dari protein susu terhadap perlakuan yang berbeda (panas, pH
asam, penambahan garam, alkohol) maka dilakukan percobaan untuk mengetahui
respon dari protein susu ketika diberi perlakuan diatas. Sehingga kita dapat
mengetahui sifst fisikokimia dari protein susu.
Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum mengeani susu yaitu untuk mengetahui
alat-alat yang digunakan dalam proses pengujian kualitas susu segar dan teknik-teknik
yang tepat untuk pengujuan kualitas susu segar serta beberapa ciri-ciri dari
susu segar yang tealh mengalami pemalsuan.
Kegunaan dari praktikum mengenai susu yaitu untuk mengetahui
sifat dan reaksi dari protein susu terhadap beberapa perlakuan berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Susu
Susu adalah cairan dari
ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu
lainnya baik segar maupun yang dipanaskan melalui proses pasteurisasi, Ultra
High Temperature (UHT) atau sterilisasi (Standar Nasional Indonesia, 1995).
Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam
air yang mengandung gula, garam-garam mineral dan protein dalam bentuk suspensi
koloidal. Air susu mengandung unsur-unsur gizi yang sangat baik bagi pertumbuhan
dan kesehatan. Komposisi unsur-unsur gizi tersebut sangat beragam tergantung
pada beberapa faktor, seperti faktor keturunan, jenis hewan, makanan yang
meliputi jumlah dan komposisi pakan yang diberikan, iklim, waktu, lokasi,
prosedur pemerahan, serta umur sapi. Komposisi utama susu adalah air, lemak,
protein (kasein dan albumin), laktosa (gula susu), dan abu (Muharastri, 2008).
Sebagian besar susu yang dikonsumsi oleh
manusia berasal dari sapi perah, karena jenis ternak ini adalah penghasil susu
yang potensial. Ternak lain seperti kerbau, kambing, domba dan kuda juga
menghasilkan susu, tetapi masih dalam jumlah terbatas. Susu yang berasal dari
sapi perah lazim disebut susu, sedangkan susu dari ternak yang lain diberi
sebutan sesuai dengan nama hewan penghasilnya. Sebagai contoh, susu dari kerbau
disebut susu kerbau dan susu dari kambing disebut susu kambing (Muhamad, 2002).
Susu sapi mengandung
semua bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi yang dilahirkan. Susu
juga sebagai bahan minuman manusia yang sempurna, karena di dalamnya mengandung
zat gizi dalam perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang
terbuang (Girisonta, 1995).
KOMPOSISI NUTRISI SUSU
Susu adalah hasil
pemerahan dari ternak sapi perah atau dari ternak menyusui lainnya yang diperah
secara kontinu dan komponen-komponennya tidak dikurangi dan tidak ditambahkan
bahan-bahan lain. Komponen utama susu terdiri dari air, protein, lemak,
karbohidrat, mineral dan vitamin. Komponen-komponen lainnya yang terkandung
dalam susu yang jumlahnya sedikit tetapi penting, antara lain lesitin,
kolestrol dan asam-asam organik. Berikut adalah sebuah tabel mengenai komposisi
nutrisi susu menurut Stephanie (2008).
Tabel 15. Komposisi Nutrisi Susu
Komposisi
|
Kadar
|
Air
|
83,3
|
Protein
|
3,2
|
Lemak
|
4,3
|
Karbohidrat
|
3,5
|
Kalium
|
4,3
|
Kalsium
|
143,3
|
Fosfor
|
60,0
|
Besi
|
1,7
|
Vitamin A
|
130,0
|
Vitamin B1
|
0,3
|
Vitamin C
|
1,7
|
Sumber:
Stephanie, 2008.
Lemak tersusun dari trigliresida
yang merupakan gabungan gliserol dan asam-asam lemak. Dalam lemak susu terdapat
60-75% lemak yang bersifat jenuh, 25-30% lemak yang bersifat tak jenuh dan
sekitar 4% merupakan asam lemak tak jenuh ganda. Komponen mikro lemak susu
antara lain adalah fosfolipid, sterol, tokoferol (Vitamin E), karoten, serta vitamin
A dan D. Kadar protein dalam air susu rata-rata 3,2% yang terdiri dari 2,7%
casein(bahan keju) dan 0,5% albumin. Berarti 26,5% dari bahan kering air susu
adalah protein. Laktosa merupakan bentuk karbohidrat yang terdapat di dalam air
susu. Bentuk ini tidak terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain. Kadar
laktosa di dalam air susu adalah 4,6% dan ditemukan dalam keadaan larut.
Laktosa terbentuk dari dua komponen gula yaitu glukosa dan galaktosa. Bila air
pada susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa yang kering dibakar pada panas
rendah akan diperoleh sisa abu putih yang berisi bahan-bahan mineral. Kadar
vitamin di dalam air susu tergantung dari jenis makanan yang diperoleh oleh
ternak sapi dan waktu laktasinya. Vitamin yang terdapat dalam lemak yaitu
A,D,E, dan K. Vitamin yang larut dalam air susu adalah vitamin B1, B2,
asam nikotinat dan asam pantotenat.
METODE
PRAKTIKUM
Waktu
dan Tempat
Praktikum mengenai Penyamakan Susu dilaksanakan pada ………………
Alat
dan Bahan
Alat yang diguanakan dalam praktikum
ini adalah gelas kimia, corong gelas, pipet tetes gelas ukur, pH meter, larutan
iodine 0,1 N, NaOH 0,25 N, alcohol 70%.
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah susu segar, air tajin dan
santan
Metode
kerja
Prosedur kerja praktikum susu yaitu
dengan mengamati warna (putih kekuningan sampai kebiruan, putih kemerahan) bau
(spesifik, basi) dan rasa sedikit manis/gurih pahit, sangat manis) serta
konsentrasinya (normal, encer, pekat) dari sampel susu diuji kemudian catat
hasilnya. Kemudian kebersihan siapkan corong gelas dan diatasnya diberi dengan
kapas halus, air susu dituamg kedalam coong dan perhatikan penampakan kotoran
dari susu yang melekat pada kapas tersebut. Kemudian derajat kesamaan (pH)
bersihkan bagian elektroda dengan air suling dan dikalibirasi dengan larutan
buffer. Masukkan ujung elektorda pH meter pada susu dan catatlah hasilnya.
Kemudian uji alcohol memasukkan sampel kedalam masing – masing cwan petri dan
diteetsi alcohol 70% selanjutnya di kocok dan cawan petri II di kocok, kemudian
amati apakah ada terbentuk gelembung atau tidak perhatikan juga apakah terbentuk
Kristal-kristal berbentuk panjang atau saling bersambungan serta kristalnya
seragam. Kemudian uji berat jenis pembacaan skala pada lactometer modifikasi
dan tekanan. Kemudian uji iodinetambahkan 5 tetes telah mengandung amulium yang
bersal dari beras dan karbhidrat.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
Praktikum mengenai Susu, dapat diketahui dalam sebuah tabel 16.
Tabel 16. Pengamatan Beberapa Uji
Kualitas Susu
Pengujuan
|
Tabung A
|
Tabung B
|
Tabung C
|
Tabung D
|
Warna
|
Putih
Kekuningan
|
Putih
kekuningan
|
Putih
Kekuningan
|
Putih
Kekuningan
|
Bau
|
Basi
|
Spesifik
|
Basi
|
Spesifik
|
Rasa
|
Sedikit
Manis/gurih pahit
|
Gurih
|
Gurih/pahit
|
Sedikit
manis/gurih
|
Konsentrasi
|
Pekat
|
Normal
|
Encer
|
Pekat
|
Uji
Kotoran
|
Bersih
|
Bersih
sekali
|
Bersih
sekali
|
Bersih
sekali
|
Uji
pH
|
6,35
|
6,34
|
5,96
|
0,21
|
Uji
Alkohol
|
-
|
+
|
-
|
+
|
Uji
Bj
|
1,021
|
1,02484
|
1,01804
|
1,014
|
Uji
Iodine
|
-
|
-
|
-
|
+
|
Keterangan
|
Susu
+ air
|
Susu Murni
|
Susu
+ tajin
|
Susu
+ santan
|
Sumber: Data Hasil
Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak, 2014
Berdasarkan hasil
praktikum yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tabung B yang berisikan susu
yang dipalsukan dengan air menghasilkan warna yang putih, bau yang khas,
rasanya seperti air, dalam kondisi cair, air susu tersebut bersih, dengan pH 6,35
tidak ditemukan adanya bentuk gelembung udara saat uji alkohol, berat jenis
susu dengan air berkisar 1,021dan tidak terjadi perubahan warna saat ditetesi
larutan iodine. Hal ini sesuai dengan pendapat Eniza, S (2004) menyatakan bahwa
warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna
yang lain, tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan
padat dan bahan pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan
hingga kuning keemasan. Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula
lemak dan partikel koloidal dari casein dan calsium phosphat. Warna kuning adalah
karena lemak dan caroten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari susu maka
susu akan menunjukkan warna kebiruan. Rasa dan bau sangat erat
hubungannya terhadap penentuan kualitas susu. Air
susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asin
berasal dari klorida, sitrat dan garam-garam mineral lainnya. Buckle
(1987) menambahkan bahwa cita rasa yang kurang normal
mudah sekali berkembang di dalam susu dan hal ini mungkin merupakan akibat dari
enzim yang menghasilkan cita rasa tengik karena kegiatan lipase pada lemak susu dan bakteri yang timbul sebagai akibat pencemaran dan
pertumbuhan bakteri yang menyebabkan peragian laktosa menjadi asam laktat dan
hasil samping metabolik lainnya yang mudah menguap.
Berat jenis
pada air susu diatas berkisar 1,019. Hal ini sesuai dengan pendapat Eniza, S
(2004) menyatakan bahwa air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar
daripada air. BJ air susu = 1.027-1.035 dengan rata-rata 1.031. Akan tetapi
menurut codex susu, BJ air susu adalah 1.028. Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu
diperah. Penetapan lebih awal akan menunjukkan hasil BJ yang lebih kecil. Hal
ini disebabkan oleh perubahan kondisi lemak dan adanya gas yang timbul didalam
air susu. Berat jenis diatas termasuk normal.
pH pada air
susu diatas berkisar 7,35. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Eniza, S (2004)
menyatakan bahwa susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan basa sekaligus.
Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6.5 – 6.7. Jika
dititrasi dengan alkali dan kataliasator penolptalin, total asam dalam susu
diketahui hanya 0.10 – 0.26 % saja. Sebagian besar asam yang ada dalam susu
adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh
berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa pospat komplek,
asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang larut dalam susu. Bila
nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan
bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pemburukan bakteri. pH
pada susu diatas terkena mastitis karena pH tersebut lebih dari 6,7.
Keadaan air susu diatas bersih. Hal ini sesuai dengan pendapat
Eniza, S (2004) menyatakan bahwa kondisi kualitas susu yang baik tergantung
dari keadaan kandang, keadaan kamar suhu, kesehatan sapi, kesehatan
pemeliharaan sapi, cara pemberian pakan sapi, persiapan sapi yang akan diperah,
persiapan pemerah, bentuk dari ember yang digunakan, pemindahan air susu dari
kandang, penyaringan air susu, cara pendinginan air susu, cara pencucian
alat-alat, serta pengawasan terhadap alat. Hal ini dimaksud untuk mengurangi
jumlah kuman, juga menjaga sapi agar tidak gelisah serta memperhatikan
alat-alat dan keadaan sekitar ruangan saat pemerahan susu.
Pada saat uji alkohol, tidak ditemukan adanya butir-butir
disekitar air susu atau dengan symbol negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat
Eniza, S (2004) menyatakan bahwa bila terjadi butir-butir pada air susu, maka
air susu tersebut dinyatakan positif yang disebabkan karena air susu tersebut
asam, adanya kolostrum serta permulaan adanya mastitis.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan mengenai Praktikum Susu, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Susu murni yang dipalsukan
dengan air warnanya putih yang berarti hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh
globula lemak dan partikel koloidal dari casein dan calsium phosphat.
2.
Bau pada air susu ini khas
dan rasanya seperti air.
3.
Berat jenis pada air susu
tersebut berkisar 1,021 dan termasuk normal.
4.
pH air susu tersebut
berkisar 6,35 yang berarti susu tersebut terkena mastitis, diamana bila pH susu
lebih dari 6,35 artinya air susu tersebut terkena mastitis dan bila pH susu
dibawah 6,35 artinya air susu tersebut menunjukkan adanya kolostrum atau
pemburukan bakteri.
5.
Pada saat uji alcohol, tidak
ditemukan adanya butir-butir gelembung pada air susu tersebut dan tidak terjadi
perubahan warna saat diuji iodine.
Saran
Proses
pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh susu yang beraneka ragam,
berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah pemasaran
dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai tukar dan daya guna bahan
mentahnya. Banyak jenis bahan makanan yang dapat dibuat dari bahan baku susu.
Antara lain jenis produk susu yang sudah dikenal dikalangan masyarakat adalah
es krim, susu bubuk, susu kental, mentega, yoghurt yang dihasilkan melalui
proses homogenisasi, sterilisasi, pasteurisasi dan fermentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Muhammad. 2002. Hubungan Umur Pertama Kali Pemberian MP-ASI Dengan Status Gizi Bayi
Umur 6-12 Bulan Di Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera
Selatan Tahun 2001. Tesis, Depok: FKM-UI.
Buckle,
K.A., R. A. Edwards, G.H. Fleet and M. Wootton., 1987. Ilmu Pangan. Penerbit Univrsitas Indoneesia. Jakarta.
Eniza Saleh. 2004. Dasar
Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Girisonta. 1995. Beternak Sapi
Perah. Kanisius Yogyakarta GKSI 2000.
Perkembangan Koperasi Persusuan
Indonesia. Jakarta
Muharastri, Y. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Susu UHT Merek Real Good di Kota Bogor. Skripsi.
Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB.
SNI No.
01-3951-1995. Mutu susu pasteurisasi.
Diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Stephanie. 2008.
Penetapan Kadar Susu. Fakultas MIPA.
Universitas Indonesia: Jakarta.
0 comments:
Post a Comment