Popular Posts

Monday, January 30, 2017

Makalah Resistensi Batu Saluran Kemih II


Secara umum pasien yang mengalami retensi urine akibat BSK maka penanganan yang dilakukan adalah penanganan terhadap masalah utamanya. Adapaun penanganan terhadap masalah BSK, penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri dari pencegahan dan upaya
Upaya Pencegahan
Pencegahan penyakit resistensi urine suspek BSK (Rosnelly, 2008) :
        1.          Minum banyak air putih adalah tips paling gampang. Produksi urine akan bertambah, sehingga endapan-endapan yang beresiko mengalami kristalisasi dan bisa membantu akan ikut terbuang bersama urine. Standar kebutuhan air pada manusia biasanya mengikuti rumus 30 cc per kilogram berat badan perhari. Jadi, orang dengan berat badan 60 kg membutuhkan asupan air minum sebanyak 1,8 Liter per harinya. Kebutuhan air juga bisa dipenuhi dengan rajin memakan makanan yang banyak mengandung air, seperti sayur dan buah.
        2.           Hilangkan kebiasaan menahan buang air kecil, karena akan menimbulkan keadaan statis urine yang dapat berakibat pada terjadinya pengendapan kristal.
        3.           Karena kebanyakan batu terbentuk dari kalsium, maka semua menu yang kaya akan kalsium seperti susu, keju ikan salmon, sarden perlu dibatasi. Jika berasal dari air tanah, periksalah apakah kandungan zat kapurnya tinggi.
        4.          Selain itu, juga jangan berlebihan mengkonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D dosis tinggi. Suplemen ini dipromosikan dapat mencegah osteoporosis, namun justru berbahaya karena menimbulkan batu kalsium bila dikonsumsi di luar waktu makan. Hal itu tidak berbahaya bila mengonsumsi segera diikuti dengan makan. Kelebihan vitamin D dapat memancing terlalu banyak penyerapan kalsium.
        5.          Batu ginjal juga bisa terbentuk dari asam urat, maka menu protein yang banyak kandungan purin (jeroan, daging, makanan kaleng, kacang-kacangan, terigu) juga perlu dikurangi, termasuk jika batu yang terbentuk terbuat dari oksalat yang berasal dari sayur mayur.
        6.          Orang-orang yang pekerjaannya duduk dan kurang bergerak lebih gampang terkena batu saluran urine daripada orang yang pekerjaannya banyak gerak atau kerja fisik. Dianjurkan untuk mengurangi risiko terkena dengan banyak berolahraga.
        7.          Kurangi asupan makanan dan minuman yang dapat membuat pH urine menjadi asam. Seperti asupan protein hewani yang berlebihan, jus apel, jus anggur, dan jus tomat. Jika pH urine turun, reabsorbsi kalsium dalam ginjal berkurang sehingga kadar kalsium urine naik. Batu kalsium oksalat akan terbentuk pada pH urine 5,2. Selain itu, hasil metabolisme protein hewani akan menyebabkan kadar kalsium dan asam urat dalam urine naik.

B.      Teraphy / Pengobatan
         Teraphy dan pengobatan pada penderita resistensi urine suspek bsk (Leksananingrum, 2011) :
1.    Terapi medik dan simtomatik
     Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu dengan dikelurkannya batu pada saluran kemih, maka retensi urine dapat teratasi juga.
·           Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya kolik ginjal yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan disertai diuretikum bendofluezida 5 - 10 mg/hr.
         Terapi mekanik
 E S W L  = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy.
         Terapi pembedahan
Jika tidak tersedia alat litotriptor.

C.       Penatalaksanaan
Secara umum pasien yang mengalami retensi urine akibat BSK maka penanganan yang dilakukan adalah penanganan terhadap masalah utamanya. Adapaun penanganan terhadap masalah BSK, penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri dari (Rosnelly, 2008) :
             1.     Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.
             2.     Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
             3.     Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
             4.     Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.
             5.     Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.
             6.     Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu asam urat.
             7.     Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
             8.     Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
             9.     Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
       Penatalaksanaan nefrolitiasi adalah :
1.      Terapi Medis dan Simtomatik
2.      Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Tetapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.
3.       Litotripsi
       Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde ke batu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adaah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut.
4.       Tindakan bedah
        Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor tindakan bedah lain adalah niprolithomy adalah pengangkatan batu ginjal dengan adanya sayatan di abdomen dan pemasangan alat, alat gelombang kejut, atau bila cara non bedah tidak berhasil.


Penatalaksanaan Diet
1.      Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula air-lunak-makanan biasa).
2.      Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
3.      Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan.
4.      Serat tinggi, dan zat gizi mikro sesuai kecukupan.
5.      Minum air 8-10 gelas/hari (± 2 liter).

Bacaan :
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anonim. status gizi berdasarkan Riskesdes 2007. http://www.scribd.com/doc/34306044/dispepsia
Anonim. Mencegah dan mengobati resistensi urine suspek bsk. http://ryaniehealth.blogspot.com /2007/03/mencegah-mengobati-resistensi urine suspek bsk,html.
Behrman, Richard E. 2009. Ilmu Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, bagian 1.
Leksananingrum, dkk. 2011. Perhitungan kebutuhan Gizi Rumah Sakit. Malang : Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar.
Rosnelly, dkk. 2008. Buku pedoman Praktis Doagnosa Gizi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Malang : Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar
 Soedarto. 2009. Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia. Widya Medika: Jakarta.
Suriadi, SKp & Rita Yuliani SKp. 2010. Asuhan Gizi pada pasien bedah. Penerbit CV. Sagung Seto.



 


0 comments:

Post a Comment