Makalah Hormon Auksin
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin
HORMON AUKSIN
Auksin adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di
sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Oleh karena itu tanaman
akan lebih cepat memanjang/etiolasi. Selain itu,diduga enzim riboflavin pada
ujung batang menyerap sinar nila dari sinar matahari. Sinar nila saat
intensitas rendah dapat merusak enzim-enzim pembentukkan asam indolasetat
,sehingga akan terjadi penghambatan pembelahan dan deferensiasisel-sel parenkim
kortek batang dan sel-sel primordia daun (Budihastuti, 2015).
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan
pembentukan bunga
yang
berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan.
Peran auksin pertama kali di temukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz
Went (1903-1990). Hormon auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang mempengaruhi
pemanjangan koleoptil gandum yang telah dikemukakan oleh Charles Darwin pada
abad ke-19. Percobaan definitive yang membuktikan adanya zat yang berdifusi dan
merangsang pembesaran sel, telah dikerjakan oleh Fritz Went di Holand pada
tahun 1920, dan pada tahun 1930 struktur dan identitas auksin diketahui sebagai
asam indol-3-asetat (IAA) (Gardner, 1991).
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits
Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang
terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan
agar yang mengandung auksin.Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai
asam indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang
dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4-kloro IAA) yang
ditemukan pada benih muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang
ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yangditemukan pada daun jagung dan berbagai
jenis tumbuhan dikotil (Budihastuti, 2015).
A.
Sifat
Auksin
disintesis di apeks tajuk dan ujung akar yang akan ditransportasikan melalui
poros embrio. Auksin memiliki sifat mudah rusak jika terkena cahaya langsung
(Riyadi, 2014).
B.
Fungsi
Beberapa
fungsi auksin pada tanaman sebagai
berikut ( Riyadi, 2014) :
a. Perkecambahan
benih : auksin akan mematahkan dormansi benih dan akan merangsang proses
perkecambahan benih. Perendaman benih dengan auksin akan menaikkan kuantitas
hasil panen.
b. Pembentukan
akar : auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar
dengan lebih baik.
c. Mengurangi
gugurnya buah sebelum waktunya.
Dewi (2008) menyebutkan
bahwafungsi auksin antara lain mempengaruhipertambahan panjang batang,
pertumbuhan,diferensiasi dan percabangan akar, Perkembanganbuah, dominansi
apikal, fototropismedan geotropisme. Auksin terbagi menjadi beberapajenis
antara lain : Indole Acetic Acid(IAA) , Indole Butyric Acid (IBA), NaphtaleneaceticAcid
(NAA), dan 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D). Di alam IAAdiidentifikasikan
sebagai auksin yang aktifdi dalam tumbuhan (endogenous) yangdiproduksi dalam
jaringan meristematik yang
aktif seperti contonya tunas, sedangkan IBAdan NAA merupakan
auksin sintetis (Hoesenet al., 2000dalam Adryani, 2013).
Salah satu efek penting
dalam penggunaan hormon auksin dapat meningkatkan akumulasi gula di lokasi
pembentukan akar karena stimulasi transportasi asimilat oleh auksin
(Abu-zahrah, 2012).
Penambahan berbagai auksin
dan kombinasinya pada parameter luas permukaan daun, panjang akar dan diameter
batang tidak memiliki pengaruh yang nyata (Ardyani, 2012)
C.
Peran
Peran auksin adalah
merangsang pembelahan dan perbesaran sel yang terdapat pada pucuk tanaman dan
menyebabkan pertumbuhan pucuk-pucuk baru. Penambahan auksin dalam jumlah yang
lebih besar, atau penambahan auksin yang lebih stabil, seperti asam 2,4-D
cenderung menyebabkan terjadinya pertumbuhan kalus dari eksplan dan menghambat
regenerasi pucuk tanaman (Wetherell, 1987dalam
Andaryani, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Abu-Zahra,Taleb R., dkk.,Effect of Different Auxin Concentrations on
Virginia Creeper(Parthenocissus
quinquefolia) Rooting, World Applied
Sciences Journal, Vol. 16(1): 07-10.
Andaryani, Setianingrum, 2012, KajianPenggunaan Berbagai Konsentrasi BAP dan 2,4-DTerhadap
Induksi KalusJarak Pagar (Jatropha curcas L.) Secara In Vitro, Skripsi, Jurusan Agronomi, Faperta UNS.
Ardyani, Fitria dan Rina, Arimarsetiwati, 2012, Pengaruh penambahan auxin
terhadap pertunasan dan perakarankopi arabika perbanyakan Somatik Embriogenesis, Pelita Perkebunan, Vol.28(2): 82-90.
Budiastuti, Rini dan Sri, Haryanti, 2015, Morfoanatomi, Berat Basah
Kotiledon dan Ketebalan Daun Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada Naungan yang Berbeda, Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. 23(1):
47-56.
Gardner,
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI Press
Riyadi, I., 2014,Media Tumbuh :
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan-bahan Lain, Pelatihan Kultur
Jaringan Tanaman Perkebunan, BPBPI Bogor.
0 comments:
Post a Comment