Popular Posts

Friday, December 2, 2016

Makalah Hormon Auksin

Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil  ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin

HORMON AUKSIN

Auksin adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Oleh karena itu tanaman akan lebih cepat memanjang/etiolasi. Selain itu,diduga enzim riboflavin pada ujung batang menyerap sinar nila dari sinar matahari. Sinar nila saat intensitas rendah dapat merusak enzim-enzim pembentukkan asam indolasetat ,sehingga akan terjadi penghambatan pembelahan dan deferensiasisel-sel parenkim kortek batang dan sel-sel primordia daun (Budihastuti, 2015).
Auksin adalah zat  hormon tumbuhan  yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Peran auksin pertama kali di temukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz Went (1903-1990). Hormon auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang mempengaruhi pemanjangan koleoptil gandum yang telah dikemukakan oleh Charles Darwin pada abad ke-19. Percobaan definitive yang membuktikan adanya zat yang berdifusi dan merangsang pembesaran sel, telah dikerjakan oleh Fritz Went di Holand pada tahun 1920, dan pada tahun 1930 struktur dan identitas auksin diketahui sebagai asam indol-3-asetat (IAA) (Gardner, 1991).
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil  ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4-kloro IAA) yang ditemukan pada benih muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA)   yangditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil (Budihastuti, 2015).
A.    Sifat
Auksin disintesis di apeks tajuk dan ujung akar yang akan ditransportasikan melalui poros embrio. Auksin memiliki sifat mudah rusak jika terkena cahaya langsung (Riyadi, 2014).
B.     Fungsi
Beberapa  fungsi  auksin pada tanaman  sebagai  berikut ( Riyadi, 2014) :
a.         Perkecambahan benih : auksin akan mematahkan dormansi benih dan akan merangsang proses perkecambahan benih. Perendaman benih dengan auksin akan menaikkan kuantitas hasil panen.
b.         Pembentukan akar : auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik.
c.         Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
Dewi (2008) menyebutkan bahwafungsi auksin antara lain mempengaruhipertambahan panjang batang, pertumbuhan,diferensiasi dan percabangan akar, Perkembanganbuah, dominansi apikal, fototropismedan geotropisme. Auksin terbagi menjadi beberapajenis antara lain : Indole Acetic Acid(IAA) , Indole Butyric Acid (IBA),  NaphtaleneaceticAcid (NAA), dan 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D). Di alam IAAdiidentifikasikan sebagai auksin yang aktifdi dalam tumbuhan (endogenous) yangdiproduksi dalam jaringan meristematik yang
aktif seperti contonya tunas, sedangkan IBAdan NAA merupakan auksin sintetis (Hoesenet al., 2000dalam  Adryani, 2013).
Salah satu efek penting dalam penggunaan hormon auksin dapat meningkatkan akumulasi gula di lokasi pembentukan akar karena stimulasi transportasi asimilat oleh auksin (Abu-zahrah, 2012).
Penambahan berbagai auksin dan kombinasinya pada parameter luas permukaan daun, panjang akar dan diameter batang tidak memiliki pengaruh yang nyata (Ardyani, 2012)
C.     Peran
Peran auksin adalah merangsang pembelahan dan perbesaran sel yang terdapat pada pucuk tanaman dan menyebabkan pertumbuhan pucuk-pucuk baru. Penambahan auksin dalam jumlah yang lebih besar, atau penambahan auksin yang lebih stabil, seperti asam 2,4-D cenderung menyebabkan terjadinya pertumbuhan kalus dari eksplan dan menghambat regenerasi pucuk tanaman (Wetherell, 1987dalam Andaryani, 2010).









DAFTAR PUSTAKA

Abu-Zahra,Taleb R., dkk.,Effect of Different Auxin Concentrations on Virginia Creeper(Parthenocissus quinquefolia) Rooting, World Applied Sciences Journal, Vol. 16(1): 07-10.

Andaryani, Setianingrum, 2012, KajianPenggunaan  Berbagai Konsentrasi BAP dan 2,4-DTerhadap Induksi KalusJarak Pagar (Jatropha curcas L.) Secara In Vitro, Skripsi, Jurusan Agronomi, Faperta UNS.

Ardyani, Fitria dan Rina, Arimarsetiwati, 2012, Pengaruh penambahan auxin terhadap pertunasan dan perakarankopi arabika perbanyakan Somatik Embriogenesis, Pelita Perkebunan, Vol.28(2): 82-90.

Budiastuti, Rini dan Sri, Haryanti, 2015, Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan Ketebalan Daun Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada Naungan yang Berbeda, Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. 23(1): 47-56.

Gardner, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI Press
Riyadi, I., 2014,Media Tumbuh : Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan-bahan Lain, Pelatihan Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan, BPBPI Bogor.




0 comments:

Post a Comment