Popular Posts

Saturday, September 3, 2016

Jurnal Mitigasi Banjir : Sungai Kelara -kemiringan lereng dan elevasi

a.    Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng dan panjang lereng adalah dua sifat topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan. Unsur lain yang mungkin berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah lereng. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Dua titik yang berjarak 100 m yang mempunyai selisih 10 m membentuk lereng 10%. Kecuraman lereng 100% sama dengan kecuraman lereng 450. Selain memperbesar jumlah aliran permukaan, semakin curam lereng juga memperbesar jumlah kecepatan aliran permukaan yang dengan demikian memperbesar energi angkut aliran permukaan (Arsyad, 2010)
Kemiringan suatu lahan semakain tinggi maka air yang diteruskan semakin tinggi. Air yang berbeda pada tersebut akan diteruskan ketempat yang lebih rendah semakin cepat dibandingkan dengan lahan yang kemiringannya rendah datar hingga landai (Suhardiman, 2012).
Terdapat beberapa klasifikasi kemiringan lereng  dalam kaitannya dengan tingkat kerawanan banjir yaitu seperti yang disajikan pada Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9.

Tabel 7. Kelas kemiringan lereng untuk kerawanan banjir
Kelas
Kelerengan (%)
Deskripsi
Notasi harkat
I
<8
Datar
5
II
8 – 15
Landai
4
III
15 – 25
Bergelombang
3
IV
25 – 40
Curam
2
V
>40
Sangat Curah
1
Sumber : Chow (1964) dalam Sigit, dkk (2011)

Tabel 8. Kelas kemiringan lereng untuk kerawanan banjir
Kelas
Kemringan lereng
Nilai
Datar
0% - 3%
4
Datar-berombak
3% - 8%
3
Bergelombang
8% - 15%
2
Berbukit kecil
15% - 30%
1
Sumber : Martha, (2011)

Tabel 9. Kelas kemiringan lereng untuk kerawanan banjir
Kelas
Kemringan lereng
Nilai
Datar
0% - 3%
100
Landai
3% - 8%
80
Agak Curam
8% - 15%
60
Curam
15% - 25%
40
Sangat curah
25% - 40%
20
Terjal
>40%
1
Sumber : Suherlan, (2001)
a.       Ketinggian (elevasi)
Ketinggian mempunyai pengaruh terhadap banjir. Berdasarkan sifat air mengalir mengikuti gaya gravitasi yaitu mengalir dari daerah tinggi ke daerah rendah. Dimana daerah yang mempunya ketinggian yang lebih tinggi lebih berpotensi kecil untuk terjadi banjir. Sedangkan daerah dengan ketinggian rendah lebih berpotensi besar untuk terjadinya banjir (Suhardiman, 2012).
Terdapat beberapa klasifikasi elevasi atau ketinggian dalam kaitannya dengan tingkat kerawanan banjir yaitu seperti yang disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11.
Beberapa klasifikasi kelas ketinggian atau elevasi terhadap tingkat kerawanan banjir, sebagai berikut:
Tabel 10. Kelas elevasi untuk kerawanan banjir
No.
Kelas elevasi
Nilai
1
0m – 12,5m
9
2
12,5m – 25m
7
3
25m – 50m
5
4
50m – 75m
3
5
75m – 100m
1
6
>100m
0
Sumber : Utomo (2004) dalam Purnama (2008)
Tabel 11. Kelas elevasi untuk kerawanan banjir
No.
Kelas Elevasi
Nilai
1
<500m
100
2
500m – 1000m
80
3
1000m – 1500m
60
4
1500m – 2000m
40
5
>2000m
20
Sumber : Peta ketinggian Bappeda propoinsi Jawa Barat (1997) dalam Suherlan (2001)


0 comments:

Post a Comment