Popular Posts

Sunday, July 3, 2016

Makalah Biodiesel-Molase (Tinajuan Pustaka)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Image result for molase


2.1 Biodiesel
Biodiesel didefinisikan sebagai ester monoalkil dari minyak tanaman dan lemak hewan dan turunannya yang berpotensi sebagai pengganti bahan bakar diesel (Srivastava dan Prasad, 2000 dalam Putri et al, 2012 ). Biodiesel dihasilkan melalui proses transesterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol. Gugus alkil dalam alkohol akan menggantikan gugus hidroksil pada struktur ester minyak melalui katalis (Susilo, 2006 dalam Georgogianni et al, 2007 dalam Putri et al, 2012).

2.2  Molases
            Molases merupakan hasil samping dari proses pembuatan gula tebu (Saccharum officinarum L.). Molases berbentuk cairan kental yang didapatkan dari pemisahan kristal gula
. Kandungan kadar gula molases tinggi 50-60% namun tidak dapat dibentuk menjadi sukrosa.nmolase masih mengandung sukrosa 30-40%, glukosa 4-9%, dan fruktosa 5-12%. Tetes tebu dimanfaatkan dalam proses fermentasi, denitrifikasi, limbah anaerobik dan diaplikasikan pada budaya perairan (Hidayat dan Suhartini, 2006). Bahan baku yang umum digunakan dalam produksi seperti jagung dan kentang, maka molase mengandung karbohidrat yang disimpan sebagai pati sehingga sebelum dihidrolisis perlu dilakukan pemasakan dan kerja enzim. (Hidayat, 2006).
2.2 Yeast Oleaginous
            Biomassa mikroorganisme oleaginous adalah sumber TAGs yang optimal dan berlebih yang memiliki komposisi Fas yang sama dan nilai energi seperti minyak tumbuhan. Mikrobia lipid juga mempunyai banyak keuntungan (siklus pendek, )  yang mampu mengatasi pembatasan minyak nabati tetapi, mampu dihasilkan dari substrat yang tidak mahal dengan hasil dan produktivitas yang tinggi (Azocar et al.,2010; Liu and Zongbao, 2007; Rossi et al.,2011).
            Di antara mikroorganisme heterotrofik, yeast oleagenous merupakan produsen lipid yang baik karena terdapat banyak TAGs.  Hal ini dikarenakan yeast oleagenous memiliki kemampuan untuk   mensintesis  dan mengumpulkan lipid netral (mencapai 70% dari berat biomassa) yang disimpan dalam kompartemen intraselular yang dikenal dengan badan lipid (Czabany et al., 2011). Beberapa yeast oleagenous yang telah diidentifikasi yaitu dalam genus Yarrowia, Candida, Rhodontorula, Rhodosporodium, Cryptococcus, dan Lypomyces  (Ageitos et al., 2011; Li et al., 2008; Amaretti et al, 2010; Rossi et al., 2011).

            Yarrowia merupakan fungi hemiascomycetes dimorfik termasuk ordo Saccharomycetales. Mikroba tersebut mampu mendegradasi substrat hidrofobik seperti parafin dan minyak dengan sangat efisien  dan fisiologinya yang dapat dieksplorasi pada aplikasi bioteknologi (Bankar et al., 2009). Genus Candida, Candida curvata (Holdsworth & Ratledge, 1991) dan Apiotrichum curvatum dan Candida freychussii (Amaretti et al., 2011) mensintesis dan menyimpan banyak lipid. Candida merupakan kelompok Ascomycota  yang biasanya dieksploitasi dalam bioteknologi, meskipun ada persepsi negatif dari publik. Lipomyces spp. Memiliki kecenderungan mampu mengakumulasi triacylglicerol. Genus ini tergolong dalam ordo Saccharomycetales yang masuk cabang dalam evolusi ascomycetes (van der Walt, 1992). Chryptococcus curvatus adalah yeast yang berpotensi industri menjadi minyak sel tunggal karena mampu tumbuh dan mengakumulasi lipid dengan range substrat yang panjang. Mikroba ini membutuhkan nutrien yang sedikit untuk tumbuh, mengakumulasi sampai mencapai 60% dari berat keringnya sebagai lipid intraseluler (Meesters et al, 1996; Zhang et al., 2011). Spesies yang termasuk genus Rhodosporidium            dan sekerabat dengan Rhodontorula, dinamakan sebagai yeast oleaginous. Mikroba ini tergolong ke dalam tiga kelompok besar Basidiomycota, yaitu Pucciniomycotina.

0 comments:

Post a Comment