Laporan Praktikum Lapang : Contoh Inventarisasi Satwa
Keadaan tersebut merupakan hasil langsung dari dampak antropogenik, seperti pembakaran hutan dan padang rumput, perladangan berpindah, perburuan dan perdagangan burung. Kebanyakan hanya satwa dari kelas insect yang mendominasi pengamatan pada pagi hari. Overton (1971) mengatakan bahwa segala sesuatu di alam
Adapun
metode yang digunakan saat pengambilan data di lapangan adalah dengan metode
transek berpetak, dengan langkah sebagai berikut:
- aMenentukan letak jalur pada areal hutan yang akan digunakan untuk kegiatan inventarisasi satwa.
- b Membuat garis sepanjang 150 m untuk iventarisasi satwa malam, dan 200 m untuk inventarisasi satwa pagi menggunakan roll meter.
- c Membagi jalur menjadi dua bagian yang sama, yaitu ke kanan sepanjang 5 m dan kiri sepanjang 5 m.
- dMembagi kedua bagian tersebut sepanjang 50 m hingga terbentuk 3 plot dengan ukuran yang sama pada masing-masing jalur.Mengamati setiap jenis satwa yang terdapat pada masing-masing plot secara berurutan dimulai dari 1,2 dan seterusnya dengan memperhatikan waktu, perilaku, jumlah, dan nama family satwa tersebut.
- fMencatat setiap data yang diperoleh pada tally sheet yang telah disediakan.
- gMengolah data yang telah diperoleh dengan menghitung Frekuensi (F), Kerapatan (K), dan Indeks Keanekaragaman Jenis (H’).
Adapun
pengolahan data inventarisasi satwa yang dilakukan sebagai berikut:
-
Frekuensi (f(%)) = Jumlah Sub Plot ditemukan Jenis/jumlah seluruh plot x 100%
- Kerapatan; Kr= Jumlah Kehadiran/Luas plot ( Kerapatan (spesies/2.500 m2)
- Keanekaragaman Jenis ; H' = -E(ni/n) ln (ni/n) ; dimana ( ni = jumlah individu i, n = jumlah seluruh individu)
PEMBAHASAN
Inventarisasi
satwa yang dilakukan pada malam hari yaitu berjumlah .. jenis, sedangkan pada
pagi hari jumlah yang ditemukan yaitu .. jenis. Satwa yang sering dijumpai pada
pengamatan baik malam maupun pagi hari kebanyakan dari kelas insect atau
serangga.
Pada pengamatan yang
dilakukan pada pagi hari, satwa yang diprioritaskan adalah burung. Akan tetapi
hanya sedikit jenis burung yang dapat dijumpai di lapangan, dikarenakan saat ini populasi
burung cenderung menurun. Keadaan tersebut merupakan hasil langsung dari dampak
antropogenik, seperti pembakaran hutan dan padang rumput, perladangan
berpindah, perburuan dan per-dagangan burung.
Kebanyakan hanya satwa dari kelas insect yang mendominasi pengamatan
pada pagi hari. Overton (1971) mengatakanbahwaSegalasesuatu di
alamakanmengalami perubahan baik mengenai flora maupun fauna
tergantungkepadadinamikalingkungannya. Perubahan perubahan yang terjadi di
alamjugatidak menutup kemungkinan terjadi penurunan jumlah satwa.
KESIMPULAN
Pada
pengamatan inventarisasi satwa dapat ditarik kesimpulan bahwa satwa pada pagi
hari lebih banyak ditemukan daripada satwa pada malam hari, hal ini disebabkan
karena satwa lebih banyak beraktivitas pada pagi hari, sedangkan pada malam
hari lebih banyak hewan nocturnal yang beraktivitas pada malam hari.
0 comments:
Post a Comment