Popular Posts

Tuesday, June 7, 2016

Makalah Community Development (Pengembangan Masyarakat)

MAKALAH COMMUNITY DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN MASYARAKAT)
Pengertian Communitty Development (pengembangan masyarakat) dapat didefinisikaan sebagai “Kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya” (Budimanta,2003a :40)
Dengan demikian diharapkan masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan tersebut dapat menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Secara umum visi community development adalah “Menciptakan lingkungan yang kondusif dan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar wilayah kegiatan perusahaan” (Budimanta, 2003 : 41) sedangkan misi dari aspek lingkungan sosial adalah “Memberikan nilai tambah pada nilai sosial ekonomi pemerintah daerah dan khususnya masyarakat sekitar” (Budimanta,2003 : 40) selain itu misi yang lainnya adalah “Sebagai wahana interaksi antara masyarakat, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait (stakeholders) dengan perusahaan (Budimanta 2003 : 41). Dengan terbinanya interaksi yang baik antara pihak-pihak tersebut, maka diharapkan dapat mencegah sedini mungkin konflik yang mungkin dapat terjadi antara masyarakat dengan kegiatan perusahaan.
Adapun tujuan dari community development menurut Budimanta (2003:43). pada perusahaan  adalah menitik beratkan pada lingkungan sekitarnya, yaitu :
a.     Mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh PEMDA terutama pada tingkat desa dan masyarakat untuk meningkatkan kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik di sekitar wilayah perusahaan.      
b.    Memberikan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat
c.     Membantu pemerintah daerah dalam rangka pengentasaan kemiskinan dan pengembangan ekonomi wilayah.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari program community development ini adalah sebagai berikut :
a.     Pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia bagi masyarakat dan pihak-pihak terkait yang berada di sekitar wilayah perusahaan
b.    Pengembangan dan peningkatan sarana wilayah seperti kesehatan, transportasi, pendidikan dan keagamaan yang didasarkan pada skala prioritas dan potensi wilayah tersebut.
c.     Mendorong dan mengembangkan potensi-potensi kewirausahaan yang didasarkan pada sumber daya lokal
d.    Pengembangan kelembagaan lokal di sekitar wilayah operasi perusahaan. (Budimanta, 2003:42)
 Ruang lingkup community development meliputi tiga aspek, yaitu :
a.     Community Services; merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan masyarakat, seperti pembangunan fasilitas umum…pengembangan kualitas pendidikan…keagamaan dan lain sebaginya
b.    Community Empowering; adalah program-program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya.
c.     Community Relations yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait.(Budimanta, 2003: 43)
Adapun peserta dari program community development ini seyogyanya difokuskan pada masyarakat yang terkait dampak langsung dari kegiatan perusahaan (Budimanta,2003: 44)






PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
(COMMUNITY ORGANIZING)

Proses dan strategi pemberdayaan masyarakat secara garis besar dapat dipilah dalam 2 kelompok :
(1)   Menggunakan konsep CO (Community Organizing – Pengorganisasian Masyarakat) CO menitikberatkan pada pengembangan kesadaran kritis dan Penggalian Potensi pengetahuan lokal masyarakat.
Secara umum metode yang digunakan dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah penumbuhan kesadaran kritis, partisipasi aktif, pendidikan berkelanjutan, pembentukan dan penguatan organisasi.

(2)   Menggunakan CD (Community Development – Pengembangan Masyarakat)
CD adalah Pengembangan Masyarakat yang lebih mengutamakan sifat fisik masyarakat (pembangunan dan perbaikan sarana-sarana sosial ekonomi masyarakat).
CD biasanya bersifat jangka pendek dan fisikal.

PENGERTIAN COMMUNITY ORGANIZING (CO)
Menurut Dave Beckwith dan Cristina Lopes Community Organizing adalah 
“Proses membangun kekuatan dengan melibatkan rakyat sebanyak mungkin melalui proses” :
·         Menemukenali permasalahan, hambatan secara bersama-sama,
·         Menemukenali cara penyelesaian yang diinginkan,
·         Menemukenali pelaku, perangkat lembaga yang ada agar penyelesaian yang dipilih menjadi mungkin dilakukan,
·         Menyusun sasaran yang harus dicapai dan
·         Membangun lembaga yang efektif dan demokratis.
Sehingga mampu mengembangkan kapasitas untuk menangani dan menampung aspirasi dan kebutuhan yang ada”.


PERSPEKTIF IDEAL PNPM-Mp
Pelaku PNPM-MP utamanya pelaku masyarakat (PL, UPK, KPMD, dll) hendaknya memahami dan mengembangkan PNPM sebagai resultante (titik temu ideal) antara konsep CO dengan CD.

PRINSIP-PRINSIP CO
(1)         Keberpihakan
CO menitikberatkan pada masyarakat lapisan  bawah sebagai basis Pemberdayaan.
(2)   Pendekatan Holistik
Melihat permasalahan yang ada dalam masyarakat secara utuh dan menyeluruh dari berbagai aspeknya.
(3)   Pemberdayaan
Muara dari CO adalah agar masyarakat berdaya, posisi tawar rakyat meningkat vis a vis (berhadapan dengan) pemerintah maupun pihak lain. Misalnya pemilik modal.
(4)   Kemandirian
Proses CO harus bertumpu pada potensi yang ada dalam masyarakat. Keswadayaan masyarakat mutlak diperlukan. Kontribusi dan keterlibatan pihak luar sekedar sebagai stimulan.
(5)   Berkelanjutan
Proses CO harus dilakukan secara sistematis dan Berkelanjutan (terus menerus).
(6)   Partisipatif
Keterlibatan aktif semua pihak, terutama kelas bawah.
(7)   Keterbukaan
Proses dan agenda diketahui secara terbuka oleh segenap lapisan masyarakat.
(8)   Praxis
Proses CO dilakukan dalam lingkaran : Aksi – Refleksi – Aksi secara terus menerus.
(9)   Kesetaraan
Tidak ada lapisan masyarakat yang merasa lebih tinggi, superior dan lebih rendah (inverior).


SYARAT-SYARAT PENGORGANISIR
Pelaku – pendamping  CO hendaknya memiliki kualitas pribadi antara lain :
(1)   Keberpihakan kepada masyarakat bawah
(2)   Jujur
(3)   Terbuka
(4)   Mau berkorban
(5)   Sabar

TAHAPAN-TAHAPAN CO
(1)   Penyatuan integrasi
Upaya yang dilakukan agar masyarakat menerima seorang pengorganisir secara penuh.
(2)   Membangun kontak
Upaya untuk mendapatkan orang yang memberikan banyak informasi disamping melakukan penyebaran ide.
(3)   Pendidikan sosial
Upaya untuk melakukan Penggalian Data (utama maupun pendukung) serta memperhatikan struktur dan hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat. Dari proses ini diharapkan sudah ada peta dari masyarakat.
(4)   Perencanaan pengorganisasian
Seorang pengorganisir harus mampu membuat perencanaan pengorganisasian yang akan dilaksanakan dan menjadi pedoman – bahan refleksi untuk melihat Perkembangan Pengorganisasian.
(5)   Pembentukan kelompok kecil
Tahap ini biasanya disebut Pembentukan Kelompok Inti, yaitu membentuk sekutu atau kawan yang sepaham dalam proses pengorganisasian.
(6)   Pembentukan organisasi
Memperluas perkawanan yang dilaksanakan dengan melibatkan Anggota Masyarakat lain yang tertarik dan sanggup terlibat.
(7)   Perencanaan organisasi
Melakukan perencanaan bersama yang dimulai dengan penggalian masalah bersama dan cara-cara mengatasinya.
(8)   Aksi – Refleksi – Aksi
Suatu proses untuk selalu melihat kembali hambatan dan kesuksesan kegiatan yang telah dilaksanakan.
(9)   Berjaringan
Menggalang kekuatan dengan berbagai kelompok yang ada untuk meningkatkan posisi kawan dan Kemampuan Organisasi.

 PENYULUHAN
Pengertian dari penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua “stakeholders” agribisnis melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelola kegiatan agribisnisnya yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan (Mardikanto, 2003).
Ban (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.
Margono Slamet (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya “better-farming, better business, dan better living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan kondisi sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka panjang) meningkatkan taraf hidup pribadi dan masyarakatnya (SDC, 1995 dalam Mardikanto 2003).
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (Mardikanto, 1987).
Anwar (2000) menjelaskan fungsi-fungsi penyuluhan yang perlu diarahkan untuk:
a. Pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk peningkatan mutu sumberdaya manusia.
b. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam beragam aspek pembangunan
c. Bersama-sama institusi dan pakar-pakar terkait mendukung perencanaan pembangunan daerah.
Lippit (1961) dalam tulisannya tentang perubahan yang terencana, merinci lingkup kegiatan penyuluh sebagai agen pembaruan dalam 7 (tujuh) kegiatan pokok, yaitu:
a. Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang “keberadaannya”, baik keberadaan nya sebagai individu dan anggota masyarakat, maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya, ekonomi, dan politik. Proses penyadaran seperti itulah yang dimaksudkan oleh Freire sebagai tugas utama dari setiap kegiatan pendidikan, termasuk di dalamnya penyuluhan.
b. Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak diinginkan yang kaitannya dengan keadaan sumberdaya (alam, manusia, sarana-prasarana, kelembagaan, budaya, dan aksesibilitas), lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya dan politis. Termasuk dalam upaya menunjukkan masalah tersebut, adalah faktor-faktor penyebab terjadinya masalah, terutama yang menyangkut kelemahan internal dan ancaman eksternalnya.
c. Membantu pemecahan masalah, sejak analisis akar-masalah, analisis alternatif pemecahan masalah, serta pilihan alternatip pemecahan terbaik yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi internal (kekuatan, kelemahan) maupun kondisi eklsternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi.
d. Menunjukkan pentingnya perubahan, yang sedang dan akan terjadi di lingkungannya, baik lingkungan organisasi dan masyarakat (lokal, nasional, regional dan global). Karena kondisi lingkungan (internal dan eksternal) terus mengalami perubahan yang semakin cepat, maka masyarakat juga harus disiapkan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut melalu kegiatan “perubahan yang terencana”
e. Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai bagian dan implementasi perubahan terencana yang berhasil dirumuskan. Kegiatan uji-coba dan demonstrasi ini sangat diperlukan, karena tidak semua inovasi selalu cocok (secara: teknis, ekonomis, sosial-budaya, dan politik/kebijakan) dengan kondisi masyarakatnya. Di samping itu, uji-coba juga diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang beragam alternatip yang paling “bermanfaat” dengan resiko atau korbanan yang terkecil.
f. Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari “luar” (penelitian, kebijakan, produsen/pelaku bisnis, dll) maupun yang berasal dari dalam (pengalaman, indegenuous technology, maupun kearifan tradisional dan nilai-nilai adat yang lain). Sesuai dengan perkembangan teknologi, produk dan media publikasi yang digunakan perlu disesuaikan dengan karakteristik (calon) penerima manfaat penyuluhannya
g. Melaksanakan pemberdayaan/penguatan kapasitas. Yang dimaksud dengan pemberdayaan disini adalah pemberian kesempatan kepada kelompok grassroot untuk bersuara dan menentukan sendiri pilihan-pilihannya (voice and choice) kaitannya dengan: aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan serta partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan, bertanggung-gugat (akuntabilitas publik), dan penguatan kapasitas lokal. Sedang yang dimaksud dengan penguatan kapasitas, menyangkut penguatan kapasitas individu, kelembagaan-lokal, masyarakat, serta pengembangan jejaring dan kemitraan-kerja.

PENGERTIAN PEMBANGUNAN
Pada hakekatnya, pengertian pembangunan secara umum pada hakekatnya adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan pengertian pembangunan menurut beberapa ahli 
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. 
 Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). 
Portes (1976) mendefinisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Sama halnya dengan Portes, 
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.
Sedangkan dalam pengertian ekonomi murni, pembangunan adalah suatu usaha proses yang menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka panjang. (Sukirno, 1995:13).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4BnClivfhXh_g9RcVO3_Sk9qMPibGOD2u3ebVaMFux-XY6HDq4an9U3VdtG-h95O8aM-Uh6Nr5koIb4DqzrSHkyMU8b9RoG2Xko9aRzwJnNIxFDo84HJLKifpgkmX055j5DpkFnmi9z0/s1600/New+Picture.jpg

Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro. Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
EMPOWERMENT
A.    Pengertian Empowerment
Shardlow (1998), pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
Empowerment adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).
Menurut Chamber (Edi Suharto, 2005), pemberdayaan sebagai paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “peoplecentered, participatory, empowering, and
sustainable”. Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), tetapi juga keberlanjutan pembangunan dalam masyarakat.
Ø  Target dan Tujuan
Target dan tujuan pemberdayaan itu sendiri dapat berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang digarap.
Ø  Tujuan Pemberdayaan
• Bidang ekonomi_ agar kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan,
dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil.
• Bidang pendidikan_ agar kelompok sasaran dapat menggali berbagai potensi yang ada
dalam dirinya, dan memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi.
• Bidang sosial_ agar kelompok sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali sesuai
dengan peran dan tugas sosialnya.
B.     Kunci efektif Empowerment
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi











DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta.
. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta.
. 2001. Perhutanan Sosial. PUSPA. Sukoharjo.
. 2001. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan. Prima Theresia Pressindo. Surakarta.
. 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Pusat Pengembangan Agrobisnis dan Perhutanan Sosial. Surakarta
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-pembangunan-menurut-para-ahli.html
http://ziezaahh.blogspot.co.id/2014/01/empowerment-stres-dan-konflik.html
http://jurnalapapun.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-community-development.html

http://www.bintan-s.web.id/2010/12/pengorganisasian-masyarakat.html

0 comments:

Post a Comment