Makalah Pengukuran Arus Pantai
PENGUKURAN ARUS PANTAI
A. METODE
Metode pengukuran arus pantai dapat dipisahkan menjadi
dua kelompok prinsip pengukuran yaitu Eulerian dan Lagrangian. Metode Eulerian
mengukur arus dengan memantau kecepatan pada suatu titik tetap misalnya dengan current
meter sedangkan metode Lagrangian memantau kecepatan dengan mengikuti
partikel yang bergerak bersama aliran misalnya dengan pelampung.
Pengukuran arus di laut dalam (deep water) dapat dilakukan dengan alat ukur Eulerian, seperti current
meter baling-baling, elektromagnetik, ultrasonik, dan hot-wire. Di
daerah nearshore khususnya di surfzone, alat ukur di atas kurang sesuai
untuk pengukuran arus karena perilaku aliran yang sangat dipengaruhi oleh
gelombang, sedimen dan udara /buih.
Obyek pengamatan arus di nearshore yang melibatkan mengukuran arus pantai
adalah:
• variasi
lambat (long term variation) seperti arus pasang-surut, gelombang
menyamping (edge waves), surf beat, dll.,
• gelombang
gravitasi (gravity waves) seperti gelombang angin dan gelombang swell,
• arus nearshore
seperti arus longshore, arus rip, dan
• gelombang
pecah serta arus turbulensi.
Pengukuran di nearshore pada umumnya lebih dapat
diandalkan jika menggunakan metode Lagrangian seperti dengan tracer atau
pelampung.
B.
ALAT UKUR
1)
Pelampung
Pengukuran arus yang paling sederhana adalah dengan
mengukur waktu tempuh pelampung menempuh jarak tertentu. Pada arus pantai yang
relatif kecil, metode pengukuran ini dapat memberikan hasil yang lebih akurat
dan metode lain.
Terdapat dua jenis metode yaitu pengamatan Eulerian dan
Lagrangian. Metode yang pertama menggunakan pelampung yang diikatkan pada
benang. Pengamat melepaskan pelampung dari perahu kemudian mengukur waktu
antara tanda-tanda di ujung benang. Pengukuran perlu menunggu dahulu sampai
pelampung bergerak bersama aliran. Sebagai contoh pelampung dengan benang
sepanjang 30 m, tanda-tanda dipasang pada 5 m pertama dan 5 m sebelum ujung
benang terakhir.

Gambar 3.1.
Pengukuran kecepatan dengan pelampung dan tali.
Metode yang kedua mengamati lokasi pergerakan pelampung
dan waktu ke waktu dari suatu tempat tetap di darat. Pelampung dilepas dari perahu,
kemudian perahu mengikuti pelampung dengan jarak tertentu yang tidak mengganggu
pengamat di darat. Setelah jangkauan areal pengukuran dicapai pelampung diambil
oleh operator di perahu.

Gambar 3.2. Pengukuran arus melalui pengamatan gerak
pelampung yang diikuti terus menerus.
Gerak pelampung diusahakan mewakili kecepatan rata-rata
tampang vertikal. Sketsa upaya tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.3. berikut
ini.

Gambar 3.3. Upaya
mendekati kecepatan rerata vertikal.
2)
Propeler
Pengukuran arus dengan propeler sering dilakukan terutama
menggunakan jenis yang dapat mengukur kecepatan dan arah secara bersama-sama.
Karena adanya gerak orbital partikel air, pengukuran memberikan hasil yang baik
pada daerah pantai dengan kecepatan arus relatif besar yang lebih dominan dari
gerak orbital partikel air oleh gelombang atau pada kedalaman air yang sudah
tidak dipengaruhi gerak orbital gelombang (deep water). Selain itu
masalah lain adalah, jika pengukuran dilakukan dengan menggantungkan propeler
pada perahu pengukuran akan menghadapi gangguan goyangan perahu oleh gelombang.

Gambar 3.4.
Penempatan alat ukur arus jenis propeler.
Penggunaan propeler untuk mengukur arus pantai dianjurkan
untuk memilih propeler yang dipasang pada batang kaku yang dasarnya ditanam
pada dasar pantai. Pencatatan dianjurkan dilakukan secara elektronis dan
kontinyu dengan selang waktu pencatatan lebih pendek dan gelombang (0.2 - 0.5
detik).
3)
Alat ukur arus elektromagnetik dan ultrasonik
Pengukuran dengan alat ukur lain seperti Electromagnetic
Current Meter dan Ultrasonic Current Meter mempunyai karakter yang
hampir sama dengan pengukuran dengan propeler. Dua jenis alat tersebut biasanya
ditempatkan secara tetap di dasar pantai. Dengan demikian posisi horisontal dan
vertikalnya tetap selama periode pengukuran. Kelebihannya dari alat ukur
propeler adalah pencatatan dilakukan secara menerus sehingga analisis data
dapat dilakukan untuk memisahkan antara komponen kecepatan orbital dan arus
pantai. Penggunaan alat ini memerlukan pemeriksaan keadaan alat secara rutin
untuk melihat apakah alat dalam keadaan baik tidak tertutup kotoran. Pengukuran
dengan alat ini pada umumnya dilakukan pada daerah sebelum gelombang pecah
karena di surfzone dasar pantai berubah-ubah.

Gambar 3.5. Alat ukur arus elektromagnetis tipe Disc H.
Secara garis besar prinsip kerja current meter
elektromagnetis adalah mengukur pergerakan arus air melalui perubahan medan magnit oleh arus
listrik yang mengalir melalui aliran air. Arus listrik diberikan oleh dua
elektroda dan perubahan medan
elektromagnetik ditangkap dengan gulungan kabel (coil). Tegangan yang timbul dalam coil mempunyai hubungan langsung dengan kecepatan aliran.
Prinsip kerja current meter ultrasonik adalah
sebagai berikut ini. Sepasang sensor bergantian sebagai pemancar dan penerima
pulsa gelombang. Waktu tempuh pulsa antara dua keadaan dibandingkan, selisihnya
dibagi 2 untuk menghitung kecepatan.

Gambar 3.6. Alat ukur arus ultrasonik.
3. PENGUKURAN ARUS PANTAI
A. METODE
B. ALAT UKUR
1) Pelampung
2) Propeler
3) Alat ukur arus elektromagnetik dan ultrasonik
0 comments:
Post a Comment