Popular Posts

Tuesday, May 3, 2016

Laporan Bahan Organik Tanah


I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah tersusun oleh bahan padatan, air dan udara.Bahan padatan ini meliputi bahan mineral berukuran pasir, debu dan liat, serta bahan organik. Bahan organik tanah biasanya  menyusun sekitar 5 % bobot total tanah, meskipun hanya sedikit tetapi memegang peran penting dalam menentukan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis tanah. Sebagai komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh, maka bahan orgaik juga berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman dan mikrobia tanah, yaitu sebagai sumber energi, hormon, vitamin dan senyawa-senyawa perangsang tumbuh lainnya (Hanafiah, 2010).
            Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organikkompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humufikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi atau disebut biontik, termasuk mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat. Sumber primer bahan organik tanah maupun seluruh  fauna dan mikroflora adalah jaringan organik tanaman, baik berupa daun, batang/cabang, ranting, buah maupun akar, sedangkan sumber sekunder berupa jaringan organik fauna termasuk kotorannya serta mikroflora. Dalam pengelolaan bahan organik tanah, sumbernya juga berasal dari pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang atau kotoran ternak yang telah mengalami dekomposisi, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati.Bahan organik tanah berperan secara fisik, kimia maupun biologis, sehingga menentukan status kesuburan suatu tanah.Humus merupakankoloidal organik yang bermuatan listrik, sehingga secara fisik berpengaruh terhadap struktur tanah dan secara kimiawi berperan dalam menentukan kapasitas pertukaran anion atau kation sehingga berpengaruh penting terhadap ketersediaan hara tanah, dan secara biologis merupakan sumber energi dan karbon bagi mikrobia heterotrofik.Hasil mineralisasi bahan organik-terombak merupakan anion atau kation hara tersedia bagi tanaman dan mikrobia
(Hanafiah, 2010).
Berdasarkan pernyataan tersebut maka perlu diadakan percobaan untuk penetapan kadar bahan organik tanah, sehingga dapat diketahui tingkat kesuburan tanah dan jenis kandungan bahan organik pada setiap lapisan.
1.2 Tujuan  dan  kegunaan
Tujuan  dari  pengamatan bahan organik tanah  adalah untuk  mengetahui  ciri-ciri  tanah  dengan  kandungan bahan organik  yang tinggi dan  rendah, mengetahui kualitas tanah  secara  visual, antara  tanah yang  memiliki bahan  organik yang  cukup dan  yang  kurang, dan bagaiamana cara mengetahui persentase bahan organik yang terkandung pada lapisan tanah dilabratorium. Keguanaan dari pengamatan bahan organik tanah adalah  adalah sebagai bahan informasi dalam menentukan bahan organik suatu jenis tanah dan selanjutnya berguna dalam pengelolaan tanah tersebut













II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humufikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi atau disebut biontik, termasuk mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat
(Hanafiah, 2010).
          Bahan organik merupakan bagian dari padatan tanah, hasil perombakan berbagai material organik, terutama dari flora misalnya daun, ranting, cabang, batang dan akar tumbuhan yang telah mengalami pelapukan dan fauna misalnya berbagai fauna tanah, hewan-hewan yang hidup di atas tanah (Gusli, 2016).
          Bahan organik tanah biasanya  menyusun sekitar 5 % bobot total tanah, meskipun hanya sedikit tetapi memegang peran penting dalam menentukan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis tanah. Sebagai komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh, maka bahan organik juga berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman dan mikrobia tanah, yaitu sebagai sumber energi, hormon, vitamin dan senyawa-senyawa perangsang tumbuh lainnya (Hanafiah, 2010).
          Bahan organik mempunyai sumber utama yaitu jaringan tanaman baik yang berupa serasah atau sisa-sisa tanaman, yang setiap tahunnya dapat tersedia dalam jumlah yang besar sekali (Sutedjo, 2002).
Menurut Soetedjo dan Kartasapoetra (2010),bahan organik tanah merupakan hasil perombakan dan penyusunan yang dilakukan mikroorganisme tanah, senyawapenyusunnya adalah tidak jauh berbeda dengan senyawa aslinya, yang tentunya dalam hal ini ada berbagai tambahan bahan seperti glukosamin yaitu hasilmetabolisme mikroorganisme.




2.2 Proses Pembentukan Bahan Organik dalam Tanah
Menurut Hanafiah (2010),  faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan bahan organik yaitu :
1.    Iklim, berpengaruh pada bahan organik tanah dalam hal memacu atau menghambat laju dekomposisi.
2.    Tipe penggunaan lahan, berpengaruh dalam penyediaan sumber bahan organik, misal daerah persawahan akan berbeda kandungan bahan organiknya dibanding daerah hutan.
3.    Bentuk lahan, mempengaruhi pada proses pengumpulan atau pencucian bahan organik.
4.    Kegiatan manusia akan menentukan kandungan organik tanah misalnya denganpemberian pupuk atau drainase yang akan berpengaruh pada kandunganbahan organik tanah. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah bahan organik dalam tanah adalah sifat dan jumlah bahan organik yang dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi tanah, topografi, dan sifat penyedia hara. Sedangkan fakto-faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik dikelompokkan jadi 3 (tiga): Sifat dari bahan tanaman termasuk jenis tanaman, umur dan komposisi kimia tanah termasuk aerasi , temperature, kelembaban, kemasaman, dan tingkat kesuburan, faktor iklim terutama pengaruh dari kelembaban   dan temperature.

2.3 Peran Bahan Organik dalam Tanah
Bahan organikmerupakan perekat butiran lepas dan sumber utamanitrogen danbelerang.Bahanorganikcenderungmampumeningkatkanjumlahairyangdapatditahandidalamtanahdanjumlahairyangtersediapada tanaman.Akhirnyabahanorganik merupakansumberenergibagijasadmikro.Tanpabahanorganiksemuakegiatanbiokimiaakan
terhenti (Sutedjo, 2006).
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tetanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah.
Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N P, K dan S. Apabila jumlah penambahan dan kehilangan bahan organik tanah berada pada tingkat seimbang (Hanafiah, 2010).
Bahan organik yang terkandung di dalam tanah lebih tinggi yang mengakibatkan tanah pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena merupakan lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, maikin ke bawah makin berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah inseptisol, makin ke bawah (Lapisan II) warnanya lebih muda dari  pada lapisan I, dan II(Hakim, 1986).
          Jumlahdanaktivitasmetabolikorganismetanahmeningkat. Secaraumum,pemberian bahanorganik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganismeBahan  organimerupakasumbeenergi  dabahanmakananbagimikroorganismeyang hidupdidalamtanah.Mikroorganismetanahsalingberinteraksidenganbahanorganikkarena bahan organik menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh(Sutedjo, 2006).
Kegiatan jasadmikro dalam membantu dekomposisi bahan organikmeningkat. Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akandicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisijikafaktorlingkunganmendukungterjadinyaprosestersebut Peranan bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi : struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi. Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah (Madjid, 2010).


2.4 Ciri-ciri Tanah dengan Kandungan Bahan Organik
Menurut Sutedjo, (2002) warna tanah yang bervariasi yang dapat dilihat adalah akibat dari jenis pelapukannya. Tanah Andosolproses terbentuknyadari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan, ciri-ciri yaitu warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur. Tanah Regosol proses terbentuknya dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar ciri-ciri yaitu berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)proses terbentuknya dari tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah ciri-ciri yaitu warna kelabu dan peka terhadap erosi. Tanah Humusproses terbentuknya dari hasil pembusukan bahan-bahan organik ciri-ciri yaitu warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur.Tanah Gambutproses terbentuknya  dari hasil pembusukan tumbuhan / bahan organik di daerah yang selalu tergenang air (rawa-rawa) ciri-ciri yaitu bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur. Tanah Podzol proses terbentuknya  di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi ciri-ciri yaitu warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang subur. Tanah Laterit proses terbentuknya daritanah yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir ke dalam tanah ciri-ciri yaitu warna cokelat kemerah-merahan, tidak subur. Tanah Renzinaproses terbentuknya  dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggiciri-ciri yaitu warna putih sampai hitam, miskin unsur hara.Tanah Mediteran proses terbentuknya : hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen ciri-ciri yaituwarna putih kecoklatan, keras, tidak subur .





III.METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum bahan organik dilaksanakan di …………….
                                   
3.2 Alat dan Bahan  
Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah neraca analitis, labu Erlemeyer 250 ml, gelas ukur, pipet tetes, buret asam, dan standar buret. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu sampel tanah terganggu lapisan 2, aquades, asam sulfat pekat (H2SO4), kalium dikromat (K2Cr2O7), indikator diphenilamin dan ammonium ferro sulfat ((NH4)2Fe(SO4)2).

3.3 Prosedur Kerja
Dalam prosedur kerja pengamatan ada 2 macam cara yaitu :
3.3.1 Prosedur Kerja di Lapangan
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengamati bahan organik tanah di lapangan yaitu sebagai berikut:
1.        Mengamati status bahan organik tanah secara kualitatif pada tiga aspek yaitu warna tanah, biota tanah dan struktur tanah.
2.        Mengamati warna tanah dengan buku Munsell.
3.        Mematahkan bongkah tanah untuk mengamati keberadaan dan keragaman biota pada lapisan tanah dengan menggunakan lup.
4.        Mengamati bentuk atau tipe struktur, agregasi dan kestabilan agregat dengan mencelupkan agregat ke dalam tanah, ukuran agregat dan pori makro menggunakan lup dan mistar.




3.3.2 Prosedur Kerja di Laboraturium
Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam mengamati bahan organik tanah adalah sebagai berikut :
1.        Menimbang contoh tanah (lapisan tanah ke dua) dengan neraca analitis sebanyak 1 gram.
2.        Memasukkan ke dalam labu Erlemeyer 250 ml.
3.        Menambahkan dengan teliti 5 ml larutan K2Cr2O7 1 N (pipet) dan mereaksikan dengan 5 ml H2SO4 dan membiarkan reaksi berlangsung beberapa menit sampai labu Erlenmeyer menjadi dingin. Menambahkan aquades kira-kira 100 ml
4.        Menetesi 3-5 tetesindicator diphenylaminedan titrasi dengan ammonium ferro sulfat 0,25 N.
5.        Titik akhir titrasi pada saat terjadi perubahan warna biru dari kehitam-hitaman ke warna hijau.
6.        Mencatat volume titran Fe yang digunakan begitu pula dengan normalitasnya.
7.        Menghitung % bahan organik dan persentase bahan organik dengan rumus:

% C =
% Bahan Organik = % C x 1,724









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1         Hasil
Berdasarkan hasil yang diamati diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3: Hasil yang diperoleh
              Lapisan
Pengamatan                  
                                                                        I                    II                      III



Bahan organik                                          2,837 %
Kedalaman                                                0-18                  18-66             66-130
Biota tanah (jumlah)                                banyak                 sedang             sedikit  
Warna tanah                                           Very drak          Drak raddish       Brown
                                                               Brown                    brown
Tekstur Tanah                                         Loam                  ClaySandy            Loam
Tipe Struktur                                             Glanular          Glanular          Glanular
Ukuran Agregat & Pori (mm)                         6 mm             4 mm            5 mm
Kestabilan Agregat (lemah, kuat/ stabil)        sedang             kuat lemah



1.2         Pembahasan
Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa pada lapisan I mengandung bahan organik 2,837 %.Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah.Jumlahnya tidak besar hanya berkisar 3-5 % tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar sekali. Bahan organik dalam tanah terdiri dari  bahan organic halus dan humus. Humus terdiri dari bahan organic halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar  tersebut melalui kegiatan mikroorganisme dalam tanah (Hardjowigeno, 1992).

          Berdasarkan data yang diperoleh kedalaman tanah untuk lapisan I adalah 18
cm, lapisan II 66 cm, lapisan III 130 cm. Pada tanah lapisan satu berwarna
Very drak brown, lapisan II , lapisan III Brown. Hal ini sesuai dengan 
suatu batas antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lainnya dapat
dilihat dari warna tanah.
          Pada tanah lapisan I memilik tekstur lempung berdebu, lapisan II
lempung berliat, lapisan III lempung (loam). Hal ini disebabkan karena
pada kandungan air pada tanahperkebunan  yang minimum. Pada saat pengolahan
akan sangat mudah lengket, sedangkan pada saat kering tanah tersebut
akan sangat keras sehingga sukar untuk diolah. Tanah ini memiliki horizon
B yang kaya akan liat.
          Faktor yang penting dalam kadar bahan organik  adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur dan draenase tanah. Kedalaman lapisan tanah menentukan kandungan bahan organik.Kadar bahan organik terbanyak ditemukan dibagian atas setebal 20-30 cm, makin kebawah makin berkurang. Faktor iklim yang dipengaruhi adalah suhu dan curah hujan, makin kedaerah dingin kadar bahan organic makin tinggi. Tekstur tanah juga berperan dimana makin tinggi jumlah liat makin tinggi pula bahan organik (Hakim, 1986).
          Dari hasil pengamatan bahan organik merupakan tanah yang berasal dari aktifitas makhluk hidup  yang berperan dalam mengurai jasad atau sisa-sisa makhluk hidup. Keberadaan biota sedang inilah juga yang menyebabkan perbedaan pada bahan organik  disetiap lapisan karena biota merupakan sumber sekunder.Tipe struktur tanah yaitu granular dimana struktur merupakan salah satu sifat fisik tanah yang dapat menaikkan kemantapan agregat tanah (Hakim, 1986).
          Bahan organik menaikkan beberapa peranan penting di tanah.Sebab
bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur
hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.Bahan organik mempengaruhi
struktur tanah dan cenderung menjaga menaikkan kondisi fisik tanah
yang diiginkan oleh tanaman (Foth, 1988).


V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil yang telah didapatkan ciri-ciri tanah yang berwarna cokelat, keadaan biota sedang yang ditempati oleh beberapa makro dan mikroorganisme yang menandakan banyaknya kandungan bahan organik pada tanah tersebut. Kualitas tanah pada tanah tersebut cukup baik untuk pertumbuhan tanaman dilihat dari kandungan bahan organik.Persentase  bahan organik pada lapisan I didapatkan kandungan bahan organic sebesar  2,837 %.
5.2 Saran
Dalam pengelohan lahan perlu diketahui kandungan bahan organik tanah tersebut, karena pertumbuhan suatu tanaman bergantung pada bagaimana kesuburan tanahnya yang juga sangat bergantung pada kandungan bahan organiknya.




DAFTAR PUSTAKA
Gusli, Sikstus.2016. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar
Hakim, N.dkk.  1986.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bandung:  ITB
Hanafiah, Kemas Ali.2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:PT.Rajagra Findo                
Persada
Hanafiah, Kemas Ali.2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:PT.Rajagra Findo                
Persada
Madjid, 2010.Sifat dan ciri tanah. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Petanian Bogor. Persada      
Sutedjo, Mul Mulyani.2002.Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Sutedjo.Mul Mulyani.2006.Dasar-dasr Ilmu Tanah. Jakarta: Rhineka Cipta














LAMPIRAN
Data hasil pengamatan di Laboratorium
Perhitungan Kandungan Bahan Organik Tanah
Lapisan I:
Diketahui        : MlB : 36,5 ml
                        : Ml T  : 20 ml
                        : N       : O,1
                          Mg contoh tanpa air = 10 mg
Penyelesaian : % C = (ml B- ml t) N x 3x1,33 X 100%
                        Mg contoh tanah tanpa air
                                = (36,5-20) 0,25 x 3x 1,33X 100%
   10 mg
                               = (16,5)0,25x3x1,33X
                               = 16, 4588 x 1,724
                                    10
                              = 1,64588 x 1,724
                              = 2,837 %




0 comments:

Post a Comment