Laporan Bahan Organik Tanah
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah tersusun
oleh bahan padatan, air dan udara.Bahan padatan ini meliputi bahan mineral
berukuran pasir, debu dan liat, serta bahan organik. Bahan organik tanah
biasanya menyusun sekitar 5 % bobot
total tanah, meskipun hanya sedikit tetapi memegang peran penting dalam
menentukan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis
tanah. Sebagai komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh, maka bahan
orgaik juga berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman dan mikrobia tanah, yaitu sebagai sumber energi, hormon, vitamin dan
senyawa-senyawa perangsang tumbuh lainnya (Hanafiah, 2010).
Bahan
organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organikkompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humufikasi
maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi atau disebut biontik,
termasuk mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat. Sumber primer bahan
organik tanah maupun seluruh fauna dan
mikroflora adalah jaringan organik tanaman, baik berupa daun, batang/cabang,
ranting, buah maupun akar, sedangkan sumber sekunder berupa jaringan organik
fauna termasuk kotorannya serta mikroflora. Dalam pengelolaan bahan organik
tanah, sumbernya juga berasal dari pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang
atau kotoran ternak yang telah mengalami dekomposisi, pupuk hijau dan kompos,
serta pupuk hayati.Bahan organik tanah berperan secara fisik, kimia maupun
biologis, sehingga menentukan status kesuburan suatu tanah.Humus merupakankoloidal
organik yang bermuatan listrik, sehingga secara fisik berpengaruh terhadap
struktur tanah dan secara kimiawi berperan dalam menentukan kapasitas
pertukaran anion atau kation sehingga berpengaruh penting terhadap ketersediaan
hara tanah, dan secara biologis merupakan sumber energi dan karbon bagi
mikrobia heterotrofik.Hasil mineralisasi bahan organik-terombak merupakan anion
atau kation hara tersedia bagi tanaman dan mikrobia
(Hanafiah, 2010).
(Hanafiah, 2010).
Berdasarkan
pernyataan tersebut maka perlu diadakan percobaan untuk penetapan kadar bahan
organik tanah, sehingga dapat diketahui tingkat kesuburan tanah dan jenis
kandungan bahan organik pada setiap lapisan.
1.2
Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari
pengamatan bahan organik tanah adalah
untuk mengetahui ciri-ciri
tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi dan rendah, mengetahui kualitas tanah secara
visual, antara tanah yang memiliki bahan organik yang
cukup dan yang kurang, dan bagaiamana cara mengetahui
persentase bahan organik yang terkandung pada lapisan tanah dilabratorium.
Keguanaan dari pengamatan bahan organik tanah adalah adalah sebagai bahan informasi dalam
menentukan bahan organik suatu jenis tanah dan selanjutnya berguna dalam pengelolaan
tanah tersebut
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Bahan Organik
Bahan organik
adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah
mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humufikasi maupun
senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi atau disebut biontik, termasuk
mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat
(Hanafiah, 2010).
(Hanafiah, 2010).
Bahan organik merupakan bagian dari
padatan tanah, hasil perombakan berbagai material organik, terutama dari flora
misalnya daun, ranting, cabang, batang dan akar tumbuhan yang telah mengalami
pelapukan dan fauna misalnya berbagai fauna tanah, hewan-hewan yang hidup di
atas tanah (Gusli, 2016).
Bahan organik tanah biasanya menyusun sekitar 5 % bobot total tanah,
meskipun hanya sedikit tetapi memegang peran penting dalam menentukan kesuburan
tanah, baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis tanah. Sebagai
komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh, maka bahan organik juga
berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman dan
mikrobia tanah, yaitu sebagai sumber energi, hormon, vitamin dan
senyawa-senyawa perangsang tumbuh lainnya (Hanafiah, 2010).
Bahan organik mempunyai sumber utama
yaitu jaringan tanaman baik yang berupa serasah atau sisa-sisa tanaman, yang
setiap tahunnya dapat tersedia dalam jumlah yang besar sekali (Sutedjo, 2002).
Menurut Soetedjo dan Kartasapoetra
(2010),bahan organik tanah merupakan hasil perombakan dan penyusunan yang
dilakukan mikroorganisme tanah, senyawapenyusunnya adalah tidak jauh berbeda
dengan senyawa aslinya, yang tentunya dalam hal ini ada berbagai tambahan bahan
seperti glukosamin yaitu hasilmetabolisme mikroorganisme.
2.2 Proses Pembentukan Bahan Organik dalam Tanah
Menurut Hanafiah (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembentukan bahan organik yaitu :
1. Iklim, berpengaruh pada bahan organik tanah dalam hal memacu
atau menghambat laju dekomposisi.
2.
Tipe penggunaan lahan, berpengaruh dalam
penyediaan sumber bahan organik, misal daerah persawahan akan berbeda kandungan
bahan organiknya dibanding daerah hutan.
3.
Bentuk lahan, mempengaruhi pada
proses pengumpulan atau pencucian bahan organik.
4. Kegiatan manusia akan menentukan kandungan organik
tanah misalnya denganpemberian pupuk atau drainase yang akan berpengaruh pada
kandunganbahan organik tanah.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah bahan organik dalam tanah adalah sifat dan jumlah bahan
organik yang dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi
tanah, topografi, dan sifat penyedia hara. Sedangkan fakto-faktor yang
mempengaruhi dekomposisi bahan organik dikelompokkan jadi 3 (tiga): Sifat dari
bahan tanaman termasuk jenis tanaman, umur dan komposisi kimia tanah termasuk
aerasi , temperature, kelembaban, kemasaman, dan tingkat kesuburan, faktor
iklim terutama pengaruh dari kelembaban dan temperature.
2.3
Peran Bahan Organik dalam Tanah
Bahan
organikmerupakan perekat
butiran lepas dan
sumber
utamanitrogen
danbelerang.Bahanorganikcenderungmampumeningkatkanjumlahairyangdapatditahandidalamtanahdanjumlahairyangtersediapada
tanaman.Akhirnyabahanorganik
merupakansumberenergibagijasadmikro.Tanpabahanorganiksemuakegiatanbiokimiaakan
terhenti (Sutedjo, 2006).
terhenti (Sutedjo, 2006).
Pengaruh bahan organik
terhadap tanah dan kemudian terhadap tetanaman tergantung pada laju proses
dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi
ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah.
Faktor bahan organik meliputi komposisi
kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah
meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta
reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N P, K dan S. Apabila
jumlah penambahan dan kehilangan bahan organik tanah berada pada tingkat
seimbang (Hanafiah, 2010).
Bahan organik yang terkandung di
dalam tanah lebih tinggi yang mengakibatkan tanah pada lapisan ini cenderung
lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena merupakan lapisan paling atas.
Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan dimana
menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan
di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, maikin ke bawah makin berkurang,
contohnya pada setiap lapiasan tanah inseptisol, makin ke bawah (Lapisan II)
warnanya lebih muda dari pada lapisan I,
dan II(Hakim, 1986).
Jumlahdanaktivitasmetabolikorganismetanahmeningkat. Secaraumum,pemberian bahanorganik
dapat meningkatkan
pertumbuhan dan
aktivitas
mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahanmakananbagimikroorganismeyang hidupdidalamtanah.Mikroorganismetanahsalingberinteraksidenganbahanorganikkarena bahan
organik menyediakan karbon
sebagai
sumber energi untuk
tumbuh(Sutedjo,
2006).
Kegiatan jasadmikro dalam
membantu dekomposisi
bahan organikmeningkat.
Bahan
organik segar
yang ditambahkan
ke dalam tanah akandicerna oleh berbagai
jasad renik
yang ada
dalam
tanah dan selanjutnya didekomposisisijikafaktorlingkunganmendukungterjadinyaprosestersebut Peranan bahan organik
yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi : struktur, konsistensi,
porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan
ketahanan terhadap erosi. Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan
pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar
partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik
penting dalam pembentukan struktur tanah (Madjid, 2010).
2.4 Ciri-ciri
Tanah dengan Kandungan Bahan Organik
Menurut Sutedjo, (2002) warna tanah yang bervariasi
yang dapat dilihat adalah akibat dari jenis pelapukannya. Tanah Andosolproses terbentuknyadari abu vulkanis
yang telah mengalami proses pelapukan, ciri-ciri yaitu warna kelabu hingga
kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur. Tanah Regosol proses terbentuknya dari endapan abu vulkanis baru
yang memiliki butir kasar ciri-ciri yaitu berbutir kasar, berwarna kelabu
hingga kuning dan kadar bahan organik rendah. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)proses terbentuknya dari tanah hasil
erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah ciri-ciri yaitu
warna kelabu dan peka terhadap erosi. Tanah Humusproses terbentuknya dari hasil pembusukan bahan-bahan
organik ciri-ciri yaitu warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik,
sangat subur.Tanah Gambutproses
terbentuknya dari hasil pembusukan
tumbuhan / bahan organik di daerah yang selalu tergenang air (rawa-rawa) ciri-ciri
yaitu bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur. Tanah Podzol proses
terbentuknya di daerah yang memiliki
suhu rendah dan curah hujan tinggi ciri-ciri yaitu warna pucat, kandungan pasir
kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang subur. Tanah Laterit proses terbentuknya daritanah
yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir
ke dalam tanah ciri-ciri yaitu warna cokelat kemerah-merahan, tidak subur. Tanah Renzinaproses
terbentuknya dari pelapukan batuan kapur
di daerah yang memiliki curah hujan tinggiciri-ciri yaitu warna putih sampai hitam, miskin unsur hara.Tanah Mediteran proses terbentuknya :
hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen ciri-ciri yaituwarna putih
kecoklatan, keras, tidak subur .
III.METODOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum bahan organik dilaksanakan di …………….
3.2
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam
pengamatan ini adalah neraca analitis, labu Erlemeyer 250 ml, gelas ukur, pipet
tetes, buret asam, dan standar buret. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
yaitu sampel tanah terganggu lapisan 2, aquades, asam sulfat pekat (H2SO4),
kalium dikromat (K2Cr2O7), indikator
diphenilamin dan ammonium ferro sulfat ((NH4)2Fe(SO4)2).
3.3 Prosedur Kerja
Dalam
prosedur kerja pengamatan ada 2 macam cara yaitu :
3.3.1 Prosedur Kerja di
Lapangan
Ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan dalam mengamati bahan organik tanah di lapangan yaitu sebagai
berikut:
1.
Mengamati status bahan organik tanah
secara kualitatif pada tiga aspek yaitu warna tanah, biota tanah dan struktur
tanah.
2.
Mengamati warna tanah dengan buku
Munsell.
3.
Mematahkan bongkah tanah untuk mengamati
keberadaan dan keragaman biota pada lapisan tanah dengan menggunakan lup.
4.
Mengamati bentuk atau tipe struktur,
agregasi dan kestabilan agregat dengan mencelupkan agregat ke dalam tanah,
ukuran agregat dan pori makro menggunakan lup dan mistar.
3.3.2 Prosedur Kerja di
Laboraturium
Adapun langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam mengamati bahan organik tanah adalah sebagai berikut :
1.
Menimbang contoh tanah (lapisan tanah ke
dua) dengan neraca analitis sebanyak 1 gram.
2.
Memasukkan ke dalam labu Erlemeyer 250
ml.
3.
Menambahkan dengan teliti 5 ml larutan K2Cr2O7
1 N (pipet) dan mereaksikan dengan 5 ml H2SO4 dan
membiarkan reaksi berlangsung beberapa menit sampai labu Erlenmeyer menjadi
dingin. Menambahkan aquades kira-kira 100 ml
4.
Menetesi 3-5 tetesindicator
diphenylaminedan titrasi dengan ammonium ferro sulfat 0,25 N.
5.
Titik akhir titrasi pada saat terjadi
perubahan warna biru dari kehitam-hitaman ke warna hijau.
6.
Mencatat volume titran Fe yang digunakan
begitu pula dengan normalitasnya.
7.
Menghitung % bahan organik dan
persentase bahan organik dengan rumus:
% C =
% Bahan Organik = % C x 1,724
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Berdasarkan hasil yang diamati diperoleh
hasil sebagai berikut:
Lapisan
I II III
Bahan organik 2,837
%
Kedalaman 0-18 18-66 66-130
Biota tanah (jumlah) banyak sedang sedikit
Warna tanah Very
drak Drak raddish Brown
Brown brown
Tekstur Tanah Loam
ClaySandy Loam
Tipe Struktur Glanular
Glanular Glanular
Ukuran Agregat & Pori (mm) 6 mm 4 mm 5 mm
Kestabilan Agregat (lemah, kuat/ stabil) sedang kuat lemah
1.2
Pembahasan
Berdasarkan praktikum
dapat disimpulkan bahwa pada lapisan I mengandung bahan organik 2,837 %.Bahan
organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah.Jumlahnya tidak besar hanya
berkisar 3-5 % tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar
sekali. Bahan organik dalam tanah terdiri dari
bahan organic halus dan humus. Humus terdiri dari bahan organic halus
yang berasal dari hancuran bahan organik kasar
tersebut melalui kegiatan mikroorganisme dalam tanah (Hardjowigeno,
1992).
Berdasarkan data yang diperoleh kedalaman tanah untuk
lapisan I adalah 18
cm, lapisan II 66 cm, lapisan III 130 cm. Pada tanah lapisan satu berwarna
Very drak brown, lapisan II , lapisan III Brown. Hal ini sesuai dengan
suatu batas antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lainnya dapat
dilihat dari warna tanah.
cm, lapisan II 66 cm, lapisan III 130 cm. Pada tanah lapisan satu berwarna
Very drak brown, lapisan II , lapisan III Brown. Hal ini sesuai dengan
suatu batas antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lainnya dapat
dilihat dari warna tanah.
Pada tanah lapisan I memilik tekstur lempung berdebu,
lapisan II
lempung berliat, lapisan III lempung (loam). Hal ini disebabkan karena
pada kandungan air pada tanahperkebunan yang minimum. Pada saat pengolahan
akan sangat mudah lengket, sedangkan pada saat kering tanah tersebut
akan sangat keras sehingga sukar untuk diolah. Tanah ini memiliki horizon
B yang kaya akan liat.
lempung berliat, lapisan III lempung (loam). Hal ini disebabkan karena
pada kandungan air pada tanahperkebunan yang minimum. Pada saat pengolahan
akan sangat mudah lengket, sedangkan pada saat kering tanah tersebut
akan sangat keras sehingga sukar untuk diolah. Tanah ini memiliki horizon
B yang kaya akan liat.
Faktor yang penting dalam kadar bahan organik adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur dan
draenase tanah. Kedalaman lapisan tanah menentukan kandungan bahan
organik.Kadar bahan organik terbanyak ditemukan dibagian atas setebal 20-30 cm,
makin kebawah makin berkurang. Faktor iklim yang dipengaruhi adalah suhu dan
curah hujan, makin kedaerah dingin kadar bahan organic makin tinggi. Tekstur
tanah juga berperan dimana makin tinggi jumlah liat makin tinggi pula bahan
organik (Hakim, 1986).
Dari hasil pengamatan bahan organik merupakan tanah yang
berasal dari aktifitas makhluk hidup
yang berperan dalam mengurai jasad atau sisa-sisa makhluk hidup.
Keberadaan biota sedang inilah juga yang menyebabkan perbedaan pada bahan
organik disetiap lapisan karena biota
merupakan sumber sekunder.Tipe struktur tanah yaitu granular dimana struktur
merupakan salah satu sifat fisik tanah yang dapat menaikkan kemantapan agregat
tanah (Hakim, 1986).
Bahan organik menaikkan beberapa peranan penting di
tanah.Sebab
bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur
hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.Bahan organik mempengaruhi
struktur tanah dan cenderung menjaga menaikkan kondisi fisik tanah
yang diiginkan oleh tanaman (Foth, 1988).
bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur
hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.Bahan organik mempengaruhi
struktur tanah dan cenderung menjaga menaikkan kondisi fisik tanah
yang diiginkan oleh tanaman (Foth, 1988).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
dari hasil yang telah didapatkan ciri-ciri tanah yang berwarna cokelat, keadaan
biota sedang yang ditempati oleh beberapa makro dan mikroorganisme yang
menandakan banyaknya kandungan bahan organik pada tanah tersebut. Kualitas
tanah pada tanah tersebut cukup baik untuk pertumbuhan tanaman dilihat dari
kandungan bahan organik.Persentase bahan
organik pada lapisan I didapatkan kandungan bahan organic sebesar 2,837 %.
5.2 Saran
Dalam pengelohan lahan
perlu diketahui kandungan bahan organik tanah tersebut, karena pertumbuhan
suatu tanaman bergantung pada bagaimana kesuburan tanahnya yang juga sangat
bergantung pada kandungan bahan organiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Gusli, Sikstus.2016. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar
Hakim, N.dkk.
1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bandung:
ITB
Hanafiah, Kemas Ali.2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:PT.Rajagra
Findo
Persada
Hanafiah, Kemas Ali.2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:PT.Rajagra
Findo
Persada
Madjid,
2010.Sifat dan ciri tanah. Bogor:
Fakultas Pertanian Institut Petanian Bogor. Persada
Sutedjo, Mul Mulyani.2002.Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Rineka
Cipta
Sutedjo.Mul Mulyani.2006.Dasar-dasr Ilmu Tanah.
Jakarta: Rhineka Cipta
LAMPIRAN
Data
hasil pengamatan di Laboratorium
Perhitungan Kandungan Bahan Organik Tanah
Lapisan I:
Diketahui : MlB : 36,5 ml
:
Ml T : 20 ml
:
N : O,1
Mg contoh tanpa air = 10 mg
Penyelesaian : % C = (ml B- ml t) N x 3x1,33 X
100%
Mg contoh tanah tanpa air
= (36,5-20)
0,25 x 3x 1,33X 100%
10 mg
= (16,5)0,25x3x1,33X
= 16, 4588 x 1,724
10
= 1,64588 x 1,724
= 2,837 %
0 comments:
Post a Comment