Popular Posts

Thursday, May 26, 2016

Makalah Pemupukan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk, lahan, tenaga kerja dan modal adalah faktor produksi utama dalam suatu kegiatan pertanian. Pada umumnya pemupukan memegang  peranan penting dalam menunjang  pertumbuhan dan produktivitas tanaman, namun agar tujuan pemupukan itu tercapai, maka pupuk harus diaplikasikan secara tepat. Jumlah pupuk yang diberikan kepada tanaman juga harus diperhatikan jangan sampai melampaui dosis harus tepat dengan kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman yang akan dipupuk. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau  tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik, sedangkan pemupukan adalah pemberian berbagai jenis pupuk ke dalam tanah dengan tujuan memberikan unsur hara kedalam tanah agar cukup tersedia untuk pertumbuhan tanaman.
Pemupukan yang efektif dan efisien akan tercapai apabila diketahui terlebih dahulu kondisi kesuburan lahan dan jenis tanaman, kemudian dibuatkan susunan hara (formula) berdasar kepentingan spesifik lokasi kebun tertentu. Tiap jenis tanaman membutuhkan unsur banyak dalam saat-saat tertentu pada pertumbuhannya sehingga waktu pemberian pupuk harus disesuaikan pada saat ini, misalkan untuk pupuk urea pada tanah Alfisol, pemberian pupuk terlalu awal akan berakibat hilangnya pupuk oleh pencucian sebelum dapat diambil oleh tanaman. Selain itu dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum ini guna mengetahui pengaruh respon pupuk urea dan pupuk kompos terhadap kesuburan tanah maupun tanaman jagung.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh pemberian pupuk Urea dan KCl dan control terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada tanah Alfisol.
Kegunaannya adalah sebagai informasi bagi mahasiswa tentang  pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada tanah Alfisol.
I.3 Batasan Masalah
Praktikum ini hanya membahas fisiologi tanaman tanpa menganalisis sifat kimia, fisik , dan biologi, dan pengamatan yang dilakukan tidak sampai pada produksi.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung ( Zea Mays L.)
Menurut anonim (2014), dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas              : Monocotiledon
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays L.
Menurut (Belfield dan Brown, 2008), morfologi tanaman jagung yaitu sebagai berikut:
1. Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dinding sel,   endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang terpenting dari hasil pemaneman.
2.  Daun terbentuk dari pelepah dan daun (leaf blade & sheath). Daun muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang. Pelepah daun bewarna kecokelatan yang menutupi hampir semua batang jagung.
3. Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang.
4. Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar udara.
5. Bunga tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina  terdapat pada tongkol jagung.
          Salah satu kunci utama keberhasilan peningkatan produktivitas jagung adalah pengaplikasian pupuk berimbang ke dalam tanah, dengan memperhatikan kadar unsur hara tanah, jenis pupuk yang sesuai dan kondisi lingkungan fisik di areal penanaman. Aplikasi pemupukan ke dalam tanah perlu mempertimbangkan jenis pupuk serta dosis pada jenis tanah dan lingkungan tertentu (Anonim, 2012).
Ketersediaan unsur N di dalam tanah dalam jumlah yang beraneka ragam. Lahan pertanian umumnya mengandung unsur N dalam jumlah yang tidak mencukupi, terkecuali pada tanah baru hasil pembukaan lahan vegetasi hutan. Pada lahan latosol, podsolik, vulkanik dan mediteran, pemberian pupuk Urea dengan dosis 200 - 400 kg/ha memberikan efisinsi pemupukan (setiap kg hasil panen diperoleh dari setiap kg pupuk urea yang diberikan) 6.0–7.5. Berbeda dengan pupuk N, pemberian pupuk P perlu diperhatikan karena tidak semua tanah memerlukan tambahan pupuk P. Tanah vulkanis di lahan kering, tanaman jagung kurang tanggap terhadap pemupukan P. Berbeda halnya pada tanah berkapur, pemberian pupuk P dosis 100–200 kg/ha menunjukkan efisiensi pemupukan yang cukup baik. Pengaruh yang cukup signifikan terlihat jelas pada tanah Podsolik dimana ketersediaan P merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman, dikarenakan kandungannya yang sangat rendah dan unsur P sangat kuat terikat di dalam tanah ini sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Sama seperti pupuk P, pengaplikasin pupuk K ke dalam tanah perlu diperhatikan karena pemupukan K umumnya kurang memberikan tanggapan (Anonim, 2012).
2.2 Peranan Urea
Menurut  Sutanto (2002), adapun unsur yang ada pada unsur Nitrogen adalah merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman.
Peran utama unsur ini adalah :
1.      Merangsang pertumbuhan vegetatif (batang dan daun).
2.      Meningkatkan jumlah anakan
3.       Meningkatkan jumlah bulir/ rumpun
Kekurangan unsur Nitrogen menyebabkan tanaman:
1.      Pertumbuhannya kerdil
2.      Daun tampak kekuning-kuningan
3.      Sistem perakaran terbatas
Kelebihan unsur Nitrogen menyebabkan tanaman:
1.      Pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat panen)
2.      Mudah rebah
3.      Menurunkan kualitas panen.
4.      Peka terhadap serangan hama/ penyakit.
Nitrogen dibutuhkan untuk pertumbuhan dan ptoduksi tanaman, nenegang peranan penting dalam perkembangan dan fungsi – fungsi protolasma dan sebagai bahan dasar dalam penyusunan senua protein. Nitrogen umunnya diserap tanaman dalam bentuk ion ammonium atau ion nitrat. Salah satu contoh pupuk nitrogen yaitu pupuk Urea (Hutasoit, 2011).
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan (DISTAN Riau, 2011).
2.3 Peranan KCl
Pupuk KCl adalah pupuk yang sangat berguna untuk meningkatkan hasil tanaman melalui fungsinya yang mampu membantu pertumbuhan organ-organ generatif seperti biji, buah, dan bunga. Fungsi pupuk KCl tersebut diperoleh dari senyawa K2O yang terkandung di dalamnya. Kandungan Pupuk KCl
terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis, maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-beda
(Anonim, 2014).
Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara kalium yang dapat diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum dapat diserap, pupuk KCl pada tanah akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion Cl++. K2O bermanfaat untuk pertumbuhan dan penguat daya tahan tanaman terhadap penyakit, sedangkan ion Cl++ justru merugikan tanaman jika diberikan dalam jumlah yang berlebih (Anonim, 2014).
Menurut Anonim (2014) manfaat dan fungsi pupuk KCl tersebut adalah sebagai berikut:
1.                  Memperkuat tumbuh tegak tanaman.
2.                  Memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit, hama, dan kekeringan.
3.                  Memperbanyak pertumbuhan pati.
4.                  Meningkatkan hasil panen biji-bijian.
5.                  Memperkuat ketahanan hasil panen terhadap kemungkinan kerusakan saat pengangkutan dan penyimpanan.

Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun, dan menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu (DISTAN Riau, 2011).

0 comments:

Post a Comment