Makalah Pemupukan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk,
lahan, tenaga kerja dan modal adalah faktor produksi utama dalam suatu kegiatan
pertanian. Pada umumnya pemupukan memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman, namun
agar tujuan pemupukan itu
tercapai, maka pupuk harus diaplikasikan secara tepat. Jumlah pupuk yang diberikan
kepada tanaman juga harus diperhatikan jangan sampai melampaui dosis harus
tepat dengan kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman yang akan dipupuk. Pupuk adalah material yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman
untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik, sedangkan pemupukan adalah pemberian berbagai jenis pupuk ke dalam tanah dengan tujuan memberikan unsur hara kedalam tanah agar cukup tersedia untuk pertumbuhan tanaman.
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik, sedangkan pemupukan adalah pemberian berbagai jenis pupuk ke dalam tanah dengan tujuan memberikan unsur hara kedalam tanah agar cukup tersedia untuk pertumbuhan tanaman.
Pemupukan yang efektif dan efisien akan tercapai apabila
diketahui terlebih dahulu kondisi kesuburan lahan dan
jenis tanaman, kemudian dibuatkan susunan hara (formula) berdasar kepentingan
spesifik lokasi kebun tertentu. Tiap jenis tanaman membutuhkan unsur banyak dalam saat-saat
tertentu pada pertumbuhannya sehingga waktu pemberian pupuk harus
disesuaikan pada saat ini, misalkan untuk pupuk urea pada tanah Alfisol,
pemberian pupuk terlalu awal akan berakibat hilangnya pupuk oleh pencucian
sebelum dapat diambil oleh tanaman. Selain itu dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan
kebutuhan tumbuhan tersebut.
Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukanlah praktikum ini guna mengetahui pengaruh respon pupuk
urea dan pupuk kompos terhadap kesuburan tanah maupun tanaman
jagung.
1.2
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui perbandingan pengaruh pemberian pupuk Urea dan KCl dan control terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada tanah
Alfisol.
Kegunaannya adalah sebagai informasi bagi mahasiswa tentang pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan
tanaman jagung pada tanah Alfisol.
I.3 Batasan Masalah
Praktikum ini hanya
membahas fisiologi tanaman tanpa menganalisis sifat kimia, fisik , dan biologi,
dan pengamatan yang dilakukan tidak sampai pada produksi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Jagung ( Zea Mays L.)
Menurut anonim (2014), dalam
sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledon
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Menurut (Belfield dan
Brown, 2008), morfologi tanaman jagung yaitu sebagai
berikut:
1.
Biji tanaman
jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini
merupakan bagian yang terpenting dari hasil pemaneman.
2. Daun terbentuk
dari pelepah dan daun (leaf blade & sheath). Daun muncul dari ruas-ruas
batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang. Pelepah daun bewarna kecokelatan
yang menutupi hampir semua batang jagung.
3. Batang tanaman
jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak
bercabang.
4. Sistem
perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar
udara.
5. Bunga tanaman jagung
memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat
pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada
tongkol jagung.
Salah satu kunci utama
keberhasilan peningkatan produktivitas jagung adalah pengaplikasian pupuk
berimbang ke dalam tanah, dengan memperhatikan kadar unsur hara tanah, jenis
pupuk yang sesuai dan kondisi lingkungan fisik di areal penanaman. Aplikasi
pemupukan ke dalam tanah perlu mempertimbangkan jenis pupuk serta dosis pada
jenis tanah dan lingkungan tertentu (Anonim, 2012).
Ketersediaan unsur N di dalam tanah
dalam jumlah yang beraneka ragam. Lahan pertanian umumnya mengandung unsur N
dalam jumlah yang tidak mencukupi, terkecuali pada tanah baru hasil pembukaan
lahan vegetasi hutan. Pada lahan latosol, podsolik, vulkanik dan mediteran,
pemberian pupuk Urea dengan dosis 200 - 400 kg/ha memberikan efisinsi
pemupukan (setiap kg hasil panen diperoleh dari setiap kg pupuk urea yang
diberikan) 6.0–7.5. Berbeda dengan pupuk N, pemberian pupuk P perlu
diperhatikan karena tidak semua tanah memerlukan tambahan pupuk P. Tanah
vulkanis di lahan kering, tanaman jagung kurang tanggap terhadap pemupukan P.
Berbeda halnya pada tanah berkapur, pemberian pupuk P dosis 100–200 kg/ha
menunjukkan efisiensi pemupukan yang cukup baik. Pengaruh yang cukup
signifikan terlihat jelas pada tanah Podsolik dimana ketersediaan P merupakan
faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman, dikarenakan kandungannya yang
sangat rendah dan unsur P sangat kuat terikat di dalam tanah ini sehingga
menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Sama seperti pupuk P, pengaplikasin
pupuk K ke dalam tanah perlu diperhatikan karena pemupukan K umumnya kurang
memberikan tanggapan (Anonim, 2012).
|
2.2 Peranan Urea
Menurut Sutanto (2002), adapun unsur yang ada pada
unsur Nitrogen adalah merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap
tanaman.
Peran utama unsur ini adalah :
Peran utama unsur ini adalah :
1. Merangsang
pertumbuhan vegetatif (batang dan daun).
2. Meningkatkan
jumlah anakan
3.
Meningkatkan jumlah bulir/ rumpun
Kekurangan unsur Nitrogen menyebabkan
tanaman:
1. Pertumbuhannya
kerdil
2. Daun
tampak kekuning-kuningan
3.
Sistem perakaran terbatas
Kelebihan unsur Nitrogen menyebabkan
tanaman:
1. Pertumbuhan
vegetatif memanjang (lambat panen)
2. Mudah
rebah
3. Menurunkan
kualitas panen.
4. Peka terhadap serangan hama/ penyakit.
Nitrogen
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan ptoduksi tanaman, nenegang peranan penting
dalam perkembangan dan fungsi – fungsi protolasma dan sebagai bahan dasar dalam
penyusunan senua protein. Nitrogen umunnya diserap tanaman dalam bentuk ion
ammonium atau ion nitrat. Salah satu contoh pupuk nitrogen yaitu pupuk Urea
(Hutasoit, 2011).
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk
Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2
CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya
sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di
tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar
46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Unsur hara
Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman
untuk pertumbuhan dan perkembangan (DISTAN Riau, 2011).
2.3 Peranan KCl
Pupuk
KCl adalah pupuk yang sangat berguna untuk
meningkatkan hasil tanaman melalui fungsinya yang mampu membantu pertumbuhan
organ-organ generatif seperti biji, buah, dan bunga. Fungsi pupuk KCl tersebut
diperoleh dari senyawa K2O yang terkandung
di dalamnya. Kandungan Pupuk KCl
terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis, maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-beda (Anonim, 2014).
terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis, maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-beda (Anonim, 2014).
Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara
kalium yang dapat diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum dapat diserap, pupuk KCl pada tanah akan
terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion Cl++.
K2O bermanfaat untuk pertumbuhan dan penguat daya
tahan tanaman terhadap penyakit, sedangkan ion Cl++ justru merugikan
tanaman jika diberikan dalam jumlah yang berlebih (Anonim, 2014).
Menurut Anonim (2014) manfaat dan fungsi pupuk KCl
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Memperkuat tumbuh tegak tanaman.
2.
Memperkuat daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit, hama, dan kekeringan.
3.
Memperbanyak pertumbuhan pati.
4.
Meningkatkan hasil panen
biji-bijian.
5.
Memperkuat ketahanan hasil panen
terhadap kemungkinan kerusakan saat pengangkutan dan penyimpanan.
Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak
tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada
akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat
menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun, dan menjadi tingkat
terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu (DISTAN Riau, 2011).
0 comments:
Post a Comment