Makalah Hutan Hujan Tropis
Latar belakang
Hutan adalah
sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dant
umbuhan lainnya.
Hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan adalah
suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di
wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida(carbon
dioxide sink), habitat hewan,
modulator arus hidrologika,
serta pelestari tanah,
dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang
paling penting.
Suatu kumpulan
pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan
yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada
di hutan hujan tropis,
rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang
hangat dan lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya.
Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan
(hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk
bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Hutan sebagai suatu
ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih
banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui
budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat
berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen,
tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta
mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan
hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan
hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.
Jadi, hutan merupakan
bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas, rumit, dan dinamik. Pada
akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan menghasilkan
suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa yang
paling cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia.
Tinjauan
Pustaka
Pengertian kawasan
tropis dan Hutan
Hujan Tropis
Pengertian tropis
berasal dari kata “tropicos” dalam bahasa Yunani Kuno berarti garis balik.
Garis-garis balik ini adalah garis lintang 23°-27° utara dan selatan. Sedang daerah
“tropis” didefenisikan sebagai daerah yang terletak antara garis isoterm 200 di
sebelah bumi utara dan selatan. Daerah tropis dapat dibagi dalam dua kelompok
iklim utama yaitu tropis basah dan tropis kering yang masing-masing amat
berbeda. Indonesia termasuk dalam daerah tropika basah atau daerah hangat
lembab yang ditandai oleh kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di
atas 90%), curah hujan yang tinggi, serta temperatur rata-rata tahunan di atas
18°C (biasanya sekitar 23° C
dan dapat mencapai 38°C dalam musim kemarau).
Hutan hujan
tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan
tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, Hal ini
dikarenakan hutan hujan tropis selalu cukup mendapat sinar matahari dan juga
curah hujan yang tinggi. Yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa;
Pengertian dan Definisi
dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara garis 23°-27° Lintang Utara dan 23°-27° Lintang Selatan, berada pada daerah
iklim tropis. Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara,
Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik,
Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah
tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi.
Yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa (23,5 LU hingga 23,5 LS) yang meliputi daerah antara Cancer Tropis dan Capricorn Tropis. Hutan ini dapat ditemukan di Asia (Indonesia,malaysia), Afrika (Kongo), Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan (Bolivia, Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname, Peru), Papua Nugini, pulau-pulau di samudera Pasifik, kepulauan Karibia, pulau-pulau Samudera Hindia, Madagaskar, dan Australia Bagian Utara.
Yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa (23,5 LU hingga 23,5 LS) yang meliputi daerah antara Cancer Tropis dan Capricorn Tropis. Hutan ini dapat ditemukan di Asia (Indonesia,malaysia), Afrika (Kongo), Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan (Bolivia, Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname, Peru), Papua Nugini, pulau-pulau di samudera Pasifik, kepulauan Karibia, pulau-pulau Samudera Hindia, Madagaskar, dan Australia Bagian Utara.
Hutan hujan tropis
merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Hutan
hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena
hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
Hutan
alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat
banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan
merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies
tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk
golongan pepohonan besar dan penting.
Di dalam setiap hektar
hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran
garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia
telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohontengkawang, spesies
anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan
obat-obatan.
Hutan
hujan tropis memiliki empat lapisan utama.
Masing-masing lapisan merupakan tempat hidup tanaman dan hewan yang berbeda
yang telah beradaptasi untuk hidup di wilayah tersebut. Lapisan ini telah
diidentifikasi sebagai :
· Tajuk
Kanopi (emergent), di ketinggian lebih dari 30 m dari permukaan
tanah.
· Kanopi
Atas (upper canopy), memiliki ketinggian antara 24–36 m.
· Bawah
Kanopi (understory), terletak antara kanopi atas dan lantai hutan.
· Lantai
Hutan (forest floor), tempatnya terhalang dari sinar matahari.
Ciri kawasan tropis
a.
Lansekap
: Daerah hutan hujan khatulistiwa dengan dataran rendah.
b.
Permukaan tanah :
Lansekap hijau, warna tanah biasanya merah atau coklat. c.
Vegetasi
: Lebat, speciesnya bermacam-macam, semak belukar, pohon-pohon tinggi
(rimba dan hutan bakau).
d.
Musim
: Perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas dan lembab sampai basah :
bulan terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.
1)
Daerah tropis-lembab belahan bumi utara:
a)
Bulan terdingin : Desember-Januari
b) Bulan terpanas :
Mei-Agustus
2)
Daerah tropis-lembab belahan bumi selatan :
a)
Bulan terdingin : April-Juli
b)
Bulan terpanas : Oktober-Februari
e. Kondisi awan
: Berawan dan berkabut sepanjang tahun. Terang, bila awan sedikit, (awan
kumulus putih) dan matahari tidak tertutup, abu-abu suram bila awan tebal.
Jenis awan selalu bertukar, lapisan awan 60-90%
f. Radiasi matahari
dan panas :
Radiasi matahari langsung dengan intensitas sedang sampai tinggi. Radiasi
terdifusi melalui awan atau uap. Refleksi radiasi matahari langsung pada tanah
sedikit. Tanah menyerap banyak panas.
g.
Temperatur/suhu
: Temperatur maksimum rata-rata tahunan 30,50C, pengecualiaan di atas
320C, sedang pada daerah khatulistiwa selama musim kering mencapai 330C dan
musim hujan 300C, bisa turun sampai 260C. Fluktuasi harian dan tahunan relatif
kecil, sekitar 30-5,50C. h.
Presipitasi
: Curah hujan tahunan di atas 2000 mm, maksimum 5000 mm, dalam musim
hujan mencapai 500 mm setiap bulan sedang untuk daerah khatulistiwa, hujan
turun biasanya setelah tengah hari dan pagi hari sering berkabut.
i.
Kelembaban udara :
1) Kelembaban absolut (tekanan uap) tinggi,
25-30 mm
2) Kelembaban relatif 55-100%, biasanya di atas 73%
j. Gerakan
udara
: Lambat, terutama di daerah hutan rimba, bertambah cepat bila turun
hujan, sampai kekuatan angin 6 atau lebih. Biasanya satu atau dua arah angin
utama.
Ciri-ciri hutan tropis
Ciri-ciri hutan tropis
Ciri-ciri hutan tropis, antara lain
sebagai berikut:
1. pohon-pohonnya
tinggi, rapat, dan berdaun lebat.
2. Dasar
hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan.
3. Sinar
matahari tidak dapat menembus dasar hutan.
4. Udara
di sekitarnya sangat lembap.
5. Terjadi
di daerah curah hujan tinggi
6. Pada
hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu
tinggi, biasanya 80% atau lebih.
7. Struktur
hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.
8. Lapis
tajuk yang atas terdiri dari pohon-pohon yang muncul di antara lapis tajuk di
bawahnya (kedua) dengan tinggi antara 45 – 60 m.
9. Pohon
pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan tidak teratur dengan
sedikit susunan cabang.
10. Lapis tajuk kedua
merupakan kanopi utama yang umumnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang ramping
dengan tinggi antara 30-40 m.
11. Lapisan tajuk di bawahnya
terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat toleran, dengan batang yang ramping,
tinggi dan tajuk yang kecil, terdapat banyak epifit pada cabang yang tinggi.
12. Pada lantai hutan banyak
terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah seperti palem kecil, jenis-jenis bambu,
rotan, paku-pakuan dan jenis-jenis lainnya, atau mungkin hampir tanpa tumbuhan
bawah.
Ciri-ciri hutan hujan tropis curah
hujannya sangat tinggi bahkan lebih dari 2.000 mm/tahun. Pohon-pohon utama di
hutan ini memiliki ketinggian antara 20-40 m dengan cabang pohon berdaun lebat
dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun, mendapat sinar matahari yang
cukup walaupun sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan, dan
mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah atau di bawah
kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung).
Ciri
khas kondisi hutan hujan tropis di Indonesia
Sebagian besar hutan
alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis
mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hutan-hutan lainnya. Indonesia adalah
negara kepulauan yang mempunyai 17.500 lebih pulau yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Beragamnya tempat tumbuh dari hutan-hutan di Indonesia membuat
Hutan tropis Indonesia mempunyai ciri khas yang khusus dibandingkan hutan di
belahan bumi lainnya.
Keterkaitan antara
komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang dapat
memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas
biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara
nyata di lapangan, tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah,
tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti
kaolinite dan illite.
Kondisi tanah asam ini
memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang
cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan pengembangan
struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan
utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan
komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe
hutan ini (Withmore, 1975).
Kondisi tanah hutan ini
juga menunjukkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Aktivitas biologis tanah
lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut
sekitar 80% terdapat pada top soil saja. Kenyataan-kenyataan tersebut
menunjukkan bahwa hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang rapuh (fragile
ecosystem), karena setiap komponen tidak bisa berdiri sendiri.
Tipe
Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
A. Zona Hutan Hujan Bawah
Penyebaran tipe
ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra, Kalimantan, Jawa,
Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di pulau
Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak
terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama
anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea,
Dryobalanops, danCotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan bawah
disebut juga hutanDipterocarps. Selain spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut
juga terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae,
Myristicaceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota
genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.
B. Zona Hutan Hujan Tengah
Penyebaran tipe
ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi,
sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum,
ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis,
Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Di beberapa daerah, tipe
ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara
terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat
spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di
beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di
Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota
genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia
Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium,dan
pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota
familiDipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki
ketinggian tempat 1.200 m dpl.
C. Zona Hutan Hujan Atas
Penyebaran tipe
ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian daerah Indonesia
Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang
terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas
di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohonConifer (pohon berdaun jarum)
genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, danPodocarpus. Di samping
itu, mengandung juga spesies pohon Eugenia
spp. danCalophyllum, sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat
dijumpai juga kelompokkelompok tegakan Leptospermum,
Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam ekosistem hutan
hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl.
Tipe
Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
A. Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah
adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga kita kenal
dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum
ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing
(Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu
hitam (Diospyros sp).
B. Hutan Muson Basah
Hutan muson basah
merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur, periode
musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun 1.250
mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati,
mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.
C. Hutan Muson Kering
Hutan muson kering
terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan ini berada
pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah hujan
dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini
yaitu Jati dan Eukaliptus.
D. Hutan Savana
Hutan savana merupakan
hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi padang rumput
dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah
hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini
umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai
di Flores, Sumba dan Timor.
Tipe
Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi
Tipe hutan berdasarkan sosiologi
vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis yang dominan pada
hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu. Contoh :
o Hutan
Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai
dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
o Hutan Shorea albida
di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea albida.
o Hutan Ebony
(Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh Ebony
atau kayu hitam.
o Hutan Mahoni di Jawa,
meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa.
Tipe-tipe
Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi
oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat tumbuh yang miskin hara.
a. Hutan
Mangrove
Hutan yang berada di tepi pantai,
didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora,
Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
b. Hutan
Gambut (Peak Forest)
Hutan yang tumbuh pada tanah organosol
dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya
terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B menurut klasifikasi tipe
iklim Schmidt dan Ferguson.
c. Hutan Rawa (Swamp
Forest)
Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah
yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak
dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial. Tegakan hutan selalu hijau
dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak
lapisan tajuk.
Stratifikasi dan formasi hutan hujan tropika
Di dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan seperti
hutan, terjadi persaingan antara individu-individu dari suatu jenis atau
berbagai jenis, jika mereka mempunyai kebutuhan yang sama, misalnya dalam hal
hara mineral tanah, air, cahaya dan ruang.
Hutan hujan tropis terkenal karena adanya
pelapisan atau stratifikasi. Ini berarti bahwa populasi campuran didalamnya
disusun pada arah vertikal dengan jarak teratur secara tidak berkesinambungan.
Meskipun ada beberapa keragaman yang perlu diperhatikan kemudian, hutan menampilkan
tiga lapisan pohon yaitu lapisan atas (tingkat A) terdiri dari pepohonan
setinggi 30-45 m dengan tajuk yang diskontinu, lapisan pepohonan kedua (tingkat
B) terdiri dari pohon dengan tinggi sekitar 18-27 m dengan tajuk yang kontinu
sehingga membentuk kanopi, lapisan pepohonan ketiga (tingkat C) terdiri dari
pepohonan dengan tinggi sekitar 8-14 m cenderung membentuk lapisan yang rapat.
Selain laisan pepohonan juga terdapat semak belukar yang tingginya kurang dari
10 m dan yang terakhir adalah lapisan terna yang terdiri dari tetumbuhan yang
lebih kecil yang merupakan kecambah dari pepohonan yang lebih besar dari bagia
atas atau spesies terna (Ewusie, 1980).
Soerianegara dan Indrawan (2005) menyatakan
bahwa di dalam masyarakat hutan, sebagai akibat persaingan, jenis-jenis
tertentu lebih berkuasa (dominan) dari jenis yang lain. Pohon-pohon tinggi dari
stratum (lapisan) teratas mengalahkan pohon-pohon yang lebih rendah, merupakan
pohon yang mencirikan masyarakat hutan yang bersangkutan. Hutan hujan tropika terkenal
dengan stratifikasinya. Ini berarti bahwa populasi campuran di dalamnya
tersusun secara vertikal dengan jarak teratur secara tidak berkesinambungan
(Ewusie,1980).
Stratifikasi tajuk dalam
hutan hujan misalnya sebagai berikut (Soerianegara dan Indrawan, 2005)
1.
Stratum A : Lapisan teratas, terdiri dari pohon-pohon yang
tinggi totalnya 30 m keatas. Biasanya mempunyai tajuk diskontinu, batang pohon
tinggi dan lurus, batang bebas cabang (clear bole) tinggi. Jenis-jenis pohon
dari stratum ini pada waktu mudanya, tingkat semai hingga sapihan (seedling
sampai sapling), perlu naungan sekedarnya, tetapi cukup untuk pertumbuhan
selanjutnya perlu cahaya yang cukup banyak.
2.
Stratum B : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 20-30 m,
tajuknya kontinu, batang pohon bisanya banyak bercabang, batang bebas cabang
tidak terlalu tinggi. Jenis-jenis ppohon dari stratum ini kurang memerlukan
cahaya atau tahan naungan (toleran).
3.
Stratum C : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20 m,
tajuknya kontinu. Pohon-pohon dalam stratum ini rendah, kecil, banyak
bercabang.
Di samping ketiga strata pohon tersebut terdapat pula strata
perdu-semak dan tumbuh-tumbuhan penutup tanah, yaitu :
4. Stratum D : Lapisan perdu dan semak.
Tingginya 1-4 m.
5. Stratum E : Lapisan tumbuh-tumbuhan penutup
tanah (ground cover), tingginya 0-1 m.
Phisiognomi life form vegetasi hutan hujan tropika basah
Pada sistem klasifikasi
ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali dan
dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut
seperti menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan
dapat pula diterapkan. Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
· Tinggi
vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
· Struktur,
berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk
(Coverage).
· Life-form
atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu penyusun
komunitas tumbuh-tumbuhan.
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
Kanopi
|
:
|
25 – 45 m
|
Tinggi pohon (emergent)
|
:
|
Khas, 60 – 80 m
|
Daun penumpu
|
:
|
Sering dijumpai
|
Elemen daun dominan
|
:
|
Mesophyl
|
Akar papan
|
:
|
Sering dijumpai dan sangat besar
|
Kauliflori
|
:
|
Sering dijumpai
|
Liana berkayu
|
:
|
Sering dijumpai
|
Liana pada batang
|
:
|
Sering dijumpai
|
Ephyphit
|
:
|
Sering dijumpai
|
b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran
tinggi/ pegunungan :
Kanopi
|
:
|
15 – 33 m
|
Tinggi pohon (emergent)
|
:
|
Sering tidak ada
|
Daun penumpu
|
:
|
Jarang dijumpai
|
Elemen daun dominan
|
:
|
Mesophyl
|
Akar papan
|
:
|
Jarang dijumpai dan kecil
|
Kauliflori
|
:
|
Jarang dijumpai
|
Liana berkayu
|
:
|
Jarang dijumpai
|
Liana pada batang
|
:
|
Sering dijumpai
|
Ephyphit
|
:
|
Sangat sering dijumpai
|
c. Ciri physiognomi hutan tropis
pegunungan tinggi :
Kanopi
|
:
|
2 - 18 m
|
Tinggi pohon (emergent)
|
:
|
Pada umumnya tidak ada
|
Daun penumpu
|
:
|
Sangat jarang dijumpai
|
Elemen daun dominan
|
:
|
Microphyl
|
Akar papan
|
:
|
Pada umumnya tidak ada
|
Kauliflori
|
:
|
Tidak ada
|
Liana berkayu
|
:
|
Tidak ada
|
Liana pada batang
|
:
|
Jarang dijumpai
|
Ephyphit
|
:
|
Sering dijumpai
|
Di Indonesia
berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan Tropis,
hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun.
Hutan hujan tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku
bagian Utara dan Papua sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di
Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku bagian Selatan.
Flora
dan Fauna Yang Hidup Di Hutan Hujan Tropis
Tumbuhan yang hidup di
hutan hujan tropis mulai dari pohon besar yang tinggi menjulang sampai tumbuhan
epifit. Hutan di Kalimantan misalnya, mempunyai lebih dari 40.000 spesies
tumbuhan, Dan hewan-hewan seperti mamalia, reptilia, burung, dan serangga
dengan beragam jenis yang tidak terhitung jumlahnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.
Pengertian dan Definisi dari Hutan
tropis adalah hutan alam yang terletak di antara garis 23°27" Lintang
Utara dan 23°27" Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan
Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian
Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan
sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30
persen dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi.
2.
Ciri-ciri hutan tropis, antara lain
sebagai berikut: pohon-pohonnya
tinggi, rapat, dan berdaun lebat., Dasar
hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan, Sinar matahari tidak dapat menembus
dasar hutan, Udara
di sekitarnya sangat lembap, Terjadi
di daerah curah hujan tinggi,Pada
hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu tinggi,
biasanya 80% atau lebih, Struktur
hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.
3.
Phisiognomi
life form vegetasi hutan hujan tropika basah. Pada sistem
klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah
dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih
lanjut seperti menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan
tegakan dapat pula diterapkan.
4.
Stratifikasi
dan formasi hutan hujan tropis dibagi menjadi stratum a, stratum b, stratum c,
stratum d, stratum e, dan stratum f.
III.2 SARAN
Sebaiknya diberikan format makalah untuk mempermudah
dalam penyusunan makalah ini
.
DAFTAR PUSTAKA
Arief,
A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor
Indonesia Jakarta.
Direktorat
Jenderal Pengusahaan Hutan. 1990. Pedoman dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang
Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Ditjen Pengusahaan Hutan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Elias. 1999.
Bunga Rampai Pemanenan Kayu : Gagasan, Pemikiran dan Karya Tulis Prof. Dr. Ir. Rahardjo S. Suparto. IPB Press.
Bogor.
Indriyanto,
2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Kusmana
& Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Soerianegara,
I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Richard
& Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.
Weidelt,
H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk
Supriyanto), Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment