Popular Posts

Friday, June 24, 2016

Makalah Hutan Hujan Tropis



Latar belakang
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dant umbuhan lainnya. Hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida(carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.

Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.
Jadi, hutan merupakan bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas, rumit, dan dinamik. Pada akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan menghasilkan suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa yang paling cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia.

Tinjauan Pustaka


Pengertian kawasan tropis dan Hutan Hujan Tropis
Pengertian tropis berasal dari kata “tropicos” dalam bahasa Yunani Kuno berarti garis balik. Garis-garis balik ini adalah garis lintang 23°-27° utara dan selatan. Sedang daerah “tropis” didefenisikan sebagai daerah yang terletak antara garis isoterm 200 di sebelah bumi utara dan selatan. Daerah tropis dapat dibagi dalam dua kelompok iklim utama yaitu tropis basah dan tropis kering yang masing-masing amat berbeda. Indonesia termasuk dalam daerah tropika basah atau daerah hangat lembab yang ditandai oleh kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%), curah hujan yang tinggi, serta temperatur rata-rata tahunan di atas 18°C (biasanya sekitar 23° C dan dapat mencapai 38°C dalam musim kemarau).
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, Hal ini dikarenakan hutan hujan tropis selalu cukup mendapat sinar matahari dan juga curah hujan yang tinggi. Yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa;
Pengertian dan Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara garis 23°-27° Lintang Utara dan 23°-27° Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi.
            Yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa (23,5 LU hingga 23,5 LS) yang meliputi daerah antara Cancer Tropis dan Capricorn Tropis. Hutan ini dapat ditemukan di Asia (Indonesia,malaysia), Afrika (Kongo), Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan (Bolivia, Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname, Peru), Papua Nugini, pulau-pulau di samudera Pasifik, kepulauan Karibia, pulau-pulau Samudera Hindia, Madagaskar, dan Australia Bagian Utara.
Hutan hujan tropis merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
            Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting.
Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohontengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.

Hutan hujan tropis memiliki empat lapisan utama. Masing-masing lapisan merupakan tempat hidup tanaman dan hewan yang berbeda yang telah beradaptasi untuk hidup di wilayah tersebut. Lapisan ini telah diidentifikasi sebagai :
·         Tajuk Kanopi (emergent), di ketinggian lebih dari 30 m dari permukaan tanah.
·         Kanopi Atas (upper canopy), memiliki ketinggian antara 24–36 m.
·         Bawah Kanopi (understory), terletak antara kanopi atas dan lantai hutan.
·         Lantai Hutan (forest floor), tempatnya terhalang dari sinar matahari.

Ciri kawasan tropis
a.    Lansekap                        :  Daerah hutan hujan khatulistiwa dengan dataran rendah.
b.    Permukaan tanah          :  Lansekap hijau, warna tanah biasanya merah atau coklat. c.    Vegetasi                          :  Lebat, speciesnya bermacam-macam, semak belukar, pohon-pohon tinggi (rimba dan hutan bakau).
 d.    Musim                              :  Perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas dan lembab sampai basah : bulan terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.
1)   Daerah tropis-lembab belahan bumi utara:
a)   Bulan terdingin  :  Desember-Januari
 b)   Bulan terpanas  :  Mei-Agustus
2)   Daerah tropis-lembab belahan bumi selatan :
a)   Bulan terdingin  :  April-Juli
b)   Bulan terpanas  :  Oktober-Februari
 e.    Kondisi awan   :  Berawan dan berkabut sepanjang tahun. Terang, bila awan sedikit, (awan kumulus putih) dan matahari tidak tertutup, abu-abu suram bila awan tebal. Jenis awan selalu bertukar, lapisan awan 60-90%
 f.     Radiasi matahari dan       panas     :  Radiasi matahari langsung dengan intensitas sedang sampai tinggi. Radiasi terdifusi melalui awan atau uap. Refleksi radiasi matahari langsung pada tanah sedikit. Tanah menyerap banyak panas.
 g.    Temperatur/suhu           :  Temperatur maksimum rata-rata tahunan 30,50C, pengecualiaan di atas 320C, sedang pada daerah khatulistiwa selama musim kering mencapai 330C dan musim hujan 300C, bisa turun sampai 260C. Fluktuasi harian dan tahunan relatif kecil, sekitar 30-5,50C. h.    Presipitasi                       :  Curah hujan tahunan di atas 2000 mm, maksimum 5000 mm, dalam musim hujan mencapai 500 mm setiap bulan sedang untuk daerah khatulistiwa, hujan turun biasanya setelah tengah hari dan pagi hari sering berkabut.
i.      Kelembaban udara        :  1)   Kelembaban absolut (tekanan uap) tinggi,      25-30 mm                                  2)   Kelembaban relatif 55-100%, biasanya di atas 73% j.      Gerakan udara               :  Lambat, terutama di daerah hutan rimba, bertambah cepat bila turun hujan, sampai kekuatan angin 6 atau lebih. Biasanya satu atau dua arah angin utama.

Ciri-ciri hutan tropis
Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut:
1.      pohon-pohonnya tinggi, rapat, dan berdaun lebat.
2.      Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan.
3.      Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan.
4.      Udara di sekitarnya sangat lembap.
5.      Terjadi di daerah curah hujan tinggi
6.      Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu tinggi, biasanya 80% atau lebih.
7.      Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.
8.      Lapis tajuk yang atas terdiri dari pohon-pohon yang muncul di antara lapis tajuk di bawahnya (kedua) dengan tinggi antara 45 – 60 m.
9.      Pohon pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan tidak teratur dengan sedikit susunan cabang.
10.  Lapis tajuk kedua merupakan kanopi utama yang umumnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang ramping dengan tinggi antara 30-40 m. 
11.  Lapisan tajuk di bawahnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat toleran, dengan batang yang ramping, tinggi dan tajuk yang kecil, terdapat banyak epifit pada cabang yang tinggi.
12.  Pada lantai hutan banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah seperti palem kecil, jenis-jenis bambu, rotan, paku-pakuan dan jenis-jenis lainnya, atau mungkin hampir tanpa tumbuhan bawah.

Ciri-ciri hutan hujan tropis curah hujannya sangat tinggi bahkan lebih dari 2.000 mm/tahun. Pohon-pohon utama di hutan ini memiliki ketinggian antara 20-40 m dengan cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun, mendapat sinar matahari yang cukup walaupun sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan, dan mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah atau di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung).

Ciri khas kondisi hutan hujan tropis di Indonesia
Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hutan-hutan lainnya. Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai 17.500 lebih pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Beragamnya tempat tumbuh dari hutan-hutan di Indonesia membuat Hutan tropis Indonesia mempunyai ciri khas yang khusus dibandingkan hutan di belahan bumi lainnya.
Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara nyata di lapangan, tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite.
Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini (Withmore, 1975).
Kondisi tanah hutan ini juga menunjukkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Aktivitas biologis tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut sekitar 80% terdapat pada top soil saja. Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang rapuh (fragile ecosystem), karena setiap komponen tidak bisa berdiri sendiri.

Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
A.  Zona Hutan Hujan Bawah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulau­pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea, Dryobalanops, danCotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut juga hutanDipterocarps. Selain spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.

B. Zona Hutan Hujan Tengah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum, ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.

Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium,dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota familiDipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl.

C. Zona Hutan Hujan Atas
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian daerah Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohonConifer (pohon berdaun jarum) genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, danPodocarpus. Di samping itu, mengandung juga spesies pohon Eugenia spp. danCalophyllum, sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga kelompok­kelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl.

Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
A. Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).

B. Hutan Muson Basah
Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun 1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.

C. Hutan Muson Kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.

D. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.

Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi
Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu. Contoh :
o   Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
o   Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea albida.
o   Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh Ebony atau kayu hitam.
o   Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa.

Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat tumbuh yang miskin hara.
a.      Hutan Mangrove
Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
b.      Hutan Gambut (Peak Forest)
Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.
c.   Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.

Stratifikasi dan formasi hutan hujan tropika
Di dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan seperti hutan, terjadi persaingan antara individu-individu dari suatu jenis atau berbagai jenis, jika mereka mempunyai kebutuhan yang sama, misalnya dalam hal hara mineral tanah, air, cahaya dan ruang.
Hutan hujan tropis terkenal karena adanya pelapisan atau stratifikasi. Ini berarti bahwa populasi campuran didalamnya disusun pada arah vertikal dengan jarak teratur secara tidak berkesinambungan. Meskipun ada beberapa keragaman yang perlu diperhatikan kemudian, hutan menampilkan tiga lapisan pohon yaitu lapisan atas (tingkat A) terdiri dari pepohonan setinggi 30-45 m dengan tajuk yang diskontinu, lapisan pepohonan kedua (tingkat B) terdiri dari pohon dengan tinggi sekitar 18-27 m dengan tajuk yang kontinu sehingga membentuk kanopi, lapisan pepohonan ketiga (tingkat C) terdiri dari pepohonan dengan tinggi sekitar 8-14 m cenderung membentuk lapisan yang rapat. Selain laisan pepohonan juga terdapat semak belukar yang tingginya kurang dari 10 m dan yang terakhir adalah lapisan terna yang terdiri dari tetumbuhan yang lebih kecil yang merupakan kecambah dari pepohonan yang lebih besar dari bagia atas atau spesies terna (Ewusie, 1980).
Soerianegara dan Indrawan (2005) menyatakan bahwa di dalam masyarakat hutan, sebagai akibat persaingan, jenis-jenis tertentu lebih berkuasa (dominan) dari jenis yang lain. Pohon-pohon tinggi dari stratum (lapisan) teratas mengalahkan pohon-pohon yang lebih rendah, merupakan pohon yang mencirikan masyarakat hutan yang bersangkutan. Hutan hujan tropika terkenal dengan stratifikasinya. Ini berarti bahwa populasi campuran di dalamnya tersusun secara vertikal dengan jarak teratur secara tidak berkesinambungan (Ewusie,1980).
Stratifikasi tajuk dalam hutan hujan misalnya sebagai berikut (Soerianegara dan Indrawan, 2005)
1.      Stratum A : Lapisan teratas, terdiri dari pohon-pohon yang tinggi totalnya 30 m keatas. Biasanya mempunyai tajuk diskontinu, batang pohon tinggi dan lurus, batang bebas cabang (clear bole) tinggi. Jenis-jenis pohon dari stratum ini pada waktu mudanya, tingkat semai hingga sapihan (seedling sampai sapling), perlu naungan sekedarnya, tetapi cukup untuk pertumbuhan selanjutnya perlu cahaya yang cukup banyak.
2.      Stratum B : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 20-30 m, tajuknya kontinu, batang pohon bisanya banyak bercabang, batang bebas cabang tidak terlalu tinggi. Jenis-jenis ppohon dari stratum ini kurang memerlukan cahaya atau tahan naungan (toleran).
3.      Stratum C : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20 m, tajuknya kontinu. Pohon-pohon dalam stratum ini rendah, kecil, banyak bercabang.
Di samping ketiga strata pohon tersebut terdapat pula strata perdu-semak dan tumbuh-tumbuhan penutup tanah, yaitu :
4.    Stratum D : Lapisan perdu dan semak. Tingginya 1-4 m.
5.    Stratum E : Lapisan tumbuh-tumbuhan penutup tanah (ground cover), tingginya 0-1 m.

Phisiognomi life form vegetasi hutan hujan tropika basah
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan. Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
·         Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
·         Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk (Coverage).
·         Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan.

a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
Kanopi
:
25 – 45 m
Tinggi pohon (emergent)
:
Khas, 60 – 80 m
Daun penumpu
:
Sering dijumpai
Elemen daun dominan
:
Mesophyl
Akar papan
:
Sering dijumpai dan sangat besar
Kauliflori
:
Sering dijumpai
Liana berkayu
:
Sering dijumpai
Liana pada batang
:
Sering dijumpai
Ephyphit
:
Sering dijumpai
b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan :
Kanopi
:
15 – 33 m
Tinggi pohon (emergent)
:
Sering tidak ada
Daun penumpu
:
Jarang dijumpai
Elemen daun dominan
:
Mesophyl
Akar papan
:
Jarang dijumpai dan kecil
Kauliflori
:
Jarang dijumpai
Liana berkayu
:
Jarang dijumpai
Liana pada batang
:
Sering dijumpai
Ephyphit
:
Sangat sering dijumpai
c. Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi :
Kanopi
:
2 - 18 m
Tinggi pohon (emergent)
:
Pada umumnya tidak ada
Daun penumpu
:
Sangat jarang dijumpai
Elemen daun dominan
:
Microphyl
Akar papan
:
Pada umumnya tidak ada
Kauliflori
:
Tidak ada
Liana berkayu
:
Tidak ada
Liana pada batang
:
Jarang dijumpai
Ephyphit
:
Sering dijumpai
Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan Tropis, hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun. Hutan hujan tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara dan Papua sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku bagian Selatan.


Flora dan Fauna Yang Hidup Di Hutan Hujan Tropis
Tumbuhan yang hidup di hutan hujan tropis mulai dari pohon besar yang tinggi menjulang sampai tumbuhan epifit. Hutan di Kalimantan misalnya, mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, Dan hewan-hewan seperti mamalia, reptilia, burung, dan serangga dengan beragam jenis yang tidak terhitung jumlahnya.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 KESIMPULAN
            Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.      Pengertian dan Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27" Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi.
2.      Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut: pohon-pohonnya tinggi, rapat, dan berdaun lebat., Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan, Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan, Udara di sekitarnya sangat lembap, Terjadi di daerah curah hujan tinggi,Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu tinggi, biasanya 80% atau lebih, Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.
3.      Phisiognomi life form vegetasi hutan hujan tropika basah. Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan.
4.      Stratifikasi dan formasi hutan hujan tropis dibagi menjadi stratum a, stratum b, stratum c, stratum d, stratum e, dan stratum f.


III.2 SARAN
            Sebaiknya diberikan format makalah untuk mempermudah dalam penyusunan makalah ini
.


DAFTAR PUSTAKA


Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia Jakarta.


Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan.  1990.  Pedoman dan Petunjuk Teknis  Pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Ditjen  Pengusahaan Hutan.  Departemen Kehutanan.  Jakarta.

Elias.  1999.  Bunga Rampai Pemanenan Kayu : Gagasan, Pemikiran dan Karya Tulis  Prof. Dr. Ir. Rahardjo S. Suparto.  IPB Press.  Bogor.

Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi.  Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.

Weidelt, H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk Supriyanto), Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.



 

0 comments:

Post a Comment