Popular Posts

Monday, June 20, 2016

Makalah Dekontaminasi

Makalah Dekontaminasi

Dekontaminasi mengacu pada penghancuran atau penghapusan mikroorganisme dari instrumen, bahan, permukaan tubuh, dll. Banyak substansi dan prosedur telah dikembangkan untuk mencapai tujuan ini. Hal ini ditekankan pada seluruh pihak yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan mikroorganisme. Paramedis, teknisi laboratorium, ilmuwan/peneliti yang berkecimpung dalam bidang ini hendaknya dapat memahami modus tindakan, tingkat aktivitas dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas prosedur dan substansi yang dimaksud.


http://faculty.ivytech.edu/~twmurphy/txt_202/disinfect.html 

Umumnya, dekontaminasi melibatkan subtansi fisik dan / atau kimia. Substansi fisik meliputi pemberian suhu yang tinggi, radiasi, filtrasi atau kavitasi gelombang suara. Substansi kimia merupakan zat-zat yang dapat memberikan reaksi langsung pada mikroorganisme dengan mengubah beberapa komponen molekul penting dari sel.

Mikroorganisme tidak seluruhnya dapat dipengaruhi oleh dekontaminasi fisik dan kimia. Kerentanan terhadap efek dari subtansi fisik dan kimia tergantung pada jenis mikroorganisme dan pada tahap apa dalam siklus hidup dari mikroorganisme tersebut terpapar substansi pendekontaminan. Pemahaman jenis mikroorganisme sangat diperlukan dalam pemilihan dan penerapan material dan prosedur yang digunakan untuk mendekontaminasi mikroorganisme tersebut.
1.      Endospora bakteri merupakan mikroorganisme yang paling resisten dari agen-agen pendekontaminan. Banyak bakteri yang ditemukan di dalam tanah mampu membentuk struktur ini. Mikroorganisme inidapat dengan mudah masuk ke dalam membran mukosa yang terbuka atau terdapat  selama prosedur bedah. Perlu material dan prosedur yang  sedemikian rupa untuk menghancurkan mikroorganisme ini.
2.      Mikroorganisme dengan resistensi moderat misalnya, kista protista, spora jamur seksual, serta beberapa virus yang memiliki kapsul ( virus enterik polio, Hepatitis A dan Hepatitis E), Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus dan anggota dari genus Pseudomonas.
3.      Mikroorganisme yang paling rentan terhadap agen-agen pendekontaminan termasuk sel vegetatif sebagian besar mikroba, virus (termasuk virus yang bertanggung jawab untuk AIDS dan Hepatitis B), dan spora jamur aseksual.
A.     Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam pengendalian pertumbuhan mikroba.
1.      Sterilisasi mengacu padakehancuranlengkap ataupenghapusansemua organismeyang terdapatdi dalam atau berada pada suatu zatyangdisterilkan. Tidak adaderajatsterilisasi: suatu bendaatau zatyangbaiksterilatau tidak. Prosedur sterilisasimelibatkan penggunaanpanas, radiasiatau bahan kimia, atau penghapusanfisiksel.
2.      Desinfeksi adalah menghancurkan atau meniadakan pertumbuhan mikroorganisme patogen pada benda mati atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia atau pengaruh fisika.
3.      Sanitasi mengacu pada setiap proses mekanis (penggosokan, penyiraman) yang mengurangi kehadiran mikroorganisme pada permukaan benda.
4.      Substansi mikrobisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membasmi mikroorganisme tertentu:
a.       Fungisida : bahan kimia yang digunakan untuk membasmi jamur.
b.      Bakterisida : bahan kimia yang digunakan untuk membasmi bakteri.
c.       Sporosida : bahan kimia yang digunakan untuk membasmi endospora.
d.      Virisida : bahan kimia yang digunakan untuk membasmi virus.
5.      Substansi mikrobiostatik merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme tertentu :
a.       Bakteriostatik : bahan kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
b.      Fungistatik : bahan kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan fungi.
6.      Antiseptik mengacu pada senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa. Dalam penerapannya dilaksanakan sesuai dengan teknik-teknik aseptik.
7.      Aseptik mengacu pada suatu metode dan prosedur-prosedur yang mensyaratkan suatu lingkungan bebas dari segala kontaminan yang bersifat patogen.
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi efektivitas substansi antimikroba. Ketika mencoba untuk mensterilkan, disinfeksi atau membersihkan permukaan dan dalam penerapan teknik aseptik, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan.
A.    Waktu paparan. Jumlah waktu yang digunakan mikroorganisme yang terkena pendekontaminan ( fisik atau kimia ) akan sangat mempengaruhi berapa banyak mikroorganisme yang mati. Waktu paparan yang singkat sering membunuh organisme yang paling rentan dan dengan demikian menyisakan  organisme yang lebih tahan . Hal ini dapat menjadi kontra produktif  bahwa organisme yang resisten terhadap waktyu paparan yang singkat tersebut akan muncul untuk mendominasi populasi seluruh mikroorganisme dan dengan cepat menggantikan organisme yang mati oleh paparan singkat .
B.     Jumlah populasi mikroorganisme. Jumlah mikroorganisme harus juga dipertimbangkan. Bahan yang sangat terkontaminasi akan memerlukan waktu dekontaminasi yang lebih lama untuk meniadakan semua bentuk mikroorganisme.
C.     Jenis mikroorganisme. Mikroorganisme yang berbeda akan memiliki kerentanan yang berbeda terhadap substansi antimikroba.
D.    Suhu, pH, dan Osmolaritas (konsentrasi zat terlarut). Beberapa agen antimikroba kehilangan efektivitasnya dalam kondisi lingkungan tertentu dan menjadi lebih efektif dalam kondisi lingkungan yang lain. Secara umum, suhu yang tinggi dapat memperngaruhi keefektifan agen antimikroba. tidak terdapat pernyataan yang dikemukakan tentang hubungan keefektifan antimikroba dalam kondisi  pH dan osmolaritas yang berbeda. beberapa agen antimikroba menjadi lebih efektif dalam kondisi pH yang rendah dibanding agen antimikroba yang lain.
E.     Konsentrasi agen antimikroba. Agen antimikroba akan lebih efektif bila berada pada batas konsentrasi tertentu.
F.      Milieu (terdapatnya zat lain (protein, pelarut) yang ada pada lingkungan ketika melakukan desinfeksi.Tingginya kadar protein akan mengganggu efektivitas zat kimiaatau mengurangi efektifitas  agen antimikroba fisik .

0 comments:

Post a Comment