Makalah Ekonomi Input Output
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ekonomi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas. Atau dengan kata lain, problema dasar dari Ekonomi adalah
bagaimana menggunakan semua sumber daya yang terbatas, untuk selanjutnya dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya. Permasalahan itu
kemudian menyebabkan kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang berasal dari produsen dan konsumen.
kemudian menyebabkan kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang berasal dari produsen dan konsumen.
Keberhasilan pengembangan
perekonomian
ternak harus memperhatikan tiga aspek penting. Ketiga
aspek tersebut adalah aspek teknis, ekonomi dan sosial. Dalam aspek ekonomi
selalu berhubungan dengan proses produksi. Sehingga diperlukan kaidah-kaidah
pemahaman mengenai prinsip ilmu ekonomi produksi peternakan.
Secara umum
produksi diartikan atau dirumuskan sebagai perbandingan antara keluaran (output)
dengan pemasukan (input). Sedangkan produktivitas sendiri menurut Ambar Teguh
Sulistiani dan Rosidah adalah “Menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa
besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi, dalam hal ini adalah
efisiensi dan efektivitas”. Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan produktivitas
adalah : “Perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika
produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi
(waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimanakah hubungan input dengan input?”
C.
Maksud dan Tujuan
Berdasarkan
perumusan masalah tersebut, maksud dan tujuan makalah ini adalah untuk memgetahui hubungan
input dengan input.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekonomi dan Besarnya Usahatani
Dalam usaha
meningkatkan hasil produksi total tidak hanya salah satu faktor produksi saja
yang di tambah tetapi sekaligus semua faktor prduksi di naikan dalam
perbandingan yang sama dua kali, tiga kali atau di tambah dengan masing-masing
50%. Dalam keadaan yang demikian maka kita tidak berbicara mengenai
hubungan-hubungan proporsi melainkan hubungan-hubungan skala (scale
relationship) yang berarti bahwa kini luas atau besarnya usaha tani di perbesar
dengan suatu pengali tertentu.
Terdapat tiga
pola hubungan antara
input dan output yang
umum digunakan dalam pendekatan pengambilan keputusan
usahatani yaitu:
1.
Hubungan antara
input-output, yang menunjukkan
pola hubungan penggunaan berbagai tingkat input
untuk menghasilkan tingkat
output tertentu (dieksposisikan
dalam konsep fungsi produksi)
2.
Hubungan antara input-input, yaitu variasi penggunaan kombinasi dua atau
lebih input untuk menghasilkan output tertentu (direpresentasikan pada konsep
isokuan dan isocost).
3.
Hubungan
antara output-output, yaitu variasi output yang dapat diperoleh dengan
menggunakan sejumlah input
tertentu (dijelaskan dalam
konsep kurva kemungkinan produksi
dan isorevenue)
Efisiensi skala produksi
Kalau semua
faktor produksi di tambah sekaligus maka hasil produksi akan naik. Ilmu ekonomi
produksi berminat untuk mempelajari apakah kenaikan hasil prduksi itu dengan
laju yang menaik, konstan atau menurun. Jika laju kenaikan itu menaik maka
peristiwa itu di sebut efisiensi skala produksi yang menaik (inereasing return
t scale) dan kalau efisiensi skala kenaikan hasil prduksi hanya sebanding atau
tetap sama dengan hasil sebelumnya maka ini berarti efisiensi skala prduksi
adalah tetap (konstant return t scale), sedangkan kalau kenaikan hasil prduksi
menurun disebut efisiensi skala prduksi yang menurun (decreasing return to
scale).
Dalam perusahaan-perusahaan
pertanian besar ini kita sering menemukan istilah tidak efisien karena terlalu
kecil dan untuk mencapai break-even-point (dimana biaya-biaya dapat di tutup
leh penghasilan-penghasilan) di katakana harus di produksi sejumlah hasil minimum
tertentu dengan faktor-faktor produksi minimum tertentu pula. Di dalam usaha
tani kecil prinsip demikian dapat di terapkan pada keperluan adanya koperasi
atau kerja sama di antara beberapa petani dalam menggunakan atau membeli
alat-alat produksi tertentu.
Efisiensi skala produksi ini tidak saja penting bagi petani perseorangan
atau kelompok petani dalam sebuah desa tetapi penting pula bagi bangsa secara
keseluruhan yang berkepentingan agar penggunaan sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki seluruh bangsa dapat di atur seefisien mungkin. Berhubungan erat
dengan masalah ini dalam pertanian adalah mengenai perbandingan efisiensi usaha
tani besar dan usaha tani kecil. Keuntungan dan kerugian masing-masing
sebenarnya tidak dapat di tentukan secara umum. Faktor terpenting yang sangat
menentukan adalah macam tanaman dan hasil pertanian atau peternakan yang
bersangkutan.
B. Fungsi
Produksi
Dalam teori ekonomi, setiap proses
produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi
produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik
atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan
jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan
harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara
matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3,
……….., Xn) ;
dimana :
X1, X2, X3, ……, Xn
: Berbagai faktor produksi (input) yang digunakan.
Fungsi ini masih bersifat umum,
karena hanya mampu menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari
faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan
penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor
produksi tersebut.
Untuk dapat memberikan penjelasan
kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang
spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX (fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 (fungsi kuadratis)
c) Y = aX1 bX2 cX3 d (fungsi Cobb-Douglas), dan
lain-lain.
Dalam teori ekonomi, sifat fungsi
produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut : “The Law of
Diminishing Returns” (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum
ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang
input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap
tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian
seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.
Di bawah ini
diberikan satu misal dengan angka-angka hipotetis untuk menunjukkan sifat
fungsi produksi seperti yang dinyatakan dalam “The Law of Diminishing
Returns”.
C. Hubungan Input dengan Input
Dalam
teori ekonomi input : PENJUAL INPUT ADALAH KONSUMEN. Sumbu horizontal teori
input adalah jumlah input variabel (Qx).
Bila persaingan sempurna (pps)
:
1.
MRPx = ΔTR /Δx (turunan
I)
2.
MRa = ΔTR /
Δa = Pa
3.
MPx = ΔTP
/Δx = ΔQa /Δx
4.
Px = ARCx = MRCx
Satu
input variable :
MRPx
= MPx *MRa = MPx *Pa
MRPx : marginal revenue produksi
input X
MPx : marjinal produksi input x
MRa : marjinal revenue output a
Pa : harga output a per unit
MRCx
: marjinal resource cost X
D.
Keseimbangan Input
Qa = f(x)
Qa : jumlah output a
x : input variabel
v Δ
π = 0
Δ x
v
Px = Pa MPx
Bila output
persaingan tidak sempurna (non-pps), input pps : Persaingan tidak sempurna =
monopoli, duopoli, monopolistis, monopsonistis dsb.
1.
Satu input variabel
Bentuk
kurva MRP miring dari kiri atas ke kanan bawah. Untuk pasar non-pps lebih tegak
daripada MRP pps. Lebih inelastis. Untuk menentukan tingkat penggunaan input
variabel X optimal, perlu diperhatikan juga bentuk kurva penawaran input X yang
ada di pasar. Berarti kurva S input = MRCx. Dan kurva MRPx = kurva permintaan
input x.
2.
Dua input variabel/lebih
Ada
efek output, efek substitusi, efek MRC dll. Dengan prinsip = pps.
E.
Bentuk-bentuk
Hubungan Input dengan Input
Ada 3 macam hubungan antara input dengan input jika
ditinjau dari segi daya subtitusi yaitu :
1.
Hubungan dengan daya subtitusi tetap
yaitu pertambahan satu satuan input yang satu menyebabkan pengurangan input
yang lain dalam sikma yang tetap sedang sikma produk yang dihasilkan tetap.
2.
Hubungan komplementer yaitu hubungan
antara dua input yang tidak bisa saling mengganti ke dua input itu harus saling
dikombinasikan dalam suatu perbandingan yang tetap (saling melengkapi).
3.
Hubungan dengan daya subtitusi
berkurang yaitu hubungan antara dua input dimana salah satu input dapat
mensubtitusi input yang lainnya dengan daya yang semakin berkurang.
Kreteria
biaya terendah dapat ditentukan dengan mengetahui syarat, yaitu syarat
keharusan dari KRV.ISO Produksi dan MRS X1 terhadap X2,
dimana MRS merupakan tingkat kemiringan (Slope) dari ISO Produk. Selanjutnya
yaitu syarat kecukupan dari MRS dari X1 terhadap X2 =
nisbah harga input X1 terhadap X2 menjadi Slope dari
ISO-COST.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam teori ekonomi, sifat fungsi
produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut : “The Law of
Diminishing Returns” (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum
ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang
input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap
tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian
seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.
B.
Saran
Seorang
petani atau harus memegang prinsip-prinsip ekonomi dalam pertanian atau
peternakan agar dalam usaha tani atau ternak dapat menguntungkan. Dalam usaha
tani atau ternak, seorang petani atau peternak sebaiknya mengalokasikan input
seefisien mungkin dan memperoleh produksi yang maksimal.
Dan dalam penulisan makalah ini
penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun penulisan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Gunawan. (2013, 09 21). makalah-produktifitas-kerja.
Nia.
(2011, November 27). hubungan-input-dengan-input.
Rumah Produksi. (2013,
Maret 26). contoh-makalah-teori-produksi.
0 comments:
Post a Comment