Popular Posts

Wednesday, April 27, 2016

Laporan Fotosintesis Praktikum

            
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis (Anwar, 1986).
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang fotosintesis ini. Disamping itu percobaan ini ingin membuktikan apakah benar atau tidak bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan glukosa dan dilepaskan oksigen. Oleh karena itu penulis ingin mendapatkan pemahaman terhadap hal tersebut dan mencoba melakukan percobaan fotosintesis (dalam hal ini percobaan Sachs dan Ingenhousz). Semoga laporan ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terhadap pertanyaan yang dikaji.

I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan fotosintesis ini yaitu:
a.    Percobaan Sachs untuk membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan glukosa
b.    Percobaan Ingenhousz untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Adapun waktu dan tempat percobaan ini yaitu
   Percobaan Sachs dan Ingenhousz dilaksanakan pada










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung darisenyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan guladan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasaldari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini: 6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + E Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dandapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yangterjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasiseluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lainakan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia (Rakasyadi, 2000)
Fotosintesis merupakan aktifitas fisiologis yang khusus dilakukan oleh organisme fotosintetik, terutama kelompok tumbuhan. Fotosintesis dapat diartikan suatu proses penyusunan zat karbohidrat dengan cahaya sebagai energinya. Hanya organisme yang mempunyai pigmen fotosintetik yang mempu melakukan fotosintesis, karena pigmen itulah yang mampu menangkap energy dari cahaya matahari. Zat organik yang disusun dalam fotosintesis ini adalah karbohidrat (Cn(H2O)n) yang berasal dari molekul CO2 dan H2O. Sebagai hasil sampingan adalah molekul O2 (Rasidin, 1990)
Proses fotosintesis dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :
6CO2 + 12H2O    cahaya      C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
cahaya yang dapat dipergunakan dalam fotosintesis ini mempunyai syarat kualitas (jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya) tertentu. Dalam kondisi normal, cahaya matahari memenuhi semua syarat itu, sehingga secara alami, cahaya matahari merupakan sumber energy bagi fotosintesis. Pigmen fotosintetik, sebagai penangkap energi cahaya matahari, berupa klorofil dan atau karotinoid (Anonim, 2010).
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut (Maryati dkk, 2006)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Anonim, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1994)
      
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat begantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air (Rakasyadi, 2000)
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof. (Anonim, 2002)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof (Wijaya, 2007).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof  (Kimball, 2002).
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an.  Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu.  Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air.  Namun, pada tahun 1727, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan (Wikipedia, 2012).
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar.  Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan (Salisbury, 1992).
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak".  Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya (Wikipedia, 2012).
Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis.  Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara.  Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air.  Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan seperti glukosa (Wikipedia, 2012).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan (Wikipedia, 2012) :
6CO2 + 6H2O  cahaya matahari + klorofil   C6H12O6 + 6O2 + Energi
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini.  Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.  Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang yang memerlukan cahaya dan reaksi gelap yang tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida (Wikipedia, 2012).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).  Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).  Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang (Wikipedia, 2012).
Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (Wikipedia, 2012).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis.  Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau yaitu kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta direspirasikan /dessimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga zat organik itu bisa digunakan untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome, 1990).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen (Anonim, 2002)
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan dan infeksi (Rasidin, 1990).



BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
Adapun alat- alat yang dipergunakan dalam percobaan ini meliputi: penjepit, gelas piala, kaki tiga, bunsen, tabung reaksi, dan corong.

III.2 Bahan
            Adapun bahan- bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini meliputi: tanaman berdaun lebar, dalam hal ini mempergunakan daun mangga (Mangifera indica), tanaman Hydrilla verticillata Hoyle, kertas timah (aluminium foil),  alkohol 95%, indikator  JKJ, air dan air panas

III.3 Cara Kerja
III.3.1 Percobaan Sachs
1.    Menutup sebagian dari permukaan daun mangga dengan menggunakan kertas timah (aluminium foil) dan menjepit rapat daun tersebut dengan menggunakan paper clip. Melakukan proses ini saat permukaan daun belum terkena sinar matahari (sebaiknya dilakukan sebelum jam 06.00 )
2.    Memetik daun percobaan tersebut dan memasukkan atau mencelupkan ke dalam air mendidih selama 15- 30 menit hingga daun tersebut menjadi layu
3.    Mengangkat daun tersebut menggunakan penjepit dan mencelupkannya kedalam alcohol mendidih selama 3 menit
4.    Mengangkat daun tersebut dan mencelupkannya kembali kedalam larutan JKJ selama 5 menit, selanjutnya mengangkat kembali daun tersebut dan membilasnya dengan menggunakan air yang mengalir agar sisa larutan JKJ hilang
5.    Mengamati perubahan warna pada daun  
a.    Memasukkan daun ke dalam air mendidih selama 15-30 menit
b.    Memasukkan daun ke dalam larutan alcohol selama 3 menit
c.    Memasukkan daun ke dalam indicator JKJ selama 5 menit

III.3.2 Percobaan Ingenhousz
1.    Mengisi gelas piala dengan air kemudian memasukkan Hydrilla verticillata ke dalamnya
2.    Memasukkan corong terbalik ke dalam gelas piala sedemikian rupa sehingga Hydrilla verticillata semuanya berada di bawah corong
3.    Menutup pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi terbalik yang berisi sejumlah air
4.    Menempatkan percobaan ini dibawah matahari dan mengamati gelembung- gelembung udara yang terbentuk di dasar tabung reaksi setiap 5 menit sekali






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV.1.1 Hasil percobaan Sachs
            Adapun  hasil percobaan yang diperoleh dari percobaan Sachs dapat dilihat pada table berikut:
Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_085434jgfd.jpg             Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\nn.jpg              Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_085504.jpg
(a)                                               (b)                                          (c)

Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_085722.jpg      Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_090431.jpg    Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_090607.jpg    Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_091013.jpg
            (d)                               (e)                    (f)                                (g)
         Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_091524.jpg        Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_092058.jpg       Description: E:\Foto\unhas\Kehutanan D\Lep Biologi\P_20150401_091639.jpg     
            (h)                                  (i)                               (j)
Keterangan :
(a)    Daun mangga yans telah ditutupi Kertas timah
(b)   Proses mendidihkan air
(c)    Memasukkan daun mangga ke dalam air yang telah mendidih
(d)   Daun mangga yang telah layu
(e)    Proses mendidihkan alkohol
(f)    Memesukkan daun mangga yang telah layu ke dalam alkohol yang telah mendidih untuk melarutkan klorofil
(g)   Daun mangga yang telah hilang klorofilnya
(h)   Memasukkan daun yang telah hilang klorofilnya kadalam cairan JKJ
(i)     Membilas daun dengan air yang mengalir hingga JKJnya hilang
(j)     Mengamati daun yang telah dibersihkan tadi.



IV.1.2 Hasil percobaan Ingenhousz
             Adapun  hasil percobaan yang diperoleh dari percobaan Ingenhousz dapat dilihat pada table berikut:
Waktu ( menit )
Jumlah Gelembung
Di dalam ruangan
Di luar ruangan
0 – 5
-
140
5 – 10
8
121
11 – 15
7
119
16 – 20
14
110
21 – 25
11
98
26 – 30
10
79


IV.2 Pembahasan
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Adapun persamaan reaksi fotosintesis yaitu (Wikipedia, 2012) :
6CO2 + 6H2O  cahaya matahari + klorofil   C6H12O6 + 6O2 + Energi
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).  
Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).  Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula.

IV.2.1 Percobaan Sachs
Percobaan Sachs bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam proses fotosintesis dihasilkan glukosa, dalam percobaan ini menggunakan daun mangga (Mangifera indica). Percobaan ini dimulai dengan membungkus daun mangga selama 6 hari (dibungkus sebelum jam 06.00). adapun warna pada daun tersebut setelah dibungkus menggunakan aluminium foil adalah berwarna hijau muda pada bagian yang tertutup sedangkan pada bagian yang terbuka berwarna hijau tua. Adapun tujuan membungkus daun mangga dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup tidak terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung
Kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam air panas selama 15-30 menit, hal ini bertujuan untuk mematikan/ membuat layu sel- sel pada daun. Setelah diangkat ternyata yang ditutup dengan aluminium foil berwarna hijau muda layu sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua layu.
Selanjutnya daun tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alkohol mendidih selama 3 menit, hal ini bertujuan agar klorofil pada daun dapat larut. Adapun perubahan warna pada daun setelah diangkat yaitu daun yang dibungkus berwarna hijau muda kekuningan sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua kekuningan
Selanjutnya daun kemudian dimasukkan kembali ke dalam larutan JKJ (Jodium, Kalium, Iodida) selama 5 menit yang berfungsi sebagai indikator untuk menentukan apakah pada daun terdapat amilum/ glukosa atau tidak. Dan setelah daun diangkat ternyata daun yang dibungkus dengan aluminium foil berubah warna kembali menjadi hijau muda kecoklatan, sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua agak kehitaman
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada daun yang dibungkus dengan kerta aluminium foil tidak mengandung glukosa/ amilum karena dalam hal ini tidak berlangsung proses fotosintesis karena tidak tersedia sinar matahari, sedangkan pada daun yang tidak dibungkus terlihat bahwa indikator JKJ menunjukkan adanya warna kehitaman, dalam hal ini menunjukkan akan adanya glukosa/ amilum pada daun yang tidak terbungkus.

IV.2.2 Percobaan Ingenhousz
Percobaan Ingenhousz bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam proses fotosintesis dilepaskan oksigen, hal itu ditunjukkan oleh munculnya gelembung- gelembung udara pada permukaan corong. Percobaan ini dimulai dengan membuat rangkaian percobaan Ingenhousz lalu meletakkannya di bawah sinar matahari, selanjutnya diamati jumlah gelembung yang muncul pada corong. Berdasarkan data percobaan di atas diperoleh data bahwa pada tanaman Hydrilla yang diletakkan di bawah corong mengalami kenaikan laju fotosintesis yang ditandai dengan makin bertambahnya gelembung-gelembung yang dihasilkan.
Yang mana pada menit 0 sampai dengan menit 20 belum nampak munculnya gelembung- gelembung udara. Namun, pada menit ke 21 sampai 25 mulai terlihat gelembung sebanyak 8 gelembung, lalu selanjutnya pada menit 26 sampai 30 terlihat 16 gelembung. Sedangkan pada menit ke 30 sampai 35 nampak 70 gelembung. Hal ini membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis memang dilepaskan oksigen.
















BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Pada percobaan fotosintesis ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1.    Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Adapun persamaan reaksi fotosintesis yaitu:
6CO2 + 6H2O  cahaya matahari + klorofil   C6H12O6 + 6O2 + Energi
2.    Dari hasil percobaan Sachs dapat disimpulkan bahwa  dalam proses fotosintesis dihasilkan glukosa/ amilum.
3.    Dari hasil percobaan Ingenhousz dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis dilepaskan oksigen.

V.2 Saran
Percobaan ini memerlukan pengamatan yang teliti dan harus benar-benar diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan gelembung udara yang dihasilkan dari proses fotosintesis, pengisian air ke dalam rangkaian alat sebaiknya dilakukan dengan cepat sehingga tidak ada udara di dalam tabung reaksi. Disamping itu, agar proses pembuktian adanya karbohidrat pada daun yang melakukan fotosintesis dapat berhasil maka diperlukan ketelitian saat membungkus daun mangga dengan aluminium foil agar daun betul- betul tidak mendapatkan cahaya matahari saat dibungkus.
DAFTAR PUSTAKA
                                                                                 
Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Malcome. B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.

Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Wikipedia, 2012. Fotosintesis. www.wikipedia.org/wiki. diakses pada tanggal


0 comments:

Post a Comment