Laporan Fotosintesis Praktikum
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh
tenaga dari cahaya matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan
cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila
diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal
dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang
dimakan oleh hewan tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu
reaksi kimia didalam daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya
matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis (Anwar,
1986).
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang
mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui
perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya
pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
baik faktor internal maupun faktor eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya
percobaan tentang fotosintesis ini. Disamping itu percobaan ini ingin
membuktikan apakah benar atau tidak bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan
glukosa dan dilepaskan oksigen. Oleh karena itu penulis ingin mendapatkan
pemahaman terhadap hal tersebut dan mencoba melakukan percobaan fotosintesis
(dalam hal ini percobaan Sachs dan Ingenhousz). Semoga laporan ini dapat
menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terhadap pertanyaan yang dikaji.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan fotosintesis ini yaitu:
a. Percobaan Sachs untuk membuktikan bahwa dalam proses
fotosintesis dihasilkan glukosa
b. Percobaan Ingenhousz untuk membuktikan bahwa proses
fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Adapun waktu dan tempat percobaan ini yaitu
Percobaan Sachs dan Ingenhousz dilaksanakan
pada
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh
makanan sebagai kebutuhan pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan
proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang
memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari
merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa
adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis,
hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan
cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari
(Dwidjoseputro, 1986).
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof
artinya dapat mensintesis makanan langsung darisenyawa anorganik. Tumbuhan
menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan guladan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasaldari
fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut
ini: 6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + E Glukosa dapat digunakan
untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dandapat pula digunakan
sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler
yangterjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi
pada respirasiseluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi,
gula (glukosa) dan senyawa lainakan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida, air, dan energi kimia (Rakasyadi, 2000)
Fotosintesis merupakan aktifitas fisiologis yang khusus
dilakukan oleh organisme fotosintetik, terutama kelompok tumbuhan. Fotosintesis
dapat diartikan suatu proses penyusunan zat karbohidrat dengan cahaya sebagai
energinya. Hanya organisme yang mempunyai pigmen fotosintetik yang mempu
melakukan fotosintesis, karena pigmen itulah yang mampu menangkap energy dari
cahaya matahari. Zat organik yang disusun dalam fotosintesis ini adalah
karbohidrat (Cn(H2O)n) yang berasal dari molekul CO2 dan
H2O. Sebagai hasil sampingan adalah molekul O2 (Rasidin,
1990)
Proses fotosintesis dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai
berikut :
6CO2 + 12H2O cahaya
C6H12O6 + 6O2 +
6H2O
cahaya yang dapat dipergunakan dalam fotosintesis ini
mempunyai syarat kualitas (jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya)
tertentu. Dalam kondisi normal, cahaya matahari memenuhi semua syarat itu,
sehingga secara alami, cahaya matahari merupakan sumber energy bagi
fotosintesis. Pigmen fotosintetik, sebagai penangkap energi cahaya matahari,
berupa klorofil dan atau karotinoid (Anonim, 2010).
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang
dan reaksi gelap. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen
lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya
menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi
yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam
serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Menurut Stone (2004),
air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan
O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung
dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide
phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas
, dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP
adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah
molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia
hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon
tersebut (Maryati dkk, 2006)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon
yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat
sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan
lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri
dari tiga monosakarida (Anonim, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh
makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut
harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang
terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan
cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak
akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1994)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan
energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam
molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya
sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat begantung seluruh kehidupan
adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke
dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan
(glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air (Rakasyadi, 2000)
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh
tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu
menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi
dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan
dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa
organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat
menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada
organisme autotrof. (Anonim, 2002)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas.
Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun
(klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman,
yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang
(spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane
tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil
a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah
dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap
fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap
cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan,
ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof (Wijaya, 2007).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon
yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat
sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan
lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri
dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis adalah suatu
proses biokimia
pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari
energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof (Kimball, 2002).
Fotosintesis merupakan
salah satu cara asimilasi karbon
karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi Cara lain
yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh
sejumlah bakteri belerang.
Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan
umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan
ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria
(sekarang bagian dari Belgia),
melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan
bertambah dari waktu ke waktu. Dari
penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena
pemberian air. Namun, pada tahun 1727, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti
ada faktor lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian
makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses
tertentu. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang
berlainan (Wikipedia, 2012).
Pada tahun 1771, Joseph Priestley,
seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan Inggris, menemukan bahwa ketika ia
menutup sebuah lilin
menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum
lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan
bila ia meletakkan tikus
dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua
percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah
"merusak" udara
dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa
udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh
tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples
tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan (Salisbury, 1992).
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz,
dokter kerajaan Austria,
mengulangi eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari
berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang
"rusak". Ia juga menemukan
bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu
menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah
kemungkinan meracuni penghuninya (Wikipedia, 2012).
Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis,
menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon
dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan
hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan
"pemulihan" udara. Ia
menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon
dioksida, tetapi juga oleh pemberian air.
Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil
menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan seperti
glukosa (Wikipedia, 2012).
Fotosistem ada dua macam, yaitu
fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh klorifil a dan
klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya
pada panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil
b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang
680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis
merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2
dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses
ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H
yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa.
Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan (Wikipedia, 2012) :
6CO2 + 6H2O cahaya matahari + klorofil C6H12O6
+ 6O2 + Energi
Tergantung pada
bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah
mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia
respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri,
2000).
Hingga sekarang
fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum
bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses
vital ini. Proses fotosintesis sangat
kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu
pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi
sendiri. Pada tumbuhan, organ utama
tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel
yang memiliki kloroplas
berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat
berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat)
biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya,
rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang yang memerlukan cahaya dan reaksi gelap yang tidak memerlukan cahaya
tetapi memerlukan karbon dioksida (Wikipedia, 2012).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap
terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan
oksigen (O2).
Sedangkan dalam reaksi gelap
terjadi seri reaksi siklik
yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).
Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi
terang (Wikipedia, 2012).
Pada proses reaksi gelap
tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa
yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi
matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan
tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang
yang berada pada kisaran cahaya tampak (Wikipedia, 2012).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa
fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan
daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut
direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan
bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan
adanya amilum (Malcome, 1990).
Pada uji Sachs ini
bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis. Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau
yaitu kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari udara untuk diubah
menjadi bahan organik serta direspirasikan /dessimilasi bahan organik dalam
tubuhnya sehingga zat organik itu bisa digunakan untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome,
1990).
Orang yang pertama kali menemukan
fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang
penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan
bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz
melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke
dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik
dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana
itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari
tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Jan Ingenhousz merupakan orang yang
pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis adalah Jan Ingenhousz
(1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam
bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan
diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu
diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari
tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah
diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis
menghasilkan oksigen (Anonim, 2002)
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk
efisiensi fotosintesis harus daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini
membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah
kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas
dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang
antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi
gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran
dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan
bawah melindungi daun dari pengeringan dan infeksi (Rasidin, 1990).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1 Alat
Adapun alat- alat yang dipergunakan dalam percobaan ini
meliputi: penjepit, gelas piala, kaki tiga, bunsen, tabung reaksi, dan corong.
III.2 Bahan
Adapun bahan- bahan yang
dipergunakan dalam percobaan ini meliputi: tanaman berdaun lebar, dalam hal ini
mempergunakan daun mangga (Mangifera
indica), tanaman Hydrilla
verticillata Hoyle, kertas timah (aluminium foil), alkohol 95%, indikator JKJ, air dan air panas
III.3 Cara Kerja
III.3.1
Percobaan Sachs
1. Menutup sebagian dari permukaan daun mangga dengan
menggunakan kertas timah (aluminium foil) dan menjepit rapat daun tersebut
dengan menggunakan paper clip. Melakukan proses ini saat permukaan daun belum
terkena sinar matahari (sebaiknya dilakukan sebelum jam 06.00 )
2. Memetik daun percobaan tersebut dan memasukkan atau
mencelupkan ke dalam air mendidih selama 15- 30 menit hingga daun tersebut
menjadi layu
3. Mengangkat daun tersebut menggunakan penjepit dan
mencelupkannya kedalam alcohol mendidih selama 3 menit
4. Mengangkat daun tersebut dan mencelupkannya kembali kedalam
larutan JKJ selama 5 menit, selanjutnya mengangkat kembali daun tersebut dan
membilasnya dengan menggunakan air yang mengalir agar sisa larutan JKJ hilang
5. Mengamati perubahan warna pada daun
a. Memasukkan daun ke dalam air mendidih selama 15-30 menit
b. Memasukkan daun ke dalam larutan alcohol selama 3 menit
c. Memasukkan daun ke dalam indicator JKJ selama 5 menit
III.3.2
Percobaan Ingenhousz
1. Mengisi gelas piala dengan air kemudian memasukkan Hydrilla verticillata ke dalamnya
2. Memasukkan corong terbalik ke dalam gelas piala sedemikian
rupa sehingga Hydrilla verticillata semuanya
berada di bawah corong
3. Menutup pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi
terbalik yang berisi sejumlah air
4. Menempatkan percobaan ini dibawah matahari dan mengamati
gelembung- gelembung udara yang terbentuk di dasar tabung reaksi setiap 5 menit
sekali
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Hasil
percobaan Sachs
Adapun hasil percobaan yang diperoleh dari percobaan
Sachs dapat dilihat pada table berikut:
(a) (b) (c)
(d) (e) (f) (g)
(h) (i) (j)
Keterangan
:
(a) Daun
mangga yans telah ditutupi Kertas timah
(b) Proses
mendidihkan air
(c) Memasukkan
daun mangga ke dalam air yang telah mendidih
(d) Daun
mangga yang telah layu
(e) Proses
mendidihkan alkohol
(f) Memesukkan
daun mangga yang telah layu ke dalam alkohol yang telah mendidih untuk
melarutkan klorofil
(g) Daun
mangga yang telah hilang klorofilnya
(h) Memasukkan
daun yang telah hilang klorofilnya kadalam cairan JKJ
(i) Membilas
daun dengan air yang mengalir hingga JKJnya hilang
(j) Mengamati
daun yang telah dibersihkan tadi.
IV.1.2 Hasil
percobaan Ingenhousz
Adapun hasil percobaan yang diperoleh dari percobaan
Ingenhousz dapat dilihat pada table berikut:
Waktu ( menit )
|
Jumlah Gelembung
|
|
Di dalam ruangan
|
Di luar ruangan
|
|
0 – 5
|
-
|
140
|
5 – 10
|
8
|
121
|
11 – 15
|
7
|
119
|
16 – 20
|
14
|
110
|
21 – 25
|
11
|
98
|
26 – 30
|
10
|
79
|
IV.2 Pembahasan
Fotosintesis adalah suatu
proses biokimia
pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Adapun persamaan reaksi fotosintesis yaitu (Wikipedia,
2012) :
6CO2 + 6H2O cahaya matahari + klorofil C6H12O6 +
6O2 + Energi
Pada dasarnya, rangkaian
reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang
(karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap
terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan
oksigen (O2).
Sedangkan dalam reaksi
gelap terjadi seri reaksi siklik
yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).
Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi
terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap
bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul
gula.
IV.2.1 Percobaan Sachs
Percobaan Sachs bertujuan untuk
membuktikan bahwa di dalam proses fotosintesis dihasilkan glukosa, dalam
percobaan ini menggunakan daun mangga (Mangifera
indica). Percobaan ini dimulai dengan membungkus daun mangga selama
6 hari (dibungkus sebelum jam 06.00). adapun warna pada daun tersebut setelah
dibungkus menggunakan aluminium foil adalah berwarna hijau muda pada bagian
yang tertutup sedangkan pada bagian yang terbuka berwarna hijau tua. Adapun
tujuan membungkus daun mangga dengan aluminium foil adalah agar daun yang
tertutup tidak terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat
berlangsung
Kemudian daun tersebut dimasukkan
kedalam air panas selama 15-30 menit, hal ini bertujuan untuk mematikan/
membuat layu sel- sel pada daun. Setelah diangkat ternyata yang ditutup dengan
aluminium foil berwarna hijau muda layu sedangkan yang tidak dibungkus berwarna
hijau tua layu.
Selanjutnya daun tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam alkohol mendidih selama 3 menit, hal ini bertujuan agar
klorofil pada daun dapat larut. Adapun perubahan warna pada daun setelah diangkat
yaitu daun yang dibungkus berwarna hijau muda kekuningan sedangkan yang tidak
dibungkus berwarna hijau tua kekuningan
Selanjutnya daun kemudian dimasukkan
kembali ke dalam larutan JKJ (Jodium, Kalium, Iodida) selama 5 menit yang
berfungsi sebagai indikator untuk menentukan apakah pada daun terdapat amilum/
glukosa atau tidak. Dan setelah daun diangkat ternyata daun yang dibungkus
dengan aluminium foil berubah warna kembali menjadi hijau muda kecoklatan,
sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua agak kehitaman
Dari hasil percobaan diatas dapat
disimpulkan bahwa pada daun yang dibungkus dengan kerta aluminium foil tidak
mengandung glukosa/ amilum karena dalam hal ini tidak berlangsung proses
fotosintesis karena tidak tersedia sinar matahari, sedangkan pada daun yang
tidak dibungkus terlihat bahwa indikator JKJ menunjukkan adanya warna
kehitaman, dalam hal ini menunjukkan akan adanya glukosa/ amilum pada daun yang
tidak terbungkus.
IV.2.2 Percobaan Ingenhousz
Percobaan Ingenhousz bertujuan untuk membuktikan bahwa di
dalam proses fotosintesis dilepaskan oksigen, hal itu ditunjukkan oleh
munculnya gelembung- gelembung udara pada permukaan corong. Percobaan ini
dimulai dengan membuat rangkaian percobaan Ingenhousz lalu meletakkannya di
bawah sinar matahari, selanjutnya diamati jumlah gelembung yang muncul pada
corong. Berdasarkan data percobaan di atas diperoleh data bahwa pada tanaman Hydrilla
yang diletakkan di bawah corong mengalami kenaikan laju fotosintesis yang
ditandai dengan makin bertambahnya gelembung-gelembung yang dihasilkan.
Yang mana pada menit 0 sampai dengan menit 20 belum nampak
munculnya gelembung- gelembung udara. Namun, pada menit ke 21 sampai 25 mulai
terlihat gelembung sebanyak 8 gelembung, lalu selanjutnya pada menit 26 sampai
30 terlihat 16 gelembung. Sedangkan pada menit ke 30 sampai 35 nampak 70
gelembung. Hal ini membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis memang
dilepaskan oksigen.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Pada percobaan fotosintesis ini dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu :
1.
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia
pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Adapun persamaan reaksi fotosintesis yaitu:
6CO2 + 6H2O cahaya matahari + klorofil C6H12O6 +
6O2 + Energi
2. Dari hasil percobaan Sachs dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan glukosa/
amilum.
3. Dari hasil percobaan Ingenhousz dapat disimpulkan bahwa
dalam proses fotosintesis dilepaskan oksigen.
V.2 Saran
Percobaan ini memerlukan pengamatan yang teliti dan harus
benar-benar diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan gelembung udara yang
dihasilkan dari proses fotosintesis, pengisian
air ke dalam rangkaian alat sebaiknya dilakukan dengan cepat sehingga tidak ada
udara di dalam tabung reaksi.
Disamping itu, agar proses pembuktian adanya karbohidrat pada daun yang
melakukan fotosintesis dapat berhasil maka diperlukan ketelitian saat
membungkus daun mangga dengan aluminium foil agar daun betul- betul tidak
mendapatkan cahaya matahari saat dibungkus.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Dwidjoseputro.
1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball,
J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball,
J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Malcome.
B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.
Simbolon,
Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri.
I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment